❤️❤️❤️
Selamat Membaca"Siapa bilang ayahnya tidak mau menerimanya? Dia sangat bahagia, mendengar sebentar lagi akan ada malaikat kecil di pangkuannya". Suara bariton dengan logat khas India mengagetkan dua sahabat yang sedang termehek mehek, yang satu meratapi nasib anaknya, yang satu menangis karena prihatin dengan nasib sahabatnya.
Nampak pria dengan memakai jaket kulit berwana coklat, celana jean hitam dan kaos berwarna putih, pria yang biasanya menampakkan wajah datar saat ini muncul dengan wajah bahagia dan di tangan kirinya memeluk buket mawar merah.Sontak Lina dan Agustin pandangannya mengarah ke empunya suara, Lina terlihat sangat ketakutan dengan kehadiran seseorang tadi, sedang Agustin terheran dengan kehadiran seorang pria India yang biasanya tidak pernah perduli dengan karyawannya yang sedang sakit, jangankan menjenguk, ijin sakit saja kalau bisa tidak di ijinkan, tapi kali ini sangat berbeda wajah bahagia, penampilan yang jauh dari biasanya, karena Agustin biasanya melihat dia dengan balutan baju kerja.
Wajah sumringah sang pria pria berbanding terbalik dengan wajah Lina yang duduk di bad Rumah sakit, mengenakan pakaian rumah sakit nampak pucat dan terlihat sangat tegang, Lina meremas selimut yang menutupi tubuhnya untuk menyalurkan kecemasannya. Tiba-tiba Lina kembali pingsan.
"Lina..." Sang pria tadi melemparkan buket bunganya dan lari ke arah brangkar Lina, sang pria membetulkan posisi tidur Lina.
"Tolong kamu temani Lina, aku akan panggil dokter". Agustin yang sempat terbengong kembali sadar dan mendekat ke Tubuh Lina yang pingsan beberapa kali Agustin menepuk-nepuk pelan pipi Lina, berusaha membangunkan Lina, namun nihil.
Seorang dokter perempuan datang bersama sang pria tadi, dokter tadi tersenyum seolah menenangkan sang pria yang nampak panik
"Bagaimana kondisi istri dan anak saya dok??"
"Deg..... Istri?, anak?.... Dua kata itu membuat Agustin mulutnya menganga, jadi pak Farhat adalah suami Lina? Orang yang sudah menghamili Lina?" . Pertanyaan Agustin yang hanya mampu terucap dalam hati. Ya, yang barusan datang adalah penuh kejutan adalah Farhat, suami 30 harinya Lina.
"Tenang, istri bapak tidak apa-apa, kondisinya memang kurang baik tensinya 90/60 cukup rendah namun masih aman, dan ini hasil USG siang tadi kondisi Janinnya sangat baik, tapi tetap jangan buat ibu Lina stres, banyak pikiran dan terlalu lelah, meski kondisi janinnya baik bisa mengakibatkan bayi lahir prematur atau perkembangan organ tubuh si bayi akan terganggu, jadi kami harap bapak bisa menjadi suami siaga" papar dokter di akhiri menepuk pundak Farhat, dan berlalu meninggalkan Farhat dan Agustin dengan pemikirannya masing-masing.
Farhat sangat menyesal, dia baru mengetahui tentang kehamilan Lina dari Rohit. Pagi tadi yang di lihat Agustin saat Rohit menelpon adalah menelpon Farhat, mengabari kondisi Lina.
Flasback on
Dalam sambungan telpon
"Pak saya ingin mengabarkan bahwa bu Lina tadi pingsan" Rohit"Lina?? Pingsan?" Jawab Farhat kaget.
"Ibu Lina tadi pingsan di toilet kamar mandi kantor, saya bawa ke poli kata dokter bu Lina mengalami Anemia, trus dokter poli menyarankan untuk di laboran karena Bu Lina hamil, khawatirnya membahayakan kandungannya" jawab Rohit
Bagai di sambar petir, Farhat merasa kecolongan, ternyata perbuatnnya kepada Lina menumbuhkan benih, dan sekarang tumbuh di rahim Lina, awalnya kaget, namun membayangkan dia akan menjadi ayah rasa bahagia dan perasaan yang entah apa namanya belum pernah di rasakan oleh Farhat sebelumnya. Farhat merasa bangga menjadi laki-laki, meski awalnya dia menolak dan tidak mau bertanggung jawab apabila Lina hamil, namun ketika mendengan berita kehamilan Lina, Farhat rasanya ingin berteriak bahwa Lina yang menjadi istrinya tenggah hamil buah cintanya. Sesaat dia melupakan bahwa saat ini sedang dalam sambungan telpon dengan Rohit.
"Pak... Bapak tidak apa-apa??" Tanya Rohit panik, pasalnya bosnya terdiam cukup lama.
"Iii... Iyaa...., Trus kamu bawa Lina Ke RS?" Tanya Farhat setelah dia kembali ke dunia nyata, dan berusaha menyembunyikan senyumnya
"Iya pak, akhirnya kami bawa bu Lina ke RS".
"Trus, bagaimana kondisi Lina sekarang?"
"Saat ini sedang di periksa di UGD, karena poli Kandungan sudah tutup, ada lagi praktek nanti malam"
"Kalau tadi kata dokter di klinik, kandungannya baik-baik saja, hanya sepertinya bu Lina mengalami anemia, jadi harus di test HB di laborat, tapi saat ini masih melakukan pemeriksaan di UGD"
"Rohit pesankan saya tiket pesawat ke Jakarta penerbangan pertama, harus bisa". Titah bos penuh penenkanan karena tak sabar ingin segera bertemu dengan istrinya.
"Iya bapak, akan saya pesankan".
Flashback off
"Maaf pak, jadi pak Farhat suami Lina?" Tanya lirih Agustin agak takut.
"Benar Agustin, saya suami Lina, saya ayah dari bayi yang di kandung Lina." Jawab Farhat dengan tetap fokus memandangi Lina, seolah Lina akan kabur, padahal dia masih pingsan.
"Ehhh.... " Suara lenguhan Lina ketika dia mulai siuman dari pingsannya, padangan pertama yang di lihat adalah Farhat, karena dia duduk di sebelah brankar Lina dan menggenggam tangannya.
Farhat tersenyum saat pandangannya beradu dengan Lina.
.
.
.
.Bersambung ya....
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Hari Untuk Selamanya
NouvellesEND Judul berubah awalnya Suami 30 Hari, aku ganti menjadi 30 Hari Untuk Selamanya Yahhh begini ceritanya..... "Pak... Maaf say belum bisa mengembalikan uang perusahaan, saya mohon perpanjangan waktu." Pinta Lina ke bos saat jatuh tempo saat yang di...