30 Januari 2020
Farel meletakkan tasnya diatas kasur, lalu merebahkan badannya disebelah tas miliknya. Pria itu baru saja selesai menjalankan kewajibannya di pelatihan. Lelah adalah satu kata yang ada dibenak Farel.
"Farel, itu kamar mandi kosong, lu mandi gih bentar lagi jam renungan sore" ucap teman sekamar Farel.
Pria itu langsung mengambil alat mandi nya dan berjalan menuju kamar mandi. 15 menit setelahnya Farel sudah rapi dengan setelan kaos hitam serta training biru dongker di badannya. Ia meletakkan kembali alat mandi nya lalu pergi menuju ruang makan.
"Besok lu yang mimpin doa pagi rel" ujar seseorang yang berjalan sambil terus membaca kertas yang berada ditangannya.
"Oh ok" jawab Farel singkat.
Renungan sore dan makan malam berjalan seperti biasanya. Selang beberapa detik setelah murid murid pelatihan itu dibubarkan terdengar suara speaker central seperti dinyalakan.
"Sumpah ya gw sih ogah banget masuk pelatihan yang ada dikota ini, anak anaknya idiot semua, mana pengajarnya juga ga open minded. Gw berani jamin cuman 2 dari 10 yang bakalan beneran jadi pastor. Sisanya cuman buang-buang masa muda mereka doang di pelatihan. Mending kayak gw, keluar keluar sesuka hati. Apalagi nih ya, ga sedikit dari mereka yang pacaran diam-diam, padahal kan ga boleh, sinting emang hahahahaha"
Farel terkejud mendengar suaranya yang terputar di speaker. Ia berlari menuju ruang multimedia. Betapa terkejudnya pria itu melihat ketua pengajar dan seorang pastor sudah berada didalam ruang multimedia tersebut.
'Flashdisk ungu' batin Farel melihat sebuah benda kecil yang dipegang oleh seorang staff disana.
"Kamu ikut saya"
Farel berjalan menuju ruang ketua pengajar itu, sembari ia berjalan menyusuri lorong semua mata teman-temannya terus tertuju padanya dengan tatapan sinis.
*****
Singkat cerita Farel dikeluarkan dari pelatihan. Ayah Anin, sang pemilik yayasan tetap mempertahankan Farel berada disekolahnya atas permintaan anak gadisnya itu sehingga Farel hanya dikeluarkan dari pelatihan, tidak dari sekolah. Orang tua Farel pun sudah mengetahui bahwa anak laki-lakinya telah dikeluarkan secara tidak manusiawi akibat kelakuannya sendiri. Kini pria berumur 18 tahun itu seorang diri di ibu kota Jawa Barat, Bandung.
"Ibu ga mau tau kamu cari saja pekerjaan paruh waktu untuk membiayai kehidupan bebas kamu disana"
Tut...tut...
Panggilan telepon ini diputuskan secara sepihak oleh ibunda Farel. Sungguh kali ini lelaki itu seperti orang yang ingin mengakhiri hidupnya. Anin yang melihat temannya itu sontak merangkul Farel.
"Jangan sedih rel, gw tau itu bukan lu"
"Sekarang gw harus apa nin" Farel sudah tak bisa menahan air matanya
"Lu sementara tinggal di rumah Arkan aja, tadi gw udah tanya dia dan dia bilang gapapa soalnya kakaknya juga lagi di luar negri jadi lu bisa pakai kamar kakaknya, kalau soal spp sekolah sementara gw yang tanganin. Jadi sekarang lu cukup, kuat aja ya" jelas Anin panjang diselingi dengan tangannya yang menepuk halus pundak Farel.
*****
Ini sudah tengah malam, namun anggota 245 kini sedang berada di rumah Arkan. Mereka sudah mendengarkan semua cerita dari Anin 20 menit yang lalu. Sekarang hanya terdengar suara tokek yang dipelihara adik bungsu Arkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
T E R R O R (Complete)
Mystery / ThrillerUlang tahun seharusnya menjadi hal yang ditunggu tunggu bagi semua orang. Namun bagaimana jika sebuah ulang tahun justru menjadi titik awal dari sebuah terror yang mengerikan? Terinspirasi dari kisah nyata.