13 (season 2)

2.1K 132 2
                                    

Hai... Hai...hai.... Assalamualaikum....
Lina dan Farhat hadir lagi.
Ini bukan ekstra part ya tapi season 2

Selamat menikmati
😁😘🥰😍

Lina sudah keluar dari RS, dan kembali tinggal di apartemen Farhat, mereka sudah mengesahkan pernikahan mereka secara hukum dan agama, namun sampai saat ini Lina belum mau pernikahan mereka di ketahui banyak orang, karena Lina takut dengan pemikiran banyak orang kalau Lina adalah perebut suami orang, kekhawatiran lain keluarga Farhat belum mengetahui pernikahan mereka, apakah mampu Farhat kembali mengecewakan orang tuanya setelah kegagalan pernikahannya dengan Anita, dan kini malah menikahi dengan wanita yang bisa di sebut kasta Sudra kalau di India.

"Lina kamu masih kerja??" Tanya Agustin saat melihat Lina memasuki ruang kerjanya setelah dua minggu tidak masuk kerja.

"Iya lah Tin, sebagai atasanku, apakah kamu sudah menerima pengunduran diriku?" Lina balik tanya sembari menaruh tasnya di meja dan mulai duduk manis menunggu bel masuk.

"Ya bukan itu, sekarang kan kamu adalah nyony..." Belum selesai bicara Lina sudah menutup mulut Agustin

"Hussst... Jangan keras-keras, selain kamu, paman Madan dan Rohit tidak ada yang tau pernikahan kami. Jadi tolong bantu aku merahasiakan kalau aku istrinya pak Farhat ya?" Agustin heran dengan Lina, kenapa dia merahasiakan pernikahan mereka yang sekarang jelas sudah sah secara Agama dan Negara.

"Emang kenapa Na? Kamu harusnya bangga dong punya suami tampan mirip artis Bollywood, tajir lagi kurang apa sih Na? Gak bangga gitu jadi Nyonya Seikh?" Tanya Agusti dengan senyum penuh selidik.

"Tin, kamu gak tau rumah tangga kami masih banyak PR, sampai saat ini orang tua kak Farhat belum tau pernikahan kami". Lina tertunduk lesu ketika menuturkan masih ada hal besar yang akan mereka hadapi, namun Agustin tertawa geli ketika mendengan Lina memanggil Farhat dengan panggilan Kak.

"Na, kamu tadi bilang pak Farhat dengan sebutan Kak....?? Wakakkaka... Kak Farhat wakakakak..."Agustin tertawa terpingkal pingkal sampai matanya ber air, orang yang biasanya dingin dan kaku di panggil dengan kak, membayangkan Lina bermanja-manja dengan Farhat aja udah geli apa lagi membayangkan Lina memanggil kak, mendadak Agustin berhalu sampai mengabaikan ada sesorang di belakangnya sedang bersedekap menunggu Agustin berhenti tertawa geli, Lina sudah berusaha mengcode agar Agsutin berhenti tertawa.

"Kheemmmm " . deheman pria India dengan suara baritonnya, membuat seketika Agustin mematung dan perlahan membalik kebelakang dan menampilkan senyum di buat buat dan tentunya senyum nya penuh ketakutan, pasalnya seseorang yang ada di halunya dan sedang di tertawakan ada di belakangnya.

"Eh pak Farhat.... Ada apa pak?? Apa ini sudah jam kerja ya?". Tanya Agustin tanpa dosa sambil tersenyum salah tingkah, sedang Lina gantian geli melihat temannya yang salah tingkah.

"Belum Agustin, tapi bukan berarti kamu di perbolehkan tertawa keras di ruangan kerjamu." Sarkas Farhat yang seketika membuat Agustin tertunduk malu.

"Lina, ini tadi bekalmu ketinggalan di mobil, kenapa kamu nyelong keluar dari mobil tanpa..." Farhat menghentikan ucapannya dan melirik Agustin yang sepertinya menikmati tontonan bos dan istrinya.

"Ah sudah lah, besok lagi jangan langsung lari ingat kamu sedang hamil, jangan lupa susunya di minum , dan kamu Agustin jangan memberi pekerjaan berat kepada Lina." Farhat mendekat ke arah Lina dna di depan Agustin Farhat mencium kening Lina

"Nanti makan siang di ruanganku ya, aku pesankan makan siang." Farhat bergegas pergi meninggalkan Lina dengan pipi tomatnya dan Agustin dengan mulut mengaga melihat tikah absurd dari sang bos yang kasmaran.

"Duh... Aku serasa jadi obat nyamuk dech Na.... Nak bagi cerita dong gimana bikinnya ini, pak Farhat hot gak?? Punya orang India itunya gede gak??" Agustin membrondong pertanyaan ke Lina sambil menunjuk perut Lina yang sudah lima bulan. Lina sangat pandai dalam memilih pakaian sehinga mampu mengkamuflase kehamilannya menjadi seperti badan Lina lebih berisi tapi tidak seperti perempuan hamil.

"Apaan sih Tin, kayak gak punya laki aja kamu, kepo dengan laki orang, kalau aku bilang gede dan hot, emang mas Bayu mau kamu tuker sama polisi India?"Lina berlalu meninggalkan Agustin dan membawa cangkir dari laci mejanya untuk mengambil minum di pantri

Di Pantri Lina ketemu dengan Marisa si secretaris dan Meli seorang Manager PIC, Meli adalah wanita yang cantik bak model kulit putih body yang proposional sebagai wanita, hidung mancung kalau artis dia mirip Tamara Bleszynski waktu muda, dan cukup dekat dengan Big Bos Farhat, bahkan Marisa yang menjadi teman dekat Meli sering memojokan Meli dengan Farhat, dan parahnya Meli tersipu, padahal jelas pak Farhat sepengetahuan mereka waktu itu masih menikah dengan Anita, namun sekarang mereka sudah tau Farhat Sudah bercerai, dan menganggap Farhat Billioner Duren dan pasti Marisa makin menjodoh-jodohkan dengan Meli si mbak yang sok cool dan sok paling cantik, ya emang cantik sih Lina yang mungil hanya se pundaknya Meli.

"Mel, pak Farhat udah balik tu dari India, kamu dapet oleh-oleh apa?? Scara kamu kan wanita paling dekat dengan pak Farhat.??" Tanya Marisa sambil melirik Meli yang senyum senyum tak jelas.

"Aku belum ketemu Farhat Ris, entar aku keruangannya mau nagih TaJ Mahal ma dia" jawab Meli kepedean, ya Meli satu satunya pegawai yang memanggil pak Farhat dengan panggilan nama, karena Meli adalah manusia paling berjasa dalam membantu Farhat untuk bisa beradaptasi di peradaban Indonesia, Meli yang pandai berbahasa Tamil menjadi penerjemah Farhat dan mengajari Farhat bahasa Indonesia, dari kedekatan itu membuat Meli gede rasa bahwa tanpa ada Meli Farhat tidak bisa apa-apa, bahkan sering kali Meli bersikap seperti pemilik perusahaan.

Lina cukup geram dan di bakar api cemburu mendengan penuturan Meli yang katanya mau nagih Taj Mahal, istrinya aja tidak di belikan apa-apa dari India. Keberadaan Lina sama sekali tidak berpengaruh dengan gibah mereka.

Tiba-tiba Marisa clingak-clinguk dan seolah olah mencari sesorang dan dirasa aman dia membisikan kata-kata ke Meli dan masih bisa di dengar oleh Lina.

"Mel, kamu tau gak kenapa pak Farhat sampai lama ke India??" Tanya Marisa.

"Ada urusan denga perusahaannya di Mumbai?" Jawab Meli sambil mengaduk secangkir coklat panas.

"Bukan.... Itu hanya alibi, sebenarnya pak Farhat ngurus perceraiannya dengan bu Anita?" Sontak Meli melebarkan matanya dan tersenyum bahagia seolah menang lotre, Lina yang mendengarnya hanya geleng-geleng, suaminya menjadi bahan gibahan, ingin rasanya menampar mulut lemes Marisa namun, mereka belum tau kalau Lina adalah istrinya Farhat, kalau sampai berbuat nekat Lina takut resikonya pernikahan mereka terbongkar, dan Lina belum siap mengahadapi Netizen yang seperti Meli dan Marisa, pastilah Lina di sebut sebagai pelakor.

"Waaaww... Duren.... Duh aku harus menyiapkan diri menjadi nyonya Seikh dong Ris?" Lina semakin geram sehingga tak sengaja cangkir yang di pegang Lina jatuh dan air panas yang ada di cangkir menumpahi kaki Lina.

Bersambung

Hehehe... Gak jadi tamat ya....

Tapi jangan lupa ya kasih vote biar lebih semangat nulisnya


30 Hari Untuk SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang