18 (S.2)

1.5K 110 2
                                    

💖💖💖
Selamat membaca

Di daratan Pulau jawa bernama Jakarta, di sebuah apartemen sepasang suami istri masih bergelung dalam satu selimut, perlahan sang suami terbangun dan menyalakan handphon yang ada di nakasnya, entahlah malam ini dia merasa tidurnya gelisah, merasakah sepertinya akan ada kejadian yang tidak mengenakakan akan terjadi. Sepasang suami istri tadi adalah Farhat dan Lina, masih bertelanjang dada sisa pergulatan semalam, Farhat bangun dan memunguti kaos dan celana boxer nya yang tergeletak tak berdaya di lantai, dia berdiri dan kembali duduk mengelus perut buncit istrinya yang sudah hampir tujuh bulan, dari kejadian di Cafetaria waktu itu Lina sudah tidak menyembunyikan keamilannya namun masih menyembunyikan identitas suaminya, bahkan pernah HRD meminta fotocopy surat nikah dan kartu keluarga, katanya untuk urusan pengajuan cuti hamil dan pengurusan asuransi kesehatan, hal tersebut tidak berani Lina sampaikan ke Farhat, Lina selalu beralasan suaminya di luar kota dan belum sempat mengurus KK dan soal surat nikah di bawa suaminya, dan bagi Lina itu bukan kebohongan karena memang surat nikah mereka di bawa Farhat, dan sampai saat ini entah sudah memiliki kartu keluarga atau belum karena pastilah yang mengurus semua itu juga Farhat Suami Lina.

"Aku akan menjadi seorang ayah, kalian prioritasku, tak akan kubiarkan siappun memisahkan kita, termasuk ayahku yang mengatas namakan tradisi dan kehormatan". Farhat bermonolog, kemudian mencium perut buncit Lina.

***

Senin pagi yang menyibukkan, pagi ini ada meeting untuk acara ulang tahun Perusahaan yang akan di sleggarakan akhir bulan ini, acara tersebut selalu ada fashion show  dari semua produk garment yang di buat oleh Seikh Apparel akan di pertunjukkan di acara tersebut. Persiapannya sudah mencapai tujuh puluh persen, setiap bagian mengirim satu orang untuk menjadi panitia, dan bagian planning yang di kirim adalah Lina, acara tersebut menggunkan karyawan dari Seikh Apparel sebagai model, dan tentunya untuk produk unggulan akan di bawakan Meli, dari EO meminta produk unggulan laki-laki di kenakan oleh direktur perusahaan sebagai sekaligus menutup acara. Dan untuk Lina sebenarnya Meli kurang setuju ikut dalam kepanitiaan ini, bentuk tubuhnya kurang sesuai untuk menjadi seorang model, namun dari EO nya gemas melihat body mungil Lina yang hamil, dan ingin menjadikan Lina sebagai model membawakan pakaian hamil yang casual, wajah Meli dan Farhat sama kurang setuju, kalau Meli alasannya takut dia merebut Farhat yang di klaim sebagai kekasihnya, sedang Farhat tidak ingin istri rahasianya di lihat bahanyak orang.

"Maaf saya kurang setuju kalau Lina menjadi model, saya rasa dia lebih baik menjadi host karena fashion yang di buat di Seikh Apparel tidak ada yang tertutup, sedang nona Herlina ini berbusana muslimah". Farhat kali ini bersuara, dan membuat Meli bahagia tanpa bersuara Lina sudah tergeser.

"Hemmmm.... Sebenarnya Mbak Herlina memiliki body yang Indonesia banget iconic dan kalau dia mengenakan midi dress vintage berwarna gelap di sertai long legin akan serta spatu booth akan nampak lebih menarik". Cory dari EO mengutarakan alasan kenapa Lina ingin di ikutkan dalam Fashion show ini.

"Maaf saya kurang setuju, silahkan cari model lain, saya tidak ingin beresiko menjadikan perempuan hamil yang sudah lebih dari enam bulan, kalau ada apa-apa aku aku akan menuntutmu." Farhat menegaskan penolakan Lina masuk kepanitiaan membuat Meli bertanya-tanya kenapa Farhat terlihat begitu menghawatirkan Lina.

Lina hanya tertunduk diam melihat suaminya memarahi EO. Akhirnya sang EO menyerah dan dia menjadi Host di Fashionshow karena memang Lina ahli dalam bidang berbicara di atas panggung.

Meli pun gerah dengan perhatian yang berlebihan yang di tunjukkan Farhat kepada Lina. Pikiran jahat Meli muncul lagi dan kali ini dia lebih gila, saat meeting sudah selesai Lina yang akan melangkah namun kaki kanan Meli sengaja sedikit di renggangkan sehingga Lina yang berjalan dia hampir terjatut tertelungkup, untung saja di depannya ada seorang yang berwajah mirip dengan Farhat, namun rambutnya sudah memutih.

"Hati-hati kamu nona kalau berjalan." Suara bariton seorang pria dengan bahasa Indonesia yang kurang fasih. Sesorang tadi memegang pundak Lina dan menatap Lina dengan pandangan intimidasi, dan di belakangnya ada perempuan India yang sangat anggun usianya kisaran limapuluh lima tahunan.

Deg

Lina terpaku melihat pria tersebut, bibirnya kelu, dan mendadak rasa badannya terasa dingin dan rasa panas menyapu kepala hinga berpusat di telinganya.

"Maaf Tuan saya tidak sengaja" sebisa mungkin Lina menormalkan diri, dan Farhat terperanjat melihat Lina yang hampir jatuh, dan lebih kagetnya lagi yang menolong Lina adalah Tuan Salman Mohammed Seikh ayahnya yang memberi kejutan luar biasa.

(Anggap mereka berbicara dengan bahasa Tamil ya Guys🤭😀)

"Ayah, ibu, kenapa tidak memberi kabar kalau akan kesini" Farhat langsung menyentuh kedua kaki orang tuanya sebagai penghormatan anak kepada orang tua.

"Paman, bibi salam" Meli langsung tidak membuang kesempatan menampakkan diri ke  orang tua Farhat, mencari muka di depan orang tua Farhat.

"Salam Meli, Tuhan berkati". Nyonya Bahiya menjawab dan memeluk Meli, memang Meli sudah mengenal baik keluarga Farhat, karena Meli sudah bekerja di Seikh Apparel sejak Tuan Salman yang meminpin.

Lina masih mematung menatap kehadiran mertuanya, dan kehangatan mereka, perlahan Lina mundur, dan saat itu Nyonya Bahiya menatap Lina penuh selidik.

"Kamu Herlina Farisha?" Tanya Nyonya Bahiya dengan senyum ramah

"Iii... Iya, saya Herlina Farisha" jawab Lina sembari menunduk, merasa takut beradu pandang dengannya.

"Apa kabar?? Apakah dia baik-baik saja?" Nyonya Bahiya menyentuh perut Lina penuh sayang.

"Berarti orang tua kak Farhat sudah mengetahui semuanya" batin Lina

"Dia baik, sangat baik" Lina masih dengan mode gugup dan mencoba kembali menormalkan detak jantungnya.

"Bisa kita ngobrol sebentar?" Tanya Nyonya Bahiya. Dan Lina menatap Farhat yang mengangguk setuju.

"Farhat, kamu sudah selesai meeting? Kalau begitu kita keruanganmu" Giliran Tuan Salman menyadarkan Farhat dari kepanikan dan Farhat mengangguk, kemudian menyerahkan meeting kepada Rohit asistennya dan Marisa sekretarisnya.

Meli tambah geram ketika Nyonya Bahiya mengajak Lina pergi menggunakan ruang meeting kecil di sebrang ruang meeting besar yang di gunakan untuk meeting Fashion Show.

Nah... Apa coba yang akan mereka bicarakan???

T
B
C

Jangan Lupa Vote ya

30 Hari Untuk SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang