"Kenapa lo?" tanya Willy pada Satria.
Anak-anak Osis sore ini memang masih sibuk dengan tugas mereka. Bahkan beberapa anak perempuan seperti Mitha, Rissa dan Novi juga masih ada di ruang Osis.
"Emang gue kenapa?" Satria balik bertanya.
"Muka lo jelek banget hari ini." jawab Willy.
"Lah, bukannya tiap hari ya Will?" tanya Bima ikut nimbrung.
"Sialan, emang iya gue jelek?" tanya Satria pada Mitha dan beberapa teman yang lain.
"Nggak lah, kamu mah ganteng banget. Willy, lo jangan ngaco." justru Rissa yang menjawab.
"Ributin apaan sih?" tanya Kaisar yang akhirnya ikut bergabung juga.
"Lo emang nggak sadar nih anak mukanya ditekuk terus dari pagi Kai?" Willy bertanya pada Kaisar namun matanya masih menatap Satria.
"Iya sih. Kenapa lo?" seru Kaisar.
"Apaan, gue biasa aja." elak Satria.
"Ipiin, gii biisi iji." Willy dan Bima kompak menggoda Satria.
"Terserah kalau nggak percaya. Udah ah, gue mau ngadem dulu di luar." seru Satria kemudian berjalan keluar meninggalkan ruang Osis.
"Lah, kalau mau ngadem mah disini justru lebih adem daripada di luar nggak sih? Kan pakai ac." seru Bima bingung melihat tingkah Satria.
"Kalian godain terus sih, jadi ngambek kan Satria nya." ucap Mitha sedikit cemas melihat Satria terlihat badmood.
"Tapi kan emang dia dari pagi cemberut terus tau." jawab Willy mencoba membela diri.
"Biarin aja kenapa sih? Kalau dia mau cerita juga nanti cerita sendiri kan? Ya udah gue temenin dia dulu di luar." ujar Kaisar bersiap menyusul Satria namun lebih dulu dicegah oleh Rissa.
"Eh, biar gue aja yang temenin Kai, lo kan masih banyak tuh kerjaannya. Kebetulan punya gue udah selesai." lalu tanpa menunggu persetujuan Kaisar, Rissa pun segera menyusul Satria.
"Si Rissa semangat banget, perasaan belum kamu iya in kan Kai?" tanya Mitha dengan wajah bingung.
"Biarin aja Mit, kan sekalian mau mepetin Satria." bela Novi santai.
Sementara yang lain saling tatap dan akhirnya kembali fokus merampungkan tugas yang memang menumpuk.
***
"Ckk, ngeselin banget deh, kenapa coba semua orang harus ngeselin?" ucap Satria bermonolog sambil terus berjalan ke arah kantin sekolahnya.
Di belakang Rissa terlihat menyusul, berusaha menyeimbangkan langkah mereka.
"Sat, tunggu, jangan cepet-cepet."
Mendengar ucapan Rissa, Satria pun berhenti dan menoleh.
"Ngapain lo kesini?" tanya Satria begitu Rissa sudah ada di dekatnya.
"Nemenin kamu biar nggak sendirian. Kamu lagi bete kan?" tebak Rissa dengan senyum semanis mungkin.
"Gue pengen sendiri." seru Satria kemudian berjalan lagi mendahului Rissa.
"Ih, jangan gitu. Orang bete tuh butuh temen cerita atau hiburan tau. Aku siap kok dengerin keluh kesah kamu." ucap Rissa sambil kembali menyusul Satria.
"Ckk, nggak ah gue mau sendiri." tolak Satria lagi sambil terus berjalan.
"Nggak mau, pokoknya aku mau nemenin kamu." bantah Rissa kali ini bahkan mengamit lengan Satria yang mau tidak mau akhir nya menghentikan langkahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beside you
Roman pour AdolescentsKisah Satria dan Dania yang saling benci, namun terus terhubung satu sama lain. Dari yang awalnya tidak sengaja, lama-lama jadi terbiasa bersama.