32. Crazy Calls

803 121 17
                                    


Jennie masih terdiam dalam lamunan yang ia ciptakan sendiri. Entah mengapa hari ini rasanya berbeda. Seperti ada yang kurang. Dilihatlah selalu ponsel yang Jennie letakkan sendiri di atas lacinya.

Jujur...Jennie berharap ada panggilan masuk dari tuannya walau itu hanya sebatas pekerjaan aneh yang biasa ia perintahkan kepadanya. Karena dengan begitu, ia merasa masih ada secercah cahaya untuknya.

Jennie masih tidak mengalihkan pandangannya dari ponsel tersebut.

"Ini sudah terlalu lama" Keluh Jennie dengan bibir cemberut.

"Dan aku sudah bosan menunggu"

Akhirnya karena kebosanan sendiri Jennie berdiri dari duduk malasnya, dan berjalan keluar kamarnya. Kembalinya, dia tidak sendiri. Karena sapu, kemucing, dan kain lap sudah ada di tangannya.

Baiklah Jennie memutuskan untuk bersih-bersih saja.

Dimulainya dari bagian inti, yaitu kasur semata wayangnya, dan lanjut pada beberapa benda lain dikamarnya. Sebenarnya Jennie tidak begitu niat dalam kegiatan bersih-bersihnya ini. Maka tak heran jika masih ada sisa-sisa debu dibeberapa tempat.

Kedua mata kucingnya sesekali melihat ke arah ponsel yang masih setia di atas laci. Sadar akan penantiannya yang tak kunjung berbuah, akhirnya Jennie memilih menyerah saja.

"Baiklah Jennie, mungkin Pak Taehyung juga memecatmu dari pekerjaan asisten. Terimalah...." Dengan napas pasrah, Jennie melanjutkan pekerjaanya dengan lesu. Tangannya dengan malas membuka lemari adiknya.

"Eh..tidak dikunci?" Jennie melirik sekitar. Sejak kapan adik liarnya itu lupa untuk mengunci lemarinya? Baiklah ide bagus, sedari dulu Jennie memang penasaran dengan isi lemari adiknya.

"Baiklah, mari kita lihat apa yang manusia liar itu sembunyikan dariku"  Dengan sedikit smirk di wajahnya, Jennie melancarkan aksinya. Dibukanya lagi pintu lemari itu dengan selebar mungkin.

"Tidak ada yang spesial..hanya ada pakaiannya saja, jika hanya itu, kenapa harus dikunci? menyebalkan" Jennie sudah akan menutup pintu lemari itu kembali. Tapi...tunggu... penglihatannya tida sengaja menangkap siluet kertas dari balik salah satu pakaian Vika. Akhirnya dengan rasa ingin tahu yang sudah menggebu-gebu, Jennie membuk kembali pintu lemari itu dengan cepat. Diambilnya kertas itu dengan perlahan-lahan.

Jennie terkejut dengan kertas yang ia baca, apa dia tidak salah baca?

"Mengapa kau menyembunyikan ini dariku Vika?" melihat kertas itu, tiba-tiba keadaan hati Jennie semakin melankolis saja.

Drrt drrt drtt

Jennie langsung bergegas mengambil ponselnya, walau sekarang dia tidak sebegitu antusias seperti tadi. Jennie masih menyempatkan diri untuk mengecek nama yang tertera di layar ponselnya. Jangan sampai kejadian tadi pagi terulang kembali.

"Eunwo?" Jennie masih menghela nafasnya kasar, ada sedikit rasa kecewa di hatinya.

"Iya Eunwo, ada apa?" Tanya Jennie dengan suara semangat yang dibuat-buat.

"Kau baik-baik saja?"

"Tentu saja, ada apa?"

"Tidak apa-apa, aku hanya khawatir tentang keadaamu. Oh iya, apa kau masih bekerja sebagai asisten Pak Taehyung?"

Mendengar pertanyaan Eunwo yang tiba-tiba itu, telah berhasil membuat Jennie kebingungan akan menjawab apa.

"Eeeh... entahlah, aku rasa dia juga berniat untuk memecatku dari pekerjaan asisten" Jennie sedikit memaksakan senyum, walau ia tahu Eunwo tidak akan bisa melihat ekspresinya.

Taehyung and JennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang