By 5

5 3 0
                                    

Satria segera memarkir motornya begitu sampai di sekolah. Pak satpam sudah memberi nya ijin untuk masuk dengan bekal kunci perpustakaan yang sekarang kembali dia pinjam.

Dengan sedikit tergesa, Satria men cek kelas nya yang tentu saja sudah sepi dan gelap. Buang-buang waktu sebenarnya, namun entah lah, Satria hanya ingin memastikan saja.

Remaja lelaki yang masih memakai seragam sekolah lengkap itu segera berlari menuju ruang perpustakaan.

Tidak mau membuang waktu, Satria pun langsung membuka pintu dan mendapati Dania jatuh saat pintu terbuka. Sepertinya gadis tersebut menyandarkan diri di pintu sejak tadi sampai tertidur.

Satria mengehela nafas lega...

"Dan, bangun."

Dania sedikit menggeliat, namun kembali terlelap.

"Kebo banget sih bocah. Dan, bangun." kembali Satria mengguncang pelan bahu Dania yang sekarang dia senderkan di pintu perpustakaan.

Tak lama Dania mulai mengerjapkan mata nya...ketika mata nya sepenuhnya membuka, Dania menatap sekeliling nya dan mendapati Satria berjongkok di hadapan nya.

"Huaaa....jahat banget sih lo. Lo kan yang kunci in gue?" Dania langsung menangis.

Satria mematung di tempat nya, tak menyangka gadis bandel ini akan langsung menangis begitu melihat dirinya.

"Apaan...bukan gue, gue juga baru tau lo belum balik."

"Apa sih salah gue? Gue kan udah lo hukum, kenapa lo kerjain pake segala kunci in gue di perpustakaan?"

Dania masih menangis dan belum bangun dari posisi nya.

Satria kembali menghela nafas antara lelah dan lega.

"Ya udah gue minta maaf...udah malem nih, lo mau disini terus? Apa lo malah seneng bisa nginep disini?"

"Ih...gue mau pulang lah."

Dania kemudian bangun dan berjalan sambil menyeka airmata nya diikuti Satria.

"Lagian kenapa nggak telfon sih, emang nya lo hidup di jaman batu?"

"Hape sama tas gue di loker ruang basket. Gimana gue bisa telfon? Kalo ada juga udah gue lakuin dari sore."

Dania berbelok memasuki ruang basket, menyalakan lampu kemudian mengambil tas di loker nya.

Loker anak basket dan cheers memang di buat satu ruangan, karena ekskul mereka memang saling berhubungan.

Tak mau berlama-lama, Dania pun segera menutup ruang basket dan mendapati Satria masih menunggunya.

"Kenapa lo masih disini?"

"Anterin lo pulang...emang lo berani malem-malem pulang sendirian?"

"Baru mau jam 8, gue berani pulang sendiri."

"Tapi lo nggak bawa mobil kan?"

"Gue bisa naik taxi."

"Bodo amat, pokok nya lo pulang sama gue."

"Kok lo maksa?"

"Ya karena gue udah disini juga, tanggung kan?"

Dania hanya menganga, tak mengerti dengan jalan pikiran cowok dihadapan nya ini.

Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya Dania pun mengiyakan paksa an dari Satria.

"Terserah lo." Dania berjalan lebih dulu di depan Satria dan segera menuju parkiran sekolah.

"Gue nggak ada helm." kata Dania begitu mereka sampai di samping motor Satria.

"Lo pakai helm gue, gue tadi udah pinjem helm nya pak satpam."

Beside youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang