"Darimana kamu, jam segini baru pulang."
Suara sang papah menghentikan langkah Dania yang hendak menuju lantai dua rumah mereka.
"Kerja kelompok.." jawab Dania datar.
"Kamu itu anak perempuan, pulang sekolah itu harus pulang dulu ke rumah, jangan malah keluyuran nggak jelas diluar rumah."
"Papah nggak usah khawatir, Dania udah ijin sama mamah. Lagipula, tumben banget papah pulang...istri baru papah kemana?"
"Dania! Jaga bicara kamu!"
"Salah ya yang Dania tanya in? Sama...papah juga salah."
"Apa maksud kamu?"
"Papah pikir Dania diluar keluyuran? Dania kerja kelompok!"
Memang benar jika sepulang sekolah tadi Dania belajar kelompok di cafe Ovan setelah diantar oleh Willy.
"Oh, dan kalau pun bener Dania suka keluyuran ya wajar, Dania jengah sama papah! Setiap pulang ke rumah papah cuma numpang marah-marah! Papah nggak sadar kan?"
"Jaga sopan santun kamu Dania!"
"Kenapa sih pah, kenapa papah selalu marah-marah tiap pulang ke rumah? Apa salah Dania sama mamah? Apa pah?"
"Sayang...kamu nggak boleh kayak gitu sama papah nak." Entah sejak kapan namun sekarang mamah Dania terlihat menenangkan puteri nya.
"Lihat...kamu itu nggak hanya nggak becus ngurus suami, kamu juga nggak becus urus Dania, anak ini jadi liar!"
"Papah pikir ngurus Dania cuma tanggung jawab mamah aja? Dania juga anak papah pah." seru Dania tak takut menyuarakan isi hati nya.
"Papah itu diluar sudah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan kalian, wajar kalau papah tidak punya banyak waktu buat kalian." papah Dania coba membela diri.
"Oh gitu? Tapi kenapa papah punya waktu untuk ngurusin perempuan lain? Klasik pah alasan papah."
"Kurang ajar kamu!"
"Mas!"
Tangan sang papah yang hendak menampar Dania berhasil di halangi oleh Mamah nya.
"Pukul pah, pukul! Emang papah udah nggak sayang Dania lagi kan?"
"Kalau kamu tidak bisa jaga sopan santun kamu, papah akan cabut semua fasilitas kamu!"
"Mas, kamu nggak bisa kayak gitu sama Dania! Sayang, minta maaf sama papah ya nak.."
"Nggak, Dania nggak salah.."
"Dania jangan keras kepala nak."
"Biarkan anak itu berbuat semau nya sendiri, tapi jangan harap kebutuhan kamu papah penuhi Dania."
"Dania nggak peduli!"
Dania pun bergegas menuju kamar nya di lantai dua dan segera mengemasi beberapa barang nya.
"Sayang...kamu mau kemana nak?"
"Dania mau tenang in diri mah."
"Iya tapi mau kemana nak, di rumah aja sayang, kamu juga kan baru pulang."
"Mah, kalau Dania di rumah terus, yang ada Dania makin emosi liat papah. Mamah jangan khawatir ya, Dania selalu on hape kok, Mamah bisa hubungi Dania kapan aja. Dania juga nanti pulang, oke?"
Mamah Dania menatap puterinya sambil menghela nafas, memang seperti inilah Dania dan suami nya, sama-sama keras kepala.
"Tunggu mamah disini sebentar." lalu mamah Dania keluar dari kamar Dania, namun tak lama kembali menemui puteri nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside you
Teen FictionKisah Satria dan Dania yang saling benci, namun terus terhubung satu sama lain. Dari yang awalnya tidak sengaja, lama-lama jadi terbiasa bersama.