Percaya?

38 12 8
                                        

Siang ini anak-anak 245 sudah berkumpul di ruang tengah. Mereka berencana untuk membahas pembunuhan-pembunuhan yang terjadi kepada 3 teman mereka kemarin.

"Jadi menurut kalian gimana?" tanya Ansel membuka keheningan yang melanda ruangan itu

"Apanya yang gimana sel?"

"Pembunuhan farel, jason, sama sella. Menurut kalian aja?"

"Kalian ga beneran ngikutin permainan yang acha kasih kan?" Tasha mulai takut

"Ga lah gila, gini-gini gw masih punya hati ya" jawab lio

"Disaat kayak gini kita harus saling percaya guys, jangan sampe kita ribut-ribut lagi kayak waktu itu"

"Nah bener tuh kata si evano. Jangan sampe saling-saling nuduh deh"

"Kalau ada yang terbunuh lagi, fix Vano pelakunya" celetuk Angga

Sontak yang lain terkejut.

Sang empunya nama tentu saja tidak terima "KOK GW SIH JIR"

"Lagian lu diem-diem aja dari kemarin, kayak ga dikasih makan" lanjut Angga

"Bukannya emang kita ga dikasih makan?"

"HEMAT DONG, GIMANA SIH" Mila memang selalu sensi soal persediaan makanan yang mereka miliki sekarang.

Seorang pria berdiri dari duduknya kemudian berkata

"Gw pergi dulu" ucap evano

"Kemana? Kita kan belom beres diskusi"

"Ke aula kecil, gw butuh tenangin diri" jawab evano sambil melangkahkan kakinya menuju aula kecil dengan buku ditangannya.

"Terserah lu aja lah"

Setelah perdebatan kecil berlangsung, pada akhirnya mereka kembali ke topik utama.

"Nih gini ya menurut investigasi ala gw, farel sama sella itu meninggal karena ditusuk. Sedangkan jason kayaknya dia dipukul pake sesuatu deh kepalanya atau kayak dijedukin gitu kepalanya." Jelas Arkan

"Tumben pinter"

"Oh maaf ya gw tuh emang pinter tapi terpendam aja bakatnya"

"ya, ya gimana lu deh" jawab Anin

"Tapi ko pisau didapur masih utuh ga ada bekas bekas darah gitu?" tanya Dylan

"Harusnya kalau salah satu dari kita emang pembunuhnya, harusnya ninggalin jejak darah dibaju kotor, tapi gw sebagai team nyuci baju ga ada ngeliat bekas darah sedikitpun" lanjut Rara

Tak lama berselang, tiba tiba Lio berdiri dan mulai mengeluarkan spekulasinya, "Apa jangan-jangan ini kerjaan Acha?"

"Tapi kan li, dia bilang hanya seorang yang bisa selamat. Masa iya dipilih random sama si Acha" Ben menentang spekulasi milik temannya.

Tidak ada titik terang dalam rapat PPKI mereka tadi.

Kembali ke evano. Lelaki itu masih senantiasa membaca buku yang ia bawa. Sejujurnya ia masih sedikit kesal dengan angga yang menuduhnya tiba-tiba. Tapi dirinya mencoba untuk menenangkan diri dan tidak memperkeruh suasana.

Jlebb
Sebuah pisau menusuk tubuh evano.

"Jangan berisik ya" ucap seseorang yang menusuk evano

Sosok itu kembali menusuk bagian lain dari tubuh evano sampai akhirnya memastikan bahwa lelaki dihadapannya itu sudah tidak lagi bernafas. Sosok misterius itu pun segera keluar dari aula tersebut sambil tersenyum puas.

T E R R O R (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang