33. Same Smile

824 118 13
                                    



Taehyung mengaitkan handuk ke pinggangnya dan berjalan keluar dari kamar mandi dengan langkahnya yang lebar. Dilihatnya Paman Lee yang sudah siap dan selalu berdiri tegap walau tubuhnya sudah sangat rapuh.

"Selamat pagi tuan" ucap Paman Lee dengan seuntai senyum tercerahnya.

"Hari yang tentunya sangat bahagia Paman" jawab Taehyung dengan sedikit senyum diwajahnya.

Tangannya meraih kemeja yang sudah Bibi Jessie siapkan sejak satu jam yang lalu. Walau masih ada rasa perih ditangannya, Taehyung tetap memaksakannya.

"Perlu bantuan tuan?" tanya Paman Lee yang merasa kasihan saat melihat tuannya sedikit kesusahan memakai kemejanya.

"Tidak perlu Paman" jawab Taehyung dengan dingin dan tetap berusaha walau rasanya cukup perih.

"Aku rasa sudah waktunya tuan perlu seseorang yang selalu mendampingi tuan, apapun keadaannya" Taehyung berhenti sejenak, ditatapnya Paman Lee dengan tajam. Sedang yang ditatap seketika menjadi pura-pura tidak tahu.

"Apa maksudmu Paman?"

Drrt! drrt! drrt! drrt!

Tak sempat menjawab, ponsel Taehyung langsung mendahului Paman Lee. Dengan sigap, dia curi-curi pandang ke arah ponsel tuannya yang terletak di meja tak jauh darinya. Melihat gelagat Paman Lee, Taehyung langsung berjalan dan mengambil ponselnya. Dilihatnya nama yang sudah tak asing baginya.

"Maksudku seperti itu tuan" jawab Paman Lee dengan tersenyum sumringah. Dia yakin Jennie melakukan apa yang dia katakan.

Mendengar itu, Taehyung hanya memiringkan kepalanya.

"Aku rasa, semakin lama Paman akan sama gilanya dengan Grandma" cetus Taehyung seraya menunjukkan jarinya yang dengan kasar menolak panggilan dari Jennie. Melihat itu, Paman Lee hanya diam tak bergeming.

"Ohh ya, satu lagi. Sebenarnya apa yang Paman katakan padanya hingga dia---"

Drrt! drrt! drrt! drrt!

Wajah Taehyung langsung mengerang, dia mencoba menahan amarahnya. Di tunjukkannya ponsel yang masih berbunyi itu kepada Paman Lee yang ada di depannya, dengan menangggukan pelan kepalanya.

"Hingga dia selalu menerorku?" melihat itu Paman Lee mencoba menahan tawanya. Sebenarnya dia juga tidak tega melihat tuan mudanya seperti di buron. Tapi mau bagaimana lagi? dia tahu tuan mudanya ini ada sesuatu.

"Aku hanya mengatakan bahwa kau tidak ingin menerima panggilannya, dan dia harus berusaha menelponmu setiap hari, sampai kau mengangkatnya. Dan aku mengatakan bahwa ini adalah titah langsung dari tuan. bagaimana? bukankah ini ide bagus tuan?" tanya Paman Lee dengan tenang, walau ia tahu wajah tuannya sudah berubah 90% dari batas kenormalannya.

"Benar, tapi akan lebih bagus jika Paman sekarang keluar dari kamarku" ucap Taehyung seraya menunjuk pintu kamarnya dengan wajah yang sedang menunduk menahan emosinya.

Dengan wajah tersenyum Paman Lee keluar, yah yah pria tua itu sudah terbiasa diusir dari kamar tuannya, jangankan diusir bahkan waktu itu tuannya dengan santai akan menabraknya. Hal itu memang sudah warisan sifat dari keluarga Kim, tapi khusus kali ini, memang sedikit lebih parah.

Taehyung berjalan dan melempar ponsel ke kasur. Dengan wajah masamnya, Taehyung kembali memakai kemejanya.

Cening!

Taehyung berhenti dari kegiatannya kembali. Tatapannya mengarah lurus kedepan dan berusaha untuk tidak peduli. Tapi tidak, dia melirik ponselnya yang berada di kasur, samping dirinya.

Taehyung and JennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang