By 3

11 2 1
                                    

Dania baru saja hendak memasukan cake ke dalam mulut nya saat Satria tiba-tiba membuka pintu cafe milik Ovan. Dania pun mengurungkan niat nya menikmati kue kacang kesukaan nya itu. Entah kenapa selera makan nya tiba-tiba menguap entah kemana.

Sore ini Dania membuat janji bertemu dengan Choky. Walau sudah menjadi mantan kekasih, tetapi hubungan keduanya masih sangat baik, bahkan Choky masih cukup perhatian pada Dania, meski Dania tahu perasaan Choky pada nya hanya sebatas teman.

Saat pintu cafe terbuka, Dania pikir itu Choky, tak tahu nya justru Satria yang sebentar menatap nya lalu dengan cuek nya berlalu menuju meja kasir.

Cih...siapa juga yang peduli, batin Dania. Mencoba tak ambil pusing, Dania pun kembali menikmati cake favorit nya dengan ditemani segelas lemon tea.

Tak lama Satria terlihat membawa pesanan ke meja nya, dan kali ini sama sekali tak melirik Dania.

Keduanya duduk berhadapan di meja yang berbeda dan benar-benar terlihat seperti dua orang yang tidak saling mengenal, sibuk menikmati pesanan masing-masing.

Pintu cafe terbuka lagi, dan Dania kembali mendesah kecewa ketika di lihat nya bukan Choky yang ada disana. Kali ini Rissa, anak Osis sekolah nya, dan Rissa segera menghampiri Satria dan mengabaikan Dania walaupun tadi kedua nya sempat melakukan kontak mata.

Memang begitulah anak Osis...entah apa penyebab nya, namun mereka menunjukan sikap permusuhan dengan Dania dan teman-teman nya.

Sejujurnya Dania tidak ada rencana untuk memperhatikan interaksi dua makhluk di depan nya itu, namun entah lah, mata nya tiba-tiba saja sudah tertuju kesana.

Dania tak bisa melihat seperti apa ekspresi wajah Rissa karena posisi nya yang memunggungi Dania. Sementara Satria, cowok tersebut ajaib nya bisa tertawa lebar di hadapan Rissa.

Hmm, Dania rasa keduanya tengah berkencan.

Selang beberapa waktu pintu cafe kembali terbuka, dan kali ini benar-benar Choky yang membuka nya.

Senyum sumringah langsung menghiasi wajah Dania, tak lupa gadis berparas cantik tersebut melambaikan tangan nya pada Choky.

Satria dan Rissa juga sempat menoleh ke arah Choky, namun kemudian mereka kembali sibuk dengan urusan mereka sendiri, dan untungnya Choky pun tak ambil pusing, sekalipun mereka mengabaikannya.

"Sorry lama..."

"Nggak papa...aku juga belum lama kok."

Ya walaupun sudah putus, namun kebiasaan menyebut aku dan kamu masih Dania dan Choky pakai saat berbicara satu sama lain.

"Aku pesen dulu ya..."

Dania pun mengangguk di ikuti Choky yang segera menuju meja kasir.

"Mana pesenan kamu?"

"Nanti dianter sama Ovan kata nya, lagi di buat in, abis soal nya."

Kembali Dania mengangguk.

"Dan..."

"Hmmm..."

Choky menghela nafas..

"Kenapa Chok?"

"Are you oke?"

Dania mengangguk sambil tersenyum. Tapi Choky tak serta merta percaya. Choky tahu benar jika gadis di depan nya ini sedang tak baik-baik saja.

Choky hapal benar mata sembab milik Dania yang banyak dia pakai untuk menangis.

"Kamu nggak sendiri, ada aku sama anak-anak yang lain...tadi Alexa sampai telfon aku karena cemas sama kamu."

Kali ini gantian Dania yang menghela nafas sambil mendorong sedikit cake kacang nya ke tengah.

Beside youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang