15 (S.2)

1.7K 111 2
                                    

Masih bayak Typo nya ya sob... Mohon maaf dan terimakasih  kalau berkenan meninggalkan jejak untuk editor

🌺🌺🌺
Selamat Membaca

"Tau apa Lina??" Tiba-tiba Meli ada di depan pintu ruang pantri.

"Mbak Meli....."sontak mata Lina membola dan kaget dengan keberadaan Meli, bertemu di tempat yang sama dalam sehari dan tatapan Meli yang sangat tidak bersahabat membuat Lina keder hatinya.

"Lina... Kamu di sini, ku cari in, udah jam makan siang, yuk kita ke kantin, katanya pingin jus kedongdong." Rasa syukur yang luar biasa di rasakan Lina ketika Agustin datang dan menarik tangan Lina tanpa memedulikan tatapan maut Meli dan lirikan tajam Farhat.

"Ii...yyaa.... Permisi pak, mbak kita ke kantin dulu." Agustin nyelong sembari meninggalkan Farhat dan Meli berdua di pantri.

"Udah jam makan siang Mel... Yuk kita makan, aku yang traktir" Farhat langsung merangkul Meli yang matanya masih memancarkan kebencian.

***

Di kantin...
Kantin yang terdiri dari dua lantai, lantai pertama untuk kantin yang menyediakan makanan standar dari perusahaan khusus untuk semua karyawan yang di sediakan secara geratis, sedang lantai dua semacam cafetaria menyediakan berbagai makanan bagi pecinta kuliner dan siap mengeluarkan uang untuk membayar. Kebetulan hari ini Lina dan Agustin berada di lantai dua karena kurang cocok dengna menu yang di sediakan oleh perusahaannya, suasana kantin cukup ramai dan kebetulan kantin lantai dua ada smooking area jadi di jam istirahat akan banya para ahli hisap menikmati tembakau bakar dan secangkir kopi atau minuman lain.  Kali ini Lina dan Agustin duduk di depan stand gado-gado, dan untuk jus kedongdong itu hanya akal-akalan Agustin untuk menghidarkan Lina dari mak lampir yang siap mencabik-cabik Lina karena sudah mendekati pria incarannya.

Sedang asiknya Lina dan Agustin menyantap gado-gado dan Jus kedongdong , Farhat datang dan duduk di kursi sebrang Lina, Farhat sengaja memanas-manasi istrinya, Farhat sebenarnya sudah jengkel dengan Lina yang menutupi pernikahan mereka. Lina hanya parno, tak ada satupun karyawan di Seikh Apparel yang berani membully istri bosnya, namun Farhat mengikuti keinginan istrinya, dari pada istrinya yang sedang hamil stres dengan pemikiranny sendiri.

"Na... Tu sumaimu sama mak lampir keliatan mesra banget." Agusti mengkode lirikan ketikan Farhat dan Meli sedang bercanda bahagia, mengabaikan Lina, yang sedang makan dengan kesetanan karena emosi dan cemburu, namun disis lain Farhat geli melihat istri nya cemburu dan melampiaskan kekesalannya dengan makan.

"Biarin aja Tin, aku juga tau diri, hubunganku dengan Kak Farhat tidak normal selayaknya pasanga suami istri, mana ada dua orang asing yang tidak ada kedekatan sama sekali tiba-tiba menikah tanpa di jodohkan oleh orang lain. Lina sangat rendah diri dengan pernikahan mereka, dulu saat menjadi istri siri Lina tidak merasa terbebani dengan pemikiran orang lain, namun saat ini menjadi istri sahnya banyak pemikiran negatif bergelayutan di otaknya.

Disisi lain Farhat tersenyum simpul memperhatikan istrinya, dan hal tersebut membuat Meli yang duduk di depannya semakin jengkel, beberapa kali Meli berbalik arah mencari arah pandangan Farhat, ya saat ini Lina duduk di meja belakan Meli dan Farhat.

"Farhat, ada hubungan apa kamu dengan si biang masalah itu?? Kelihatannya dari tadi kamu tersenyum terus melihat dia sedang makan, sampai kau tidak fokus dengan pembicaraan kita?" Sarkas Meli.

"Lucu saja melihat Lina makan, wanita bertubuh mungkil tapi makannya begitu lahap" . Meli semakin geram, pasalnya Farhat menjawab seolah-olah mengabaikan Meli yang ada didepannya dengan tetap memandang Lina yang sedang makan, apa bagusnya orang makan.

Tiba-tiba Meli berdiri dengan membawa segelas penuh lemon tea, dan saat sampai di depan Lina dengan seolah-olah tersandung dia menumpahkan segelas lemon tea yang bercampur ice cristal  tadi di dada Lina, semua orang di cafetaria  kaget termasuk Farhat karena mendengar Lina yang berteriak, dan kemudian  melihat istrinya mengibas-ngibaskan bajunya yang terkena lemon tea dingin.

"Maaf Lina aku tidak sengaja kakiku tersandung, tadi aku mau minta tambah gula, tapi malah minumanku tumpah di dadamu". Meli mulai berdrama dan ikut membantu Lina mengeringkan baju pakai tisu di meja.

Farhat ikut kaget dan mendekat ke meja istrinya, dia tau Meli sudah keterlaluan dengan istrinya.

"Aaaw.... Bajuku basah" naas betul Lina hari ini, kakinya keguyur susu panas, dada dan perutnya keguyur lemon tea dingin. Lina terus mengibas kan bajunya sehingga tanpa sadar bajunya yang basah menempel di perut buncitnya dan mencetak jelas kalau perut Lina saat ini berisi bayi.

"Lina, kamu hamil??" Meli membulatkan matanya kaget, ternyata gadia berhijab lebar ini menyembunyikan kehamilannya.

Lina mulai panik dan menatap Farhat penuh harap bantuan pertolongon, Farhat menunduk dan tersenyum, menunggu respo Lina, dan jawaban apa yang akan di berikan kepada Meli.

"Aa... Iiiyyaa mbak... " Lina berusaha menutupi bagian dada dan perutnya. Melihat ketidak nyamanan Lina Farhat tak tega melihat istrinya menjadi tontonan dan melepas jas nya kemudian memakaikan ke Lina menutupkan bagian depan tubuh Lina. Lina sudah mulai sesenggukan menangis, Farhat semakin tidak tega ingin rasanya merengkuh istrinya dalam pelukannya.

Meli semakin gemas dan jengkel mengpalkan tangannya melihat Farhat memakaikan jasnya ke tubuh depan Lina.

"Lina sekarang kamu pulanglah ganti baju, besok kamu berangkat kerja lagi." Farhat meminta Lina untuk pulang agar tidak di ganggu Meli lagi .

"Tunggu, Lina... Aku tidak tau kalau kau sudah menikah, padahal Planing itu juga ada di bawahku, harusnya aku tau kalau kamu menikah." Meli membuat Lina yang mengemasi HP dan dompetnya terhenti dan mematung menatap Meli, Lina bingung harus jawab apa....


T
B
C

Teimakasih masih setia mengijuti kisah Lina dan Farhat.
Jangan lupa ya tinggalkan jejak

30 Hari Untuk SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang