8

2.2K 157 2
                                    

🌺🌺🌺
Selamat Membaca

"Tin aku memang hamil, sudah lima bulan." Agustin menutup mulutnya, meski dia sudah tau kalau Lina hamil namun dia mendadak tidak percaya dengan jawaban Lina, manamungkin wanita se sholehah Lina bisa hamil di luar nikah.

"Siapa ayahnya Lin? Apa kamu di perkosa? Kamu di jebak?? Siap yang melakukannya Lina??" Sekarang gantian Agustin yang memeluk Lina dan menangis.

Mulut Lina mendadak kelu, dia bingung harus menjawab apa.

"Tin sebenarnya tujuh bulan yang lalu aku dinikahi seseorang secara siri, karena suatu hal." Namun dia tidak ingin di cap sebagai wanita jalang dan anak dalam kandungannya di anggap anak haram terpaksa Lina menceritakan pernikahan siri nya

"Siapa Na?? Siapa suamimu?? Kenapa kamu masih tinggal sendiri di apartemmu??" Agustin menatap tajam Lina dan memegangi pundak Lina dengan erat.

"Tolong Tin jangan tanyakan siapa suamiku, aku tidak bisa menyebutkan siapa suamiku." Mohon Lina sambai air mata berlinang seolah dia benar benar menemui jalan buntu.

"Tolong Tin, jangan desak aku... kamu pasti jijik denganku, karena aku butuh uang, sehingga aku rela menjadi istri siri." Putus Lina agar Agustin tidak semakin memojokkannya.
Tiba-tiba pandangan Lina menjadi buram dan dia tumbang, untung saja Agustin sigap memeluk tubuh lemas Lina.

Agustin berterikan memohon bantuan untuk mengankat Lina ke klinik. Untuk Rohit yang sengaja nguping de depan pintu toilet langsung masuk dan mengangkat Lina, Agustin mengikuti dari samping dengan khawatir dan perasaan bersalah.

***

"Lina sepertinya mengalami anemia, dan untuk tepatnya dia harus di tes darah di laborat rumah sakit, biar mengetahui kondisi persisnya HB dan juga kandungannya, disini hanya bisa mengecek detak jantung si bayi, di sini tidak ada alatnya untuk USG, jadi segeralah antar Lina ke RS, atau mungkin suaminya di telpon biar bisa menjemput Lina dan mengantarkannya ke RS". Papar dokter umum di klinik perusahaan. Agustin tambah cemas saat di minta dokter untuk menelpon suami Lina, padahal jelas Agustin tidak tau siapa suami Lina.

"Mungkin biar kami saja dok yang anter bu Lina ke RS, kalau menunggu suaminya akan kelamaan" kini Rohit yang menjawab, seseat Agustin memandang Rohit dengan pandangan heran, Rohit tau suaminya Lina?

Akhirnya Lina di bawa ke RS oleh Rohit dan di temani Agustin, Lina yang masih lemah kembli tidur di kursi samping pengemudi.

Sesampainya di RS Rohit mendaftarkan Lina di bagian administrasi sedang Agustin menemani Lina di UGD, namun Agustin di minta keluar, akhirnya dia keluar, Agustin melihat Rohit sedang menelpon seseorang.

"...."

"Iya pak, akhirnya kami bawa bu Lina ke RS"

"..."

"Saat ini sedang di periksa di UGD, karena poli Kandungan sudah tutup, ada lagi praktek nanti malam"

"..."

"Kalau tadi kata dokter di klinik, kandungannya baik-baik saja, hanya sepertinya bu Lina mengalami anemia, jadi harus di test HB di laborat, tapi saat ini masih melakukan pemeriksaan di UGD"

"..."

"Iya bapak, akan saya pesankan"

Rohit menutup sambungan telponya dan membuka aplikasi pesanan tiket penerbangan online. Karena khusuknya di menelpon sehingga mengabaikan bahwa ada sepasang mata menatapnya curiga.

"Pak Rohit, kamu mengenal suami Lina?" Tanya Agustin to the point. Dan membuat Rohit mendadak glagepan.

Untuk hari ini dikit dulu ya udah ngantuk

Gak maksa kasih bintang

30 Hari Untuk SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang