Katanya sih kesel, tapi lihat sekarang, dua makhluk bernama Satria dan Dania ini justru pulang bersama dengan naik motor milik si wakil ketua Osis.
"Kok belok kesini, rumah gue kan lurus terus, masih jauh juga jaraknya." protes Dania.
"Iya, temenin gue makan dulu ya, lo laper juga kan?" jawab Satria agak kencang agar terdengar oleh Dania. Maklum, kan mereka sama-sama pakai helm.
Dania tidak lagi bertanya dan hanya menurut saja saat Satria memarkirkan motornya di depan kedai mie ayam pinggir jalan.
"Makan disini nggak papa kan?" tanya Satria sambil melepas helmnya, dan Dania pun mengangguk sebagai jawaban.
"Tenang aja, walau di pinggir jalan, tapi tempat nya bersih kok, mie ayamnya juga enak." tambah Satria lagi kemudian mengajak Dania duduk di kursi paling pojok yang ada di kedai.
Sebetulnya kedai mie ayam ini ada di bangunan salah satu ruko yang berjejer dengan cat warna putih dan biru. Hanya saja karena letaknya dekat dengan jalanan, jadilah Satria menyebutnya kedai mie ayam pinggir jalan.
"Gue pesen dulu ya, lo mau makan apa?" tanya Satria sudah berdiri bersiap untuk memesan.
"Sama in kayak punya lo aja. Minumnya mau es jeruk boleh?" tanya Dania.
"Boleh banget. Ya udah, gue pesen dulu ya." kemudian Satria pun menghampiri si bapak penjual dan mulai memesan.
Sementara itu Dania hanya menatap Satria yang tengah berbicara dengan si penjual mie ayam. Entah apa yang mereka bicarakan Dania juga tak tau. Hanya saja, Dania jadi tersadar kalau temannya itu sebetulnya pribadi yang cukup supel.
Masih ingatkan kalau Satria juga lumayan kenal dekat dengan pedagang nasi goreng favorit mereka? Dan sekarang dengan pedagang mie ayam? Dania pun tertawa kecil, masih tidak menyangka cowok yang terlihat galak itu sebenarnya punya sisi supel juga.
"Kenapa lo senyum-senyum? Naksir sama bapaknya? Jangan genit lo, bapaknya udah punya anak istri." sindir Satria sambil menunjuk si bapak yang tengah membuatkan mie ayam pesanan mereka.
"Ngaco, mana ada gue naksir sama bapaknya?" bantah Dania sambil mencubit lengan Satria, dan cowok itu pun mengaduh kesakitan.
"Ya habisnya lo senyum-senyum sendiri, pas banget lagi mata lo lihat nya kesana." tuduh Satria lagi.
"Ih bodo ah, gue tuh lagi ngetawain lo, lo Satria." jawab Dania kesal.
"Oh...kenapa ngetawain gue?" tanya Satria penasaran.
Dania pun mendengus, apa-apaan tadi Satria menuduhnya naksir bapak pedagang mie ayam.
"Gue baru sadar aja, ternyata voldemort kayak lo supel juga ya, lo kenal banyak orang yang nggak gue sangka-sangka. Pedagang nasi goreng, sekarang pedagang mie ayam. Keren sih, kalau di sekolah kan lo jutek banget." seru Dania.
Kali ini gantian Satria yang tertawa.
"Nggak tau kenapa gue emang gitu sih, kalau laper dan pas nggak lagi di rumah, gue suka aja gitu berburu kuliner yang ujung-ujungnya cocok sama selera gue dan plusnya pedagangnya tuh baik juga. Gue akhirnya kenal sama mereka dan dateng lagi, lagi dan lagi." ucap Satria menjelaskan pada Dania.
"Jadi sebetulnya lo tuh supel atau jutek?" tanya Dania lagi.
"Tergantung. Kalau emang perlu di jutekin ya gue jutekin." jawab Satria.
"Cih, sok iye banget lo." sindir Dania sambil mendengus. Tapi tak lama senyumnya pun muncul lagi saat 2 mangkuk mie ayam di sajikan di meja mereka.
"Makasih bu." ucap Dania dan Satria bersamaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beside you
Genç KurguKisah Satria dan Dania yang saling benci, namun terus terhubung satu sama lain. Dari yang awalnya tidak sengaja, lama-lama jadi terbiasa bersama.