Masih banyak typonya ....
Selamat membaca...
Tok...
Tok...
Tok.."Masuk..." Pintu terbuka dan menampilkan sosok wanita yang sangat Farhat benci, tangan Farhat mengepal dan giginya mengerat.
"Farhat, Lina, selamat ya atas kelahiran putra kalian, aku juga mau minta maaf kepada kalian? Aku sangat menyesali tindakkanku kepadamu Lina." Meli to the point menyampaikan alasan kedatangannya.
"Mbak Mel... Aku sudah memaafkanmu, mungkin ini sudah takdir, dan akupun sudah mengikhlasakan salah satu putraku diambil kembali oleh Sang Khalik" Lina menunduk dan berlinang air mata, meski mengatakan ikhlas seorang ibu pasti sedih ketika mengingat bayi yang dia lahir kan belum sempat melihatnya namun sudh di kebumikan.
"Lina... Kamu sudah tau...???" Farhat lirih menatap Lina yang ternyata sudah tau kalau salah satu putranya meninggal.
"Awal kehamilanku dokter melakukan USG dan jelas terlihat kalau bayi kita kembar kak. Namun saat lahir sebelum aku pingsan aku juga tau ada dua bayi yang aku lahirkan, namun saat ini hanya satu putraku yang ada di sampingku, berarti dia sudah pergi. Dan demi ketenangan dan kebahagiaan putraku, aku mengikhlaskan semuanya, termasuk mengikhlaskan kejadian yang menimpa kami, mbak Mel orang baik, aku yakin ada alasan kenapa mbak Mel bersikap demikian padaku" jawaban Lina membuat Meli dan Farhat tercengang, begitu pandai Lina menata emosinya, padahal jelas dia saat ini di atas angin, bisa saja menuntut Meli ke polisi karena tindakan penganiaayaan, namun dia memilih mengikhlaskan.
"Sekarang aku tau Lina, kenapa Farhat memilihmu, dan mencintaimu, karen kau wanita yang sangat baik dan tulus, tolong beri hukuman padaku Lina, agar aku bisa menjalani hidupku dengan tenang" Meli merengkuh tangan Lina.
"Jadilah orang baik mbak Mel, kepada siapa saja tetaplah baik, itu hukuman yang ku berikan kepada kamu mbak Mel". Lina tersenyum sembari menggengam tangan Lina.
"Iya Lina... Aku akan berubah, hukumanmu pasti akan kujalani seumur hidupku."
Farhat tidak habis fikir dengan istrinya begitu mudah memaafkan, untung saja yang di temui adalah Meli, wanita yang sangat konsisten dengan ucapannya, dia pasti akan menjalani hukumannya.
***
Setelah dokter melakukan observasi ke Lina, akhirnya setelah dua hari semenjak Lina bangun dari koma nya, dia di ijinkan pulang, mereka tidak pulang ke apartemnya dulu melainkan di sebuah rumah yang cukup besar berada di perumahan elit, di rumah mereka sudah di sambut oleh keluarga besar Seikh, dan Anita, wanita cantik yang sedang hamil dengan paras khas India tersenyum bahagia melihat Farhat yang tangan kirinya merangkul Lina, dan tangan kanannya menggendong putranya."Selamat datang Lina...."nyonya Bahiya memeluk Lina dengan sayang, dan mengambil Rayyan dari gendongan Farhat.
"Terimakasih Tuhan kau kembalikan menantu kami". Tuan Salman memeluk Lina.
"Lina, Farhat... Selamat ya... Kalian sudah menjadi orang tua". Kini Anita mendekat ke mereka dengan pandangan bahagia, beban kesalahannya seolah terbayar lunas dengan melihat kebahagian Farhat.
"Anda bu Anita??" Lina membeo
"Jangan panggil Bu, aku bukan ibu kamu, panggilah aku kakak, karena mulai sekarang kamu adalah adikku." Anita meraih tibuh Lina dan memeluknya.
"Terimakasih kakak, mau menganggapku adik" Lina menangis merasa kebahagiaan yang luar biasa sedang datang bertubi-tubi ke pangkuannya.
***
Karena keadaan Lina yang waktu itu menghawatirkan, dan Farhat tidak bisa jauh dari Lina, acara ulang tahun Seikh Apparel di tunda, di bulan depan, Meli kembali bekerja di Seikh Apparel, dia membuktikan dia bisa menjadi orang baik, dia sangat malu dengan pribadinya yang arogan dan sering merendahkan orang lain, faktanya kini orang yang dia rendahkan berada jauh di atasnya dan memberi kesempatan dia untuk menjadi baik, Meli berhijrah sekarang mengenakan pakaian muslimah, sedang Marisa dia masih sama menjadi pengobral berita, dan atas rekomendasi paman Madan yang paham tabiat sekretaris keponakannya itu, dia nggantikan sekretaris Farhat dengan Sanjay, pria dari India yang dulu menjadi asisten ayahnya Farhat, Marisa di pindah bagian menjadi sekretaris paman Madan, habislah Marisa bakal di kerjai oleh sikap dingin paman Madan si perjaka tua, dan fakta lain bahwa istri Farhat adalah Lina sudah di ketahui semua karyawan saat pemakaman putra kedua Farhat, banyak karyawan yang datang bertilawat, banyak yang tidak percaya bahwa ternyata suami misterus Lina, yang banyak orang berfikir Lina hamil tanpa suami, ternya kehamilannya adalah dengan bos mereka, dan bahkan mereka sudah menikah tanpa mereka ketahui.Tamat
Terimkasih sudah mengikuti kisah Lina dan Farhat sampai akhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Hari Untuk Selamanya
Cerita PendekEND Judul berubah awalnya Suami 30 Hari, aku ganti menjadi 30 Hari Untuk Selamanya Yahhh begini ceritanya..... "Pak... Maaf say belum bisa mengembalikan uang perusahaan, saya mohon perpanjangan waktu." Pinta Lina ke bos saat jatuh tempo saat yang di...