12

2.3K 125 4
                                    

😘😘😘
Selamat Membaca

Nyaman....
Satu kata yang mewakili perasaan Lina ketika berada di pelukan Farhat, rasa mual dan pusing mendadak hilang, mungkin anaknya ingin berada di pelukan ayahnya.

Beberapa kali Farhat mengecup pucuk kepala Lina, dan membisikkan

"Lina, aku bukan pria romantis, yang bisa merangkai kata-kata indah untuk menyatakan cinta, tapi aku tidak mau menunda mengatakan semua perasaanku padamu. Mungkin kamu tak percaya, dalam sebulan ini kamu telah menciptakan perasaan istimewa di hatiku, kamu menyembukanku dari pata hati tersakitku, terimakasih Lina, kamu mau menerimaku menjadi suamimu." Tiba tiba Farhat melepas pelukan Lina dan mengambil buket mawar yang tadi sempat di buang oleh Farhat.

Farhat berlutu dengan satu kaki dan satu kaki lagi di tekuk (pose melamar, reader paham kan maksud Author) di serahkannya buket mawar tadi ke arah Lina, dan Farhat berkata "Lina, bersediakah kamu menikah dengan ku secara agama dan negara bersamaku? Menjadi istriku satu satunya? Menjadi ibu dari anak-anakku??" Lina kembali menangis dan menutup mulutnya, rasa nyaman berubah menjadi bahagia, Lina merasa kupu-kupu terbang di perutnya hatinya berdesir bahagia, cintanya terbalas, tapi ada hal yang membuat Lina mengganjal.

"Truuusss.... Bagaiman dengan Bu Anita?? Dia istri sah kakak" tutur Lina sedikit kecewa bilan mengingat istri sahnya Farhat.

"Anita sekarang sudah bahagia dengan suaminya, dan sebentar lagi mereka akan di karuniai seorang anak". Jawab Farhat dengan wajah tersenyum, bangga istri sirinya cemburu dengan Anita yang masih mengira Anita adalah madunya.

"Maksud kakak??" Tanya Lina bingung.

"Sebenarnya ....." Farhat menceritakan dari awal rasa yang dia miliki ke Anita, cinta dari kecil hingga dewasa yang tak terbalas, bahkan sampai ke pelaminan pun Anita tidak pernah memandang cinta Farhat, mereka menikah karena perjodohan cinta yang bertepuk sebelah tangan dan dia harus menjadi menerima menjadi duda di malam pengantinnya, karena istrinya meminta agar Farhat menalaknya. sampai di moment itu Lina menggeleng tak percaya Farhat ternyata sudah menceraikan Anita, dan Farhat mengalami patahati yang luar biasa. Karena cintanya kepada Anita, Farhat mengikhlaskan Anita bahagiq dengan kekasihnya, yang memilih menikah dengan Rohan seorang Dokter dan mereka tinggal di Dubai, masih dengan atas nama cinta, Farhat menuruti konspirasi yang di scenario oleh Anita agar keluarga Farhat dan keluarga Anita tidak tau kalau mereka berpisah, Farhat ikut berbohong mengatakan kalau Anita ikut ke Jakarta, sampai akhirnya ayah Anita tau keberadaan Anita dan Rohan suaminya yang tinggal bersama di Dubai, ayah Anita murka dan membawa Anita ke Mumbai dalam keadaan berbadan dua. Farhat adalah obyek penderitaan harus menjadi sasaran kemurkaan ayah Anita, karena menjadi lelaki yang mengabaikan martabat dan kehormatan seorang istri, hingga akhirnya ayah Anita yang menjunjung tinggi adat budaya, dan juga kasta harus ikut tertunduk dengan kisah cinta Anita dan Rohan.

Farhat menceritakan kisahnya dengan senyum kecut.

"Kakak.... Sebegitu besar cintamu dengan bu Anita, dan rela melepaskan demi cinta, kakak masih mencintai Bu Anita?". Tanya Lina ragu menatap Farhat .

"Iya Aku masih mencintai Anita" jawab tegas Farhat, yang membuat dunia Lina seketika hancur

Deg

Lina kecewa dengan jawaban Farhat, harusnya Lina tidak bertanya itu, Anita sangatlah cantik, dari keluarga terpandang sangat berbanding terbalik dengan Lina yang seperti upik abu.
Lina melepaskan tangannya yang awalnya berada di genggaman Farhat.

"Kak... Aku lelah aku mau tidur." Lina berusaha menjauhkan tubuhnya dari Farhat dan membaringkan tubuhnya di brankar.

"Jangan tidur dulu Lina, aku belum selesai" rengek Farhat, yang tau istrinya dalam mode cemburu berat, dan harus di luruskan agar dia tidak stres, Farhat masih ingat saran dari dokter untuk tidak membuat istrinya stres.

"Sudah aku tidak mau dengar" Lina memposisikan tidurnya membelakangi Farhat yang kebingungan, rencanyanya ingin buat kejutan Lina dengan kata-kata romantis malah Farhat salah pilih kata, memang Farhat bukan tipe orang romantis sehingga dia harus kena jebakannya sendiri.

"Terselah kamu Herlina Farisha, mau mendengarkan sampai akhir atau mau pura-pura tidur. Aku masih mencintai Anita, tapi cintaku kepadanya berubah saat aku bersamamu, saat aku mengesahkan kamu menjadi istriku, saat di Mumbai pikiranku di penuhi olehmu, dan kalau kamu ingat aku sering muntah di pagi hari, dan ingin makan yang aneh-aneh ingin selalu memakan makanan dari tanganmu, hal itu membuat aku semakin yakin, aku tak bisa hidup tanpamu. Lina Farisha aku mencintaimu amat sangat mencintaimu, kemarin, hari ini dan seribu tahun lagi. Kamu mau kan hidup bersamaku menjadi istriku dunia akherat?" Lina langsung bangun dari posisi tidurnya dan menatap Farhat dengan bibir bergetar begitu sulit mengatakan iya sehingga Lina hanya mampu menganggukan kepala.

"Rasa cintaku kepada Anita berbeda dengan rasa yang dulu sebelum aku menikahi mu, aku hanya ingin Anita bahagia, ingin melindunginya, namun tidak ingin memiliki, karena aku sudah memilikimu Bidadari Surgaku"

"Kak aku juga Cinta padamu. Terimakasih kamu sudah memilihku"

B
E
R
S
A
M
B
U
N
G

Mohon maaf kalau ada yang tidak pas atau salah dalam pengetikan.
Semoga bisa di ambil hikmah dari kisah ini.
1. Yang kita cintai belum tentu yang terbaik untuk kita.
2. Sesuatu yang kita ikhlaskan akan di beri ganti lebih baik.
Mungkin bisa kamu tulis hal postif apa yang kamu terima dari kisah Farhat & Lina.
Sampai bertemu di critaku yang lain ya....

30 Hari Untuk SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang