17 (S.2)

1.7K 99 2
                                    

Selamat Membaca😘🥰😍

Masih di Mumbai India

Sore hari yang cukup terik, sebuah sedan berwarna putih berhenti di sebuah bungalow indah di dataran tinggi Mumbai, plataran yang sangat luas dan di tengah-tengahnya terdapat sebuah kolam berbentuk bundar dan di tengahnya terdapat air mancur, suara gemericik air mancur harusnya menimbulkan suasana tenang dan nyaman bagi yang mendengarnya, namun kali ini tidak berlaku bagi Anita dan Rohan Codri, serta Tuan Khumar Damani ayah dari Anita yang ingin berkunjung sekaligus meminta maaf atas perceraian Anita dan Farhat yang di lakukan sepihak dari Anita. Keluarga Anita sudah mengetahui perihal Farhat yang sudah menikah, pasalnya sebelum kembali ke Indonesia Farhat menceritakan pernikahan sirinya dengan Lina kepada Anita dan Rohan

Flash beck

"Maafkan aku Farhat, aku telah mengecewakanmu, dan menyeretmu dalam permasalahan hatimu". Kala itu Anita dan Farhat duduk di balkon belakang bungalow keluarga Damani bersama Rohan dan Tuan Khumar Damani.

"Anita, aku lebih bahagia lagi melihat kamu bahagia, meski kebahagiaanmu tidak bersamaku." Farhat membalas dengan senyum tulusnya dan menatap Anita yang menunduk, tangan Rohan menggengam erat tangan kanan Anita seolah memberi kekuatan kepada istrinya yang saat ini sedang rapuh.

"Maafkan juga ayahmu inu Farhat, karena ke egoisan ku, membuat anak ayah dan kamu menderita, memang cinta tidak bisa di paksakan, semoga orang tuamu bisa menerima kejadian ini, dan kamu Rohan, alasan kenapa aku menetang hubungan kalian sebenarnya bukan hanya kasta, namun keyakinan kalian berbeda, dan karena kamu sudah mengikuti keyakinan yang sama dengan kami, kami menerimamu dan memberi restuku untukmu, bahagiakan putriku" tuan Khumar memeluk Rohan dan Anita terisak tangis bahagia.

Tiba-tiba telphon genggam Farhat berdering, dan dia meminta ijin untuk mengangkat telpon tersebut, wajah Farhat saat itu menegang dan terlihat khawatir. Setelh selesai dengan eprcakapannya di telphon Farhat bergabung lagi dengan tiga orang yang sedang menangis bahagia.

"Ayah, Anita sebenarya saya juga sudah menikah dengan wanita Indonesia beberapa bulan yang lalu, pernikahan kami karena balas budi, dia wanita biasa yang bekerja di perusahaan  garmentku di Indonesia, dia membuat kerugian sampai ratusan juta, dan untuk mengganti kerugian tersebut aku meminta dia menikah dengan dengan ku di bawah tangan, awalnya aku hanya ingin menikmati malam dengannya, namun aku takut berbuat dosa, kamipun menikah dengan perjanjian sebulan, dalam sebulan ternyata aku tidak rela melepasnya, dia masih menjadi istriku saat ini dan perjanjian sebulan tersebut aku yang melanggarnya, Ayah barusan aku mendapat telpon dari Rohit, ternyata..." Farhat menghentikan ucapannya dan tersenyum

"Dia hamil" dia tersenyum bahagia.

"Ayah, maafkan saya, bukan hanya Anita yang menemukan takdirnya, ternyata aku pun menemukan takdirku" Farhat memeluk tuan Damani dengan behagia, begitu pula perasaan lega juga terpancar di wajah Tuan Damani.

"Bawa istrimu ke sini Farhat, saya akan membuat pesta  pernikahan untuk Anita dan Rohan selama tujuh hari tujuh malam, kamu harus hadir di sini."

"Tapi Ayah... Ayahku dan ibuku, masih terpukul mengetahui perceraianku dengan Anita, aku belum siap mengatakan kalau aku sudah menikah dengan wanita pilihanku di Indonesia." Wajah Farhat berubah menjadi sendu dan kecewa.

"Farhat, Ayahmu ini Khumar Dhamani bisa menerima kebahagian anaknya, aku yakin Salman Mohammed Seikh yang berhati mulia itu pasti bisa menerima pilihan putrannya, Farhat, ijinkan Ayahmu ini membantu menjelaskan kepada Ayahmu Tuan Salam. Bahwa tidak semua tradisi harus kita jalanni, karena yang terpenting adalah kebahagiaan anak kita, selama anak kita tidak melanggar norma Agama, semuanya pasti akan baik-baik saja." Tuan Khumar menepuk kedua pundak Farhat, memberi semangat kepada Farhat. Dari masa sekolah Tuan Khumar sudah di panggil Ayah oleh Farhat, karena dari kecil mereka sudah di jodohkan. Begitu juga dengan Anita yang juga memanggil Ayah kepada Tuan Salman.

Flash beck off

"Kamu siap Anita?? Kalau kau ragu kita bisa kembali lagi?" Tanya Rohan kepada istrinya yang terlihat agak gugup.

"Tidak Rohan, saat ini waktunya aku membalas budi kepada Farhat, dia juga berhak bahagia." Anita berusaha menepis rasa gugupnya dan tersenyum tipis kepada Suaminya yang di balas dengan anggukan.

Sesaat setelah mereka masuk dan duduk di ruang tamu keluarga Seikh, tuan Salman Mohammed Seikh dan Nyonya Bahiya Seikh datang dan memberi salam kepada rombongan keluarga Anita.

"Kakak, apa gerangan yang membuat kamu sore ini datang kesini dan tidak mengabari kami?" Sapaan ramah tuan Salman, memang tuan Salman selalu lembut dengan siapa saja namun sangat keras terhadap putra putranya, namun sifat kerasnya semata-mata hanya ingin mendidik mereka agar menjadi manusia yang tangguh.

"Adik, Adik ipar, apakabar kalian?? Maaf aku datang tanpa memberi kabar terlebih dahulu." Balas tuan Khumar, memang persahabat mereka turun temurun sehingga seperti saudara, hubungan tuan Salman dan tuan Khumar seperti kakak beradik.

"Kami baik-baik saja kakak, oh iya silahkan duduk" kali ini nyonya Bahiya yang menjawab.

Sebenarnya hubungan mereka agak kaku setelah tau permasalahan anak-anak mereka, disini yang paling tersakiti adalah keluarga Seikh, merasa di pecundangi oleh anak keluarga Damani, kalau tidak menghormati persahabatan mereka mungkin keluarga Seikh sudah memaki-maki Anita yang saat ini tertunduk.

"Ayah... Maafkan saya." Kali ini Anita bersuara dan berlari merengkuh kaki Tuan Salman, nyonya Bahiya tak sanggup membendung air matanya melihat mantan menantunya, dia membayangkan betapa sakit hati putranya yang di campakkan wanita yang di cintainya dari kecil.

"Anita... Cukup, berdirilah" tuan Salman menarik pundak Anita dan membantu berdiri.

"Maaf... Sebenarnya kami sudah memaafkanmu Anita, tapi kami sangat kecewa dengan drama yang kalian buat, begitu beraninya kamu mempermainkan perasaan putra kami, dia begitu tulus mencintaimu, namun kamu meminta perceraian di malam pernikahan kalian, itu yang tidak bisa kami terima Anita". Kali ini Nyoya Bahiya angkat bicara, meluapkan kekecewaannya kepada mantan menantunya.

"Adik ipar... Maafkan kegagalanku mendidik putriku. Aku pun juga kecewa, namun aku tak bisa mengabaikan kebahagiaan putriku, hukumlah aku adik, aku yang salah" Tuan Khumar berlutut merendahkan harga dirinya didepan sepasang suami istri Seikh.

"Paman, saya yang paling salah disini bukan Ayah ataupun Anita, saya yang merebut Anita dari Farhat, kami saling mencintai paman, kenapa saya membawa Anita, karena dari awal Anita sudah menentang, namun tidak bisa, dan Farhat pahlawan kami, merelakan Anita untuk saya, namun setelah Anita dan Farhat menikah, agar kalian tidak kecewa, saya mohon paman hukumlah saya" Rohan ikut berlutut di depan tuan Salman. Tuan Salman yang mengepalkan tangannya kembali luluh, karena putranya yang seharusnya marah dan kecewa namun merelakan Anita. Jadi demi persahabatan dan persaudaraan tuan Salman menarik pundak Rohan dan tuan Khumar dan memeluk mereka.

"Sudah... Mungkin ini takdir yang harus kita jalani, mungkin disini kami para orang tua yang salah, memaksakan kehendak dan tradisi sehing anak-anak lah yang menjadi korban" tuan Salman pun ikut mengakui kesalahannya.

"Aku juga baru saja tau kalau Farhat, sudah menikah di belakangku, namun aku tidak bisa sepertimu kak, aku belum bisa menerima wanita pilihan Farhat" tegas Tuan Salman

T
B
C

Jangan lupa tanda bintanya di pencet

30 Hari Untuk SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang