Niat Satria untuk marah pada Dania menguap begitu saja, saat tau gadis berambut pirang tersebut kembali diganggu oleh Rissa dan Novi.
Kenapa Satria harus marah pada Dania? Pertama, gadis itu meninggalkan rumah nya begitu saja, walau memang sudah pamit dengan bunda nya. Tapi, Dania bohongkan saat bilang sudah memberitahu Satria.
Dania mungkin tidak menyadari kalo Satria panik. Satria takut Dania sedih dan merasa sendiri.
Sebenarnya ini bukan urusan Satria, tapi entahlah, rasa peduli pada Dania datang begitu saja sejak Satria mendapati Dania menangis di rooftop sekolah beberapa bulan lalu.
Dan entah kenapa juga mereka jadi sering bersama, walau tanpa disengaja. Hal ini sebetulnya bukan hanya mengusik Satria, karena Dania juga turut merasakannya.
Semua yang terjadi belakangan ini, tanpa sengaja seperti menghubungkan keduanya.
Alasan kedua kenapa Satria marah pada Dania adalah karena postingan Choky di hari ulang tahun gadis tersebut.
Lagi-lagi harusnya ini bukan menjadi urusan Satria, namun entahlah, kenapa dia langsung merasa kesal. Belum lagi yang Satria tau, Dania dan Choky hanya sebatas mantan pacar yang masih berteman.
Masih terlalu cepat jika menyimpulkan perasaan nya saat ini pada Dania adalah rasa suka. Satria pikir perasaan nya baru sebatas care pada sesama teman.
"Ah sial, tapi kenapa juga gue harus kesel liat Choky upload foto Dania? Masa iya gue suka sama si Bellatrix?" gerutu Choky sambil berguling resah di kasur nya.
"Katanya mantan, tapi masih aja nempel. Ya tapi, kenapa juga gue sewot? Oh, ini pasti karena gue belakangan deket sama Dania, makanya gue khawatir sama dia. Ah iya, pasti karena itu sih." elak Satria.
"Ya lagian salah mereka berdua juga. Nggak jelas banget kan, mantan tapi masih care, dua-duanya juga nggak ada keliatan punya pacar lagi."
Satria terus bergumam tanpa henti.
"Harusnya kan dibikin jelas, kalo masih suka ya udah sana pacaran lagi aja. Jadi bikin orang salah paham kan?"
Drrt, drrt.
Ponsel Satria berdering dan menampilkan nama Kaisar di layar nya.
"Hallo."
"Sat."
"Apaan Kai?"
"Menurut lo Alexa suka sama gue nggak?"
"Mana gue tau Kai, kan gue bukan Alexa."
"Ya menurut pandangan lo aja, masa lo nggak tau."
"Lah, kan harusnya gue yang bilang begitu. Yang jalanin kan lo berdua, lo yang deket sama dia."
"Kalo gue bilang suka ke dia, bakal diterima nggak ya?"
"Lo mau dengerin saran gue?"
"Ya iya lah, ngapain juga gue telfon lo kalo bukan buat dapet saran dari lo."
"Sebetulnya lo aneh sih, gue aja belum pernah pacaran, lo minta in saran. Tapi ya udah lah. Nih saran gue, pasti in dulu perasaan lo. Kalo udah yakin, langsung tembak lah. Saingan lo banyak Kai, jangan santai lo."
"Iya, iya. Gue sih udah yakin kalo gue suka, sayang gitu sama dia. Doa in biar gue diterima."
"Aamiin."
"Thanks sarannya. Lo belajar sana, jangan Osis terus lo. Hahaha"
"Ngaca woii, gue tutup telfon nya. Bye."
Satria masih menatap ponsel ditangan nya. Memutar kembali obrolan nya dengan Kaisar yang baru saja selesai.
"Hebat bener ya gue kasih saran buat percintaan orang lain. Lah gue aja jomblo."

KAMU SEDANG MEMBACA
Beside you
Roman pour AdolescentsKisah Satria dan Dania yang saling benci, namun terus terhubung satu sama lain. Dari yang awalnya tidak sengaja, lama-lama jadi terbiasa bersama.