1

3K 188 2
                                    


🌟🌟🌟
Selamat membaca

"Kamu yang bernama Herlina Farisha?" Pertanyaan dari Big bos PT. Seikh Apparel, pria berkulit sawo matang, tinggi tegap kahas Asia selatan dengan bulu halus menghias wajah, dan menambah kesan serem karena tatapnnya seolah mampu mencekik leher Lina saat itu.

"I...iya pak...." Jawab Lina dengan gugup, menatap mata sang bos sesaat dan kembali menunduk.

"Silahkan duduk!" titah sang bos masih dengan sibuk melihat layar monitor PC yang ada di  depannya.

Lina menurut duduk di depan meja sang Bos, tak henti hentinya hati Lina bedo'a untuk keselamatan, karena Lina yakin saat ini dia dalam masalah besar, keringat dingin mulai membasahi tangannya, bahkan ruangan elegan sang bos dengan perlengkapan ac nya yang suer duper sejuk belum mampu mendinginkan kedua telinga Lina. Sesekali dia mengankat kepalanya dan meliahat bosnya yang sepertinya masih harus ditunggu menyelesaikan urusannya dengan si PC.

"Ok Lina, kamu tau, kenapa kamu aku panggil di sini?" Meski fasih berbahasa Indonesia tapi masih tetap logat Indianya terdengar khas dalam berbicara.

"Iya pak... Saya tau karena kesalahan saya, sehingga merugikan perusahaan" jawab Lina dengan tetap menunduk.

"Bisa kau angkat kepalamu Lina?" Lina dengan pelan mengankat kepalanya, mungkin sang bos ingkn melihat wajah Lina dengan jelas, pasalnya pas Lina menunduk wajahnya terhalangi oleh jilbabnya, ya Lina gadis berjilbab.

"Kamu tau kerugian yang kamu buat?" Pertanyaan pak Seikh terdengar datar, namun membuat Lina semakin bergetar ketakutan.

"Tiga ratus lima puluh pcs Jaket pak." Jawab Lina masih dengan mode ketakutan.

"Bisa bantu hitung Lina?" Sambil menyodorkan kalkulator ke arah Lina
Lina pun dengan takut menarik Kalkulator tersebut ke arahnya.

"Tujuh ratus ribu untuk biaya produksi dan bahan per pcsnya kamu kalikan tiga ratus lima puluh"

"245.000.000 (dua ratus empat puluh lima juta pak" suara Lina seolah enggan keluar saat menyebutkan angka yang sangat fantastic itu.

"Bulan depan aku ingin uang itu sudah kamu serahkan ke bagian keuangan, karena kerugian yang kamu ciptakan tidak bisa diperbaiki, dan di perusahaan kita ada beacukai, jadi mau tak mau jaket tersebut harus di cincang, dan kita harus buat baru." Kali ini wajah pak Bos sudah berubah, dari tadi terlihat lebih halus, kali ini seperti singa siap menerkam Lina.

"Pak... Saya mohon ijinkan saya mencicil setiap bulannya, saya tidak mampu kalau harus membayar langsung pak..."mohon Lina tanpa di gubris sang Bos.

Lina mulai tak mampu untuk tidak melepaskan air matanya dari mata indahnya. Sang Bos melihat agak iba, dan sepertinya sang bos ada ketertarikan lain dari Lina yang baru sekali ini berbicara dengannya.

"Aku melihat CV mu dari HRD, kamu gadis ber usia 22th, lulus kuliah setahun yang lalu, baru setahun kamu bekerja di sini dan kamu masih lajang".  bukan hal sulit untuk bos mendapat CV dari anak buahnya.

Sang bos berdiri dan mendekat ke arah Lina, dia memperhatikan dengan seksama, bibir tipis, kulit putih, alisnya yang juga tipis, lesung pipit di pipinya, tubuh mungil, cukup sempurna untuk jadi teman tidur sang bos yang istrinya berada di India.

"Aku ada penawaran untukmu Lina, jadilah penghangat tidurku selama sebulan, kamu akan kulepaskan tanpa membayar ganti rugi" senyum menyeringai dari sang bos yang ternyata menganggap Lina sebagai wanita tak bermoral yang rela menjadi penghangat ranjang sang bos demi tidak di pecat.

Lina langsung berdiri tidak terima karena hargadirinya terijak.
"Jangan anggap saya wanita murahan pak, saya akan ganti rugi kerugian perusahaan, saya minta waktu." Kali ini Lina berani menantang sang bos dengan tatapan yang tak kalah tajam.

"Waaaw.... Ok... Aku beri waktu kamu sebulan kalau kamu tidak bisa melakukan pembayaran ganti rugi, siap-siap selama sebulan kamu tinggal si apartemen ku."

"Baiklah, dan sepertinya saya tidak akan sudi untuk itu, kalau sudah tidak ada yang perlu di bicarakan saya keluar, permisi" tanpa menunggu aba-aba Lina langsung keluar dari ruangan yang cukup menyeramkan itu.

30 Hari Untuk SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang