20

72.7K 3.5K 32
                                    

Asik, author update. Apa kabar semuanya? Masih pada hidup kan? Hehe. Anyway makasih ya yg udah pada vote dan comment di part sebelumnya. Aku baca semua kok meskipun kebanyakan komen pada nuntut update.

Yaudah deh, enak gak enak yang penting enjoy xx
   
 
***
    
    
"Ayo Mit, masuk ke dalam. Anggap aja rumah sendiri." Ujar Katya mempersilahkan aku masuk ke dalam rumahnya. Rumahnya besar banget, itulah kesan pertama yang kuingat sewaktu pertama kali menginjakkan kaki di rumahnya. Jumlah pembantunya pun juga banyak.

Aku diajak berkeliling ke beberapa ruangan di rumahnya. Mulai dari ruang ramu, ruang makan, taman belakang, dll. Setelah makan siang, akhirnya kami duduk sambil menikmati jus jeruk di salah satu ruang tamu rumahnya. Ruang tamunya dipenuhi banyak foto-foto dari bingkai kecil sampai sedang yang terpajang di dinding.

Tapi diantara semua foto, yang paling menarik perhatianku adalah 2 foto yang berukuran paling besar di antara yang lain. Foto yang di sisi kanan kelihatan kalau itu foto keluarga besar Katya. Cukup banyak ternyata anggota keluarga besarnya. Kemudian di sisi kiri cuma terdiri dari 5 orang. Sudah pasti dua orang yang berposisi duduk di kursi itu orang tuanya. Sedangkan Katya berdiri disebelah kanan dan cewek yang ada disebelah kiri itu kakaknya, Kak Windy. Aku tau karena sebelumnya aku sudah pernah bertemu langsung dengan Kak Windy. Jadi yang belum aku tau cuma satu, cowok yang berdiri di tengah. Ganteng, tinggi, dan pemilik senyum ter-irit di antara semuanya yang ada di foto.

"Itu abang lo ya?" Tanyaku ke Katya.

"Iya." Jawabnya.

Aku pandangi foto itu lebih detail. Foto itu memang sudah agak lama karena yang kuliat Katya kelihatan masih kayak anak SD, masih bocah. Sedangkan cowok itu kelihatan kira-kira berumur 20an.

Dengan cepat aku mengalihkan pandanganku dari foto itu. Entah kenapa kalau dipandangi lama-lama perasaanku berubah gak enak. Apa itu karena perasaanku aja atau memang cowok itu punya aura mistis tersendiri. Entahlah.

Tapi yang jelas satu tahun juga rasanya setiap kali aku ke rumah Katya, sengaja gak sengaja aku menatap foto keluarga itu. Tujuan pandanganku masih tetap sama, cowok yang berdiri di tengah. Pengen rasanya aku tanya langsung ke Katya mengenai dimana dan seperti apa cowok itu. Karena selama setahun kami bersahabat, aku sudah tau seluk beluk seluruh keluarga Katya. Kecuali dia. Cuma dialah satu-satunya yang gak aku kenal dan gak pernah aku temui. Tapi setelah aku pikir panjang, alangkah lebih baik kalau aku gak perlu bertanya apapun tentang dia.

Keadaan agak beda sewaktu aku mulai pacaran dengan Dion. Perlahan aku mulai meninggalkan kebiasaan memandangi foto keluarga itu. Bukan cuma itu, bahkan ingatan dan rasa penasaranku pun mulai berangsur hilang. Sampai akhirnya aku tepat berada di titik dimana aku benar-benar lupa siapa cowok itu.

Gak kusangka, cowok misterius yang sempat membuat masa mudaku penuh  rasa penasaran itu sekarang ada di hadapanku. Tepat mencium bibirku di tengah dinginnya angin malam. Dengan satu tangan melingkari pinggangku sedangkan tangan satu lagi menelusuri leher dan bahuku. Kehidupan memang serba lucu.

Mungkin aku memang menikmatinya. Tapi tiba-tiba gambaran masa lalu Devan muncul di otakku. Ini gak benar. Gak perlu dijelaskan lagi pun sudah jelas pria seperti Devan ini memang lihai berciuman. Dan habis itu dia pasti akan menyeretku ke salah satu kamar yang ada di villa ini.

Terpujilah akal sehatku yang kembali normal. Dengan sisa tenaga yang ada aku dorong tubuhnya sekeras yang kubisa. Kalau biasanya aku marah besar dengan adanya ciuman mendadak. Tapi kali ini situasi berbeda. Aku gak mampu untuk marah. Sedangkan Devan yang cuma pasang tampang kaget tapi tanpa rasa bersalah sedikitpun itu asli membuatku pengen nampar dia sekarang juga. Tapi kemana semua nyali kerasku ini?

Hold Me CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang