10 Januari 2020
Hari minggu merupakan hari yang sangat ditunggu oleh setiap umat manusia dimuka bumi ini, begitupun dengan Angga. Pria jenjang itu kini sedang berada di sebuah hotel milik keluarganya. Tadi nya ia hanya menemani sang ibu untuk melihat kondisi hotel, namun mendadak ia harus ditinggal rapat oleh ibunya. Tanpa berfikir panjang, Angga memutuskan untuk menyegarkan badannya dengan berenang di private pool milik keluarganya. Ia pun masuk ke area kolam dan disambut oleh seorang satpam yang menjaga diluar.
"siang pak" sapa Angga ramah
"siang den" dijawab satpam itu juga dengan ramah
Angga dengan cepat membuka baju nya, lalu membuangnya kesembarang arah. Menyisakan badan kekarnya yang sixpack dan celana renang yang ia gunakan. Jika saja disana banyak pengunjung pasti Angga sudah tidak bisa berenang karena dikerumunin oleh gadis-gadis yang terpesona dengan badan idealnya. Berbeda dengan wanita-wanita yang lain, ketujuh perempuan di 245 tidak pernah sekalipun terpesona dengan badan sixpack milik Angga. Bukan hanya Angga tapi yang lainnya juga suka membuka baju seragam mereka jika sewaktu pulang sekolah cuaca sedang terik, oleh sebab itu ketujuh gadis itu sudah terbiasa dengan badan-badan ideal teman-teman prianya itu.
Byur...
Pria 18 tahun itu kini sudah berada didalam air. Ia menyelam selama 15 menit non stop mengelilingi kolam renang. Sangat ingin mengambil nafas, kepala Angga tiba-tiba ditahan oleh seseorang. Orang itu terus menahan kepala Angga sehingga pria itu terus tertahan dibawah air. Angga terus melawan namun sayang, kekuatan orang itu 3x lebih kuat daripada kekuatan Angga.
1...
2...
3...
Angga sudah tidak sadarkan diri. Kini badannya mengapung di kolam renang.
*****
"ANGGAAA, ANGGAAA BANGUNNN"
Suara wanita itu berhasil membuat Angga terbangun dari pingsannya. Ia tergeletak di ujung kolam dengan badannya yang ditutupi sebuah handuk ungu.
"duduk, sini mama bantuin" wanita itu membantu Angga bangun dari posisi tidurnya.
"Ini handuk dapat dari mana mah?"
"Lah ini handuk kan tadi kamu yang bawa, mama dapat disebelah baju kamu"
"mah angga pergi sebentar, mama pulang sama supir aja ya"
Sang ibu berusaha menahan anaknya namun tak bisa, Angga sudah berlari jauh dari pandang sang ibu. Ia berlari sambil mengambil ponsel dari saku celananya.
"ben, lu dimana?"
"diluar kenapa?"
"ketemu sekarang di cafe biasa"
"kenap---"
tutt...tutt....
Angga memutuskan panggilan secara sepihak.
*****
Tak lama Angga sudah sampai di sebuah cafe yang memang menjadi tempat langganan mereka untuk nongkrong. Sekitar 2 meter dari tempat Angga memarkirkan motornya terlihat Ben bersama seorang wanita.
"Ngapain lu bawa cewe sih"
"Kemarin lu bilang gw bukan cewe, sekarang lu ngakuin gw cewe, mau lu apa sih" omel wanita itu panjang lebar
"Lah Lala"
iya Lala yang bersama Ben.
"Ngapain lu hari minggu nelp gw panik gitu" tanya Ben kemudian
"Lah lu sendiri ngapain siang siang bolong berduaan sama si Lala" Angga nanya balik ke Ben
"Kawin lari, kenapa mau ikut juga?" Lala yang menjawab
"Lu kalau gamau ngomong, gw pergi nih sama si Lala, kawin larinya blum beres" Ben ngikutin skenario drama bodoh Lala
"Nih"
Angga menyodorkan handuk ungu yang ia gunakan tadi. Kemudian pria itu menjelaskan semuanya dari A sampai Z.
"disekitar tempat lu berenang ada cctv ga?" tanya Lala setelah Angga menjelaskan
"ada"
"dih bodoh, kenapa lu malah nelp gw, kenapa ga langsung cek cctv sih goblok banget" Ben lalu melempar handuk ungu tadi kemuka Jo.
"kan gw panik anjing"
"ya tapi goblok lu kelewatan banget"
"DIAM GA LU BERDUA"
Keduanya sontak terdiam, pasalnya Lala sudah kuda kuda mau melempar keduanya dengan ponsel Angga yang Lala dapatkan entah darimana.
"ayo balik ke tkp aja" kata lala
"anjay tkp"
"kalau gamau ya udah, paling lu yang menghadap Tuhan besok"
"AYO" Angga langsung berdiri
Ben dan Lala juga ikut berdiri setelahnya. Tangan Lala mendadak digenggam Ben. Gadis itu tentu saja terkejut.
"ga usah pegang pegang, dikata mau nyebrang pegangan" genggaman ben ditepis Lala.
"AYO NANTI AJA LANJUTIN KAWIN NYA"
"GA USAH TERIAK TERIAK NGOMONG KAWIN NYA"
"Lu juga teriak la"
"lah iya juga"
Setelah nya mereka pergi kembali ke hotel tempat kejadian tadi berlangsung.
*****
Nihil.
Rekaman CCTV dihotel siang ini hilang tanpa jejak. Seseorang menghapus rekaman itu. Mereka masih berusaha mencari tau, ketiga orang itu sampai mengintrogasi satpam yang tadi bertegur sapa dengan Angga.
"bapak beneran ga liat ada yang masuk?"
"maaf den, tadi saya sedang ada panggilan alam jadi saya tinggalkan sebentar kolam renangnya"
"lah gw pikir yang bisa panggilan alam cuman si Dylan doang" entah bodoh atau bego tapi Lala yang berkata begitu.
Plak...
Kepala Lala dipukul Ben dengan tidak manusiawi.
"ya udah pak, makasih, maaf mengganggu"
Ketiganya pergi meninggalkan lokasi kolam renang. Sekarang mereka berada di sebuah kamar hotel.
"gw pernah liat ada orang masuk kekamar Tasha sehari sebelum Tasha ultah" ujar Lala memecahkan keheningan
"pas makan ayam tahun lalu?"
"heeh"
"Trus gw pergi ngecek ternyata ga ada siapa-siapa kecuali, anin yang lagi ditoilet"
"bentar, kemarin pas gw dapat terror si anin tau gw meluk lu"
"LU MELUK LALA?" Angga kaget dibuat-buat
"Kenapa mau meluk gw juga?" kata wanita itu kelewatan santai
"lu cerita ke siapa gw peluk la?"
"Acha doang sisanya cuman tau lu diterror pake standee sama darah kan?"
"iya" ben mengangguk anggukan kepalanya
"jadi anin nih tersangka kita?"
"tapi buat apa dia kek gitu?"
"pokoknya kita harus hati-hati sama semua orang"
"sama lu juga dong ngga"
"Lah kan kita satu team gimana sih"
"gamau gw seteam sama lu"
plak...
Keduanya dilempar bantal oleh Ben yang muak melihat Angga dan Lala terus bertengkar. Setelah itu, ketiganya mendadak nobar film Dilan 1990.
"jadi blum takut mereka?" kata seseorang yang tengah mengamati layar laptopnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
T E R R O R (Complete)
Mystery / ThrillerUlang tahun seharusnya menjadi hal yang ditunggu tunggu bagi semua orang. Namun bagaimana jika sebuah ulang tahun justru menjadi titik awal dari sebuah terror yang mengerikan? Terinspirasi dari kisah nyata.