2

2.8K 161 0
                                    

🌺🌺🌺
Selamat membaca

Sesampainya Lina di ruangkerjanya dia menumpahkan kekesalannya dengan menangis menempelkan dahinya di meja kerjanya, sangat sakit dan sangat bikin pusing kepala. Kenapa tadi dia tidak menawarkan jalur hukum, lebih baik di penjara dari pada menjadi teman tidur bosnya yang sudah ber istri, yang usia sudah terpaut delapan tahun.

"Na... Kamu kenapa?? Big Bos marah besar ya tadi??" Tanya Agustin saat masuk keruangan kerjanya dan melihat temannya meringkuk di mejakerjanya dengan badan bergetar karena menangis.

"Tin... Tolong aku, aku harus ganti uang perusahaan sebesar duaratus empat puluh lima juta, padahal kamu tau sendiri Tin, kalau aku sebatang kara, dari panti, aku aja kuliah sambil kerja karena memang aku orang gak punya, tapi karena kesalahan yang tidak aku sengaja, aku harus mengganti itu, paling lambat akhir bulan Tin". Sambil berderai air mata Lina menjelaskan ke Agustin yang melongo mendengar tuturan dari Lina.

"Duh Lin... Kamu juga tau kan gimana aku, uang sebanyak itu aku dapet dari mana, lagian tabunganku hanya cukup untuk lahiran si ini" jawab Agustin sambil menunjuk perut buncitnya.

"Iya Tin... Maaf... Makasih udah mau mendengarkan keluhanku" Lina putus harapan.
Haruskah dia menerim tawaran sang Bos, tapi iman dan keyakinannya menolak keras. Aku punya Allah... Itu bisik hati Lina ketika mensugerti dirinya semua akan baik baik saja.

***
Sebulan kemudian

"Saya terima nikah dan kawinnya Herlina Farisha Binti Muhamad dengan mas kawin seperangkat alat sholat di bayar tunai" Farhat sangat tegas dengan satu kali tarikan nafas sudah selesai melafalkan ijab kabulnya.

"Sah..."
"Sah..."

San saat ini Lina sah menjadi istri Farhat secara agama Islam. Bagaimana kok bisa mereka menikah???

Yahhh begini ceritanya.....
"Pak... Maaf saya belum bisa mengembalikan uang perusahaan, saya mohon perpanjangan waktu." Pinta Lina ke bos saat jatuh tempo saat yang di tentukan Lina belum bisa melunasi.

"Berarti kamu siap kan menjadi teman tidurku?" Wajah Farhat sedikit berbinar dengan senyum menyeringai ke ara Lina.

"Pak, saya bersedia dengan syarat, bapak menikahi saya" dengan berderai air mata Lina menyampaikan syarat.

"Kamu pikir aku laki-laki pezina?? Meskipun istriku berada di India, aku sama sekali belum pernah menyentuh wanita lain . Kalau kamu bersedia kamu akan aku nikahi secara agama, kebetulan kita punya keyakinan yang sama" jawaban Farhat membuat lega Lina, dan Lina gadis sejuta impian moderen dan harus berakhir menjadi istri kedua yang di nikahi secara siri

"Dan tambahan lagi, tidak ada yang boleh tau pernikahan kita selain kita, pamanku dan juga Rohit asistenku, aku akan membuat aturan, ya semacam kontrak di pernikahan kita" tegas Farhat ke Lina, yang menegaskan bahwa Lina tidak punya hak atas pernikahan ini.

Gitu dech mengapa mereka menikah, pernikahan tersebut di adakan di apartemen mewah Farhat. Lina juga sudah menandatangani kontrak nikahnya dengan Farhat, bahwa pernikahan hanya di laksanakan sebulan, kewajiban Farhat menafkahi lahir batin, dan Lina melaksanakan kewajiban sebagai istri termasuk urusan ranjang, dan apa bila terjadi hal lain setelah pernikahan sudah bukan urusan pihak pertama yaitu Farhat. Dengan kata lain kalau Lina sampai hamil Farhat tidak akan bertanggung jawab.

Setelah usai dengan pernikahan mereka, yang di lanjutkan makan malam, kemudian penghulu, pamannya Farhat dan Rohit si asisten meninggalkan unit Farhat menyisakan Lina dengan ketakutannya.

"Lina mari kutunjukan kamar kita" Farhat menarik tangan kanan Lina di gandenganya tangan lina ke arah pintu berwarna coklat tua, kamar yang cukup luas, bernuansa abu-abu putih, dan tak ada foto istri Farhat di kamarnya. Dan membuat Lina lega tidak merasa bersalah, karena telah merebut suami orang. Ya... Lina melabel dirinya sebagai pelakor, mana ada coba wanita berbagi suami dengan wanita lain.

"Kamu mandilah, setelah itu kita sholat Isya' berjamaah, aku tunggu". Suara Farhat membuyarkan lamunan Lina, Lina berjalan ke arah kamarmandi di kamarnya

Tiga puluh menit berikutnya Lina keluar dari kamar mandi dengan mengenakan piama panjang, dan memakai jilbab instannya. Lina belum berani untuk melepas jilbabnya di depan lelaki meski kini sudah sah menjadi suaminya.

Mereka melaksanakan sholat Isya' berjamaah, Lina baru sadar ternyata laki-laki yang sekarang menjadi suaminya adalah laki-laki yang sangat taat, sangat berbanding terbalik dengan penilaian Lina sebulan yang lalu.

Sang suami nampak lebih tampan dengan baju serba putih, dan pahatan wajah sisa setelah di cukur jambangnya menambah kesan manly. (Kalau di imajinasiku mirip Abi Sech Bachan)

Farhat mendekat ke arah Lina yang mematung di depan Farhat menariknya dan mendudukkan Lina di atas tempat tidurnya. Farhat mengecup lembut kening Lina, wanita yang awalnya hanya sekedar gertakan agar menganti kerugian perusahaan malah berkahir menjadi iatrinya dan menghianati Anita istrinya yang belum pernah di sentuhnya, Anita adalah istri Farhat yang ada di India, yang menikah karena perjodohan, dan Anita telah memiliki kekasih, Farhat tau semua dan pernikahan dengan Anita hanya di atas kertas sampai orang tua Anita luluh dengan pilihan Anita.

Kembali ke Lina dan Farhat yang, sudah melepaskan semua pakaiannya dan siap dengan ibadah berikutnya.

Tidak ada satu jam Lina tidur, karena suami Indianya itu tidak punya ampun sama sekali, meski tau ini pengalaman Lina yang pertama namun dia seolah tidak mau tau dengan kondisi Lina yang ampun ampun, dengan tertatih tatih Lina membersihkan diri dikamar mandi setelah itu menunaikan ibadah sholat subuh. Tak lama kemudia sang suami terbangun, sungguh pemandangan yang indah, Farhat masih duduk di kasurnya dan selimut masih menutupi senjata pusakanya bertelanjang dada, dada bidang yang di penuhi bulu yang berjejer lurus membentuk garis hingga ke perutnya yang seperti roti sobek, dengan rambut yang acak-acakan melihat istrinya yang sedang sholat sambil senyum senyum, mengingat kegilaan yabg dia buat tadi malam.


Bersambung

30 Hari Untuk SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang