7

71.2K 4.2K 14
                                    

Aku tertawa mendengarnya. Aku yakin ini pasti lelucon supaya membuatku terkejut. Oke, leluconnya lumayan lucu. Tapi ekspresinya sama sekali gak menunjukkan kalau dia lagi bercanda. Aku jadi mulai khawatir sekarang.

"Gue serius." Katanya kemudian.

Aku hanya diam. Shock, gak bisa ngomong apa-apa. Devan udah punya anak? Are you kidding me?

"Oh ya? Sorry, gue pikir lo becanda." Aku pandangi wajah anak itu. Gak salah kalau anak ini mirip Devan.

"Kenapa sih lo suka banget masang tampang kayak gitu? Ada yang salah?" Ujar Devan menyadarkanku.

Aku menggeleng cepat. "Enggak kok. Oh ya, ini handphone lo yang ketinggalan. Udah dulu ya, kerjaan gue masih banyak."

Aku langsung bergegas kabur meninggalkan ruangannya. Aku gelisah sampai di ruanganku. Kenapa Katya gak pernah kasih tau kalau dia udah punya keponakan? Siapa nyokapnya? Oke, memang sebenarnya gak ada hubungannya sama aku dan itu sama sekali bukan urusanku. Tapi penasaran aja gitu.

Aku harus bicara sama Katya secara langsung.

 
***
 
 
Seminggu setelah kejadian itu, Katya baru sekarang bisa diajak ketemu. Aku tau Katya juga sibuk, aku menghargai itu. Tanpa pikir panjang lagi aku mengajaknya ketemu di Starbucks yang tempatnya strategis buat kami berdua.

"Apaan sih, Mit? Kok heboh banget ngajak ketemuan."

"Gue kangen sama lo." Ucapku basa basi.

Aku dan Katya mengobrol ringan seperti biasa. Berusaha berbasa-basi sebentar. Aku tau ini privasi keluarganya. Maka itu aku gak mau keliatan banget keponya.

"Oh iya Kat, lo kok gak bilang sih udah punya keponakan? Gemesin banget si Gavin itu." Kataku dengan nada sesantai mungkin. Namun Katya langsung terdiam. Gak kayak biasanya, ekspresinya berubah drastis. Aku jadi merasa bersalah.

"Lo? Udah tau ya?" Katanya yang terdengar seperti berbisik. Aku tersenyum.

"Gue dikenalin langsung sama Kak Devan. Kok lo gak bilang sih? Kan kita sahabat." Katya masih diam dan itu membuatku makin gelisah. "Ya udah, gak apa-apa kalo lo gak mau cerita. Gue hargai kok. Gue gak kepo."

"Mit." Katya mulai angkat bicara. "Iya, Kak Dev udah punya anak. Umurnya udah hampir 5 tahun."

Katya menghela nafas panjang. "Kak Dev itu kehidupan karirnya bagus, tapi kehidupan pribadinya berantakan. Dia pengacara cukup hebat di Sydney. Pindah kesini karena dia anak laki satu-satunya yang Ayah percaya bisa ngurus bisnis. Dan dia hobi party, minum, dan main perempuan."

Hmm, fakta yang cukup mengejutkan. Tapi soal suka main perempuan? Gak kaget sama sekali. Personal assistant nya aja dimakan.

"Waktu umur sekitar 25an gitu, dia dijodohin abis abisan sama keluarga besar disini. Dia gak mau, dan itu yang buat dia gak suka tinggal disini. Katanya disini terlalu banyak aturan."

"Lalu sekitar 6 tahun yang lalu, dia ketemu sama cewek Indonesia yang lagi punya urusan di Sydney, dan mereka pacaran. Kak Dev pacarin itu cewek cuma buat kesenangan semata, bukan karena cinta. Tapi tiba-tiba cewek itu hamil dan minta pertanggung jawaban. Ya udah, mereka nikah dan acaranya gak terlalu besar besaran. Keluarga besar kami yang masih kampungan itu menganggap Kak Dev itu aib. Bahkan mereka kurang suka ngeliat Gavin. Kak Dev yang dari awal gak suka sama mereka, jadi makin gak suka."

Oh, aku baru paham sekarang. Pantesan deh pas acara resepsi Kak Windy dia keliatan gak seneng banget. Hmm, aku jadi makin tertarik mendengar cerita Katya.

"Terus istrinya kemana?" Tanyaku penasaran.

"Pernikahan mereka cuma bertahan 2 tahun. Kak Dev memang kelewatan banget cuma buat sekedar tanggung jawab doang. Sekarang mantan istrinya yang ngasuh Gavin dan tinggal di Singapore. Tapi kadang-kadang Gavin datang kesini. Ya kayak yang lo liat."

"Tapi dia sayang kan sama Gavin?"

"Sayang. Sayang banget." Jawab Katya.

Syukur deh ternyata dia sayang sama anaknya. Aku gak nyangka banget cerita Devan sampai segitunya. Tapi firasatku masih banyak lagi hal yang tersembunyi dari Devan.

"Katya, kalo boleh tau, kenapa lo nyembunyikan ini dari gue?" Tanyaku hari-hati.

"Ayah Bunda bilang gue gak perlu ceritain ke siapa siapa. Termasuk lo. Gue juga gak mau cerita karena ngerasa lo juga gak kenal sama Kak Dev."

Aku tersenyum. Aku bisa mengerti keadaan Katya.

Hari ini aku cukup tau tentang Devan. Faktanya, Devan pernah nikah terus punya anak. Dan fakta terbaru, Devan duda!

Dia juga suka kebebasan, bahkan suka main perempuan yang bahkan bisa kulihat sampai sekarang. Tapi meskipun saat aku sudah banyak tau tentang dirinya. Tapi tetap aja aku gak akan pernah bisa mengenal Devan yang sebenarnya. Entah apa yang bisa mengubah pria sejenis brengsek kayak dia.

 
 


Hold Me CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang