14 (S2)

1.8K 111 2
                                    

Warning typo bertebaran...
Bagi yang berkenan bantu mengoreksi ya 😘😘😘

Selamat membaca 😍🥰😘


"Waaaww... Duren.... Duh aku harus menyiapkan diri menjadi nyonya Seikh dong Ris?" Lina semakin geram sehingga tak sengaja cangkir yang di pegang Lina jatuh dan air panas yang ada di cangkir menumpahi kaki Lina.

"Aaaauuuuuu, panasss" Teriak Lina sembari mengangkat kaki kirinya yang tersiram air panas.

"Lina.... " Teriak Marisa dan Meli bersamaan yang baru menyadari keberadaan Lina, karena terlalu asyik menggibah.

"Kok bisa sih Lin... Kamu gak hati-hati sih, ayuk tak anter ke klinik". Siapa lagi kalau bukan Marisa yang menolong Lina, mana mungkin seorang Meli akan peduli dengan manusia yang berbeda ras seperti Lina.

Marisa memapah Lina yang berjalan tertatih-tatih.

"Maaf mbak, jadi merepotkan, saya gak sengaja menjatuhkan secangkir susu panas dan naasnya jatuhnya di atas kakiku mbak". Susu panas mengguyur 80% tempurung kaki kanannya. Perih, panas dan lengket itu yang di rasakan Lina.

Masih perjalanan tertatih menuju klinik mereka bertemu dengan Farhat yang dengan muka kaget melihat istrinya yang berjalan tertatih di papah Marisa.

"Lina, kamu kenapa?" Farhat dengan panik bertanya.

"Tadi kaki Lina terguyur susu panas pak" Marisa langung menjawab pertanyaan Farhat, dan bagi Farhat itu hal biasa di lakukan Marisa menjadi jubir semua pegawai kecuali Meli.

"Sekarang ku antar ke RS ya?". Titah Farhat yang tidak ingin terjadi apa-apa dengan istrinya.

"Sepertinya tidak perlu pak, ini luka ringan, lagian di klinik juga ada dokter." Lagi-lagi si Sekretaris multitalenta itu menyambar jawaban yang harusnya di jawab Lina, beberapa kali Lina hanya membuka mulut tanpa sempat mengeluarkan suaranya karena di dahului Marisa.

"Marisa... Aku tanyanya dengan Lina, kenapa dari tadi kamu terus yang jawab!!" Dan kali ini Marisa hanya memamerkan deretan giginya setengah malu.

"Gak usah pak, ini luka ringan, nanti di beri obat pasti sem..... Aaauuuh." Belum sempat Lina menjawab, tubuh Lina sudah melayang dalam gendongan Farhat ala bridal style yang membuat Lina dan Marisa kaget

"Kamu yakin Lina?? Kalau nanti masih sakit, kamu langsung ke RS ya, aku yang antar". Titah Farhat sambil menggendong Lina, dan Lina mengalungkan tangannya di leher Farhat yang membuat mata Marisa memicing curiga, ada hubungan apa bosnya dengan anak planing itu.

Farhat menurunkan Lina di kursi periksa klinik dan wajah Lina bersemu merah menahan malu dan bahagia, suaminya begitu care dengannya.

Dokter membersihkan luka di kaki Lina, dan Farhat terpaksa meninggalkan Lina bersama Marisa di klinik karena mendadak handphonnya berdering dan dia keluar dari klinik untuk menerima telpon.

"Na, kamu ada hubungan apa dengan pak Farhat, baru kali ini aku lihat pak Farhat sangat care dengan seorang karyawatinya kecuali Meli, sama kamu pak Farhat se care itu, mau nganter kamu ke RS segala, padahal jadwal kerja sang bos se abreg". Marisa merasa kesal dengan Lina.

"Sepertinya pak Farhat biasa saja mbak, mungkin pak Farhat mengira luka saya parah, apa lagi terjadi di tempat kerja, kan gak seru kalau di anggap kecelakaan kerja di PT. Seikh Apparel Indonesia". Jawab Lina menghindari kecurigaan Marisa, namun sepertinya Marisa lebih memahami Farhat dari pada Lina jadi, Marisa memilih diam dan mencari fakta sendiri, pasalnya Marisa hanya ingin Meli yang menjadi nyonya Seikh, jangan sampai keduluan Lina yang jelas gak ada apa-apanya di banding Meli.

" Aku tinggal ya Lin, kamu bisa sendiri kan?" Marisa dengan kesal meninggalkan Lina di klinik.

***

Belum jam makan siang namun Farhat junior dalam perutnya Lina sudah meronta, pasalnya susu yang harusnya diminum Lina habis di guyur kakinya.

Lina berniat membuat susu lagi di pentri, namun saat keluar netra Lina bertemu dengan Meli yang sedang ngobrol di depan ruang meeting bersama Farhat, sepertinya mereka habis meeting, karena disitu ada Buyer dari Brand ternama dari Inggris, Lina hatinya serasa di remas melihat keakraban Meli dan Farhat, bahkan Farhat sampai tidak sadar ada Lina yang lewat di sampingnya.

"Mr Seikh.... Mana Taj Mahalku??" Rajuk Meli bersandar di dinding dengan pose manja, dan Farhat pun dengan senyumnya yang menggoda menatap wajah Meli.

"Kalau bisa ku gendong, pasti akan ku bawakan untukmu nona"(dengan bahasa Tamil) entah apa jawaban Farhat yang jelas Lina masih mendengar dan tidak tau artinya.

Setelah berlalu agak jauh Farhat baru menyadari, istrinya barusan lewat di sebelahnya.

"Lina... Kamu sudah baikan?" Farhat berlari mengejar Lina mengabaikan Meli yang masih bersandar di dinding dengan wajag geram kecewa.

"Udah baikan." Lina tetap berlalu menuju pantri.

"Kamu mau kemana?" Farhat tetap mengikuti Lina dengan mode jengkel nya.

"Ke Pantri bikin susu, tadi susunya tumpah" masih mengabaikan Farhat dan menjawab dengan cuek.

"Lina... Kamu kenapa?? Kamu marah??" Tanya Farhat yang dengan sabar menunggu Lina membuat susu hamil.

"Kalau kakimu masih sakit, kenapa gak bilang OB biar di buatkan susu?" Farhat masih sabar melihat Lina nampak Jutek.

"Biar aku gak liat Kakak yang akan ngasih Taj Mahal ke Mbak Meli?". Farhat baru tau istrinya merajuk, bukan di jawab malah Farhat tertawa terbahak-bahak, untung saja tidak ada orang di sekitar pantri.

Lina langsung menutup mulut Farhat dengan tangannya dan clingak clinguk panik.

"Kakak ingin semua orang se pabrik tau kalau..." Bisik Lina dengan penuh penenkanan gemas ke Farhat.

"Tau apa Lina??" Tiba-tiba Meli ada di depan pintu ruang pantri.

Tau apa yaaaaaa.....

Bersambung ya

30 Hari Untuk SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang