6. Mask?

611 46 1
                                    





"Tuan ada baiknya jika anda menuruti permintaan nyonya Kim tuan"

Ucap paman Lee kepada Taehyung yang duduk di sofa dengan tangan terlipat di dada dan kaki yang menyilang.

"Paman kau juga ikut-ikutan?? aku tidak percaya ini" ucap Taehyung dengan ekspresi santainya.

"Paman, grandma hanya tidak ingin kalah dari teman-teman sosialitanya. Saat semua teman-teman gilanya memposting foto cucu mereka dia pasti juga ingin, dia hanya tidak ingin kalah paman percayalah padaku"

"Baiklah, mungkin anda benar tuan"

Jawab Paman Lee pasrah dengan seuntai senyum ramahnya.

"Aku memang selalu benar"

Ucap Taehyung dengan santainya

Namun berselang beberapa detik kemudian ada yang mengetuk pintu dengan ritme yang tak bersahabat, lalu pintu itu terbuka pelan walau Taehyung tak menjawab. Taehyung memang tidak perlu menjawab.

Wajah mungil bermata kucing itu masuk terlebih dulu, dan menampakkan wajahnya yang imut. Sudah Taehyung duga. Namun, Taehyung sedikit memiringkan kepalanua saat melihat wanita itu tidak sendirian karena dibelakangnya juga ada Eunwo.

Taehyung menatap mereka berdua dengan dingin.

"Kenapa kau membantunya?"

Tanya Taehyung sinis kepada Eunwo.

Eunwo tersenyum simpul dengan nampan yang masih ada di tangannya. Sedang Jennie masih terdiam dan melihat tuannya yang memandang dirinya juga Eunwo dengan aura yang sangat menjengkelkan.

"Tadi aku tidak sengaja berpapasan dengannya jadi sekalian saja aku membantunya Pak" jawab Eunwo seraya tersenyum simpul.

"Menjijikkan" guman Taehyung pelan.

"Taruh kopi itu di meja, lalu keluarlah" mendengar hal itu, mereka berdua bergegas menaruh kopi nya di meja Taehyung dan pergi keluar.

Setelah beberapa menit Jennie dan Eunwo keluar, Taehyung berdiri dari sofa mendekati mejanya yang tak jauh dari posisinya sekarang.

Dia memecahkan kedua cangkir tersebut dengan sengaja menjatuhkannya ke lantai.

"Tuan?"

Seakan tuli Taehyung tidak menjawab paman Lee yang sudah keheranan dengan tingkahnya. Taehyung lalu menelpon sekertarisnya.

"Aku ingin asistenku membuatkan dua cangkir kopi lagi dan pastikan hanya asistenku saja yang membuat dan juga mengantarkannya, kau paham?"

"Paham tuan"

Taehyung langsung menaruh ponselnya dengan santai, kemudian berbalik dan menampakkan senyum sinisnya. Paman Lee hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan.

"Ternyata kau benar-benar membencinya"

"Apakah paman berpikir tentang hal lain selain itu?" Tanya Taehyung tersenyum dan duduk di kursinya.

"Entahlah...aku merasa akhir-akhir ini kau berbeda"

"Dia tidak satu kasta dengan seorang Kim Taehyung Paman"

"Baiklah aku mendukungmu saja tuan"

Paman Lee hanya tertawa kecil.





***





Jennie dan Eunwo masih berjalan santai seraya berbincang-bincang kecil setelah keluar dari ruangan tuan sombong itu, maka tak heran jika posisi mereka berdua masih lumayan dekat dengan ruangan itu.

"Aku tidak tahu mengapa tadi kau mengatakan bahwa dia sungguh sangat berubah"

"Kau tidak percaya ??"

"Aku rasa sifat-sifat nya itu memang sudah bawaan dari lahir"

"Kau ti---"

Belum sempat Eunwo menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba handphone Jennie berbunyi dan itu dari sekertaris pria sombong itu.

Jennie masih tidak mengangkatnya tapi bukan berarti dia membenci Yona sang sekertaris sekaligus temannya itu, tapi dia sudah menyangka bahwa akan ada pesan aneh lainnya dari si pria sombong itu.

Tapi dia harus ingat bahwa jika dia tidak mengangkatnya, bagaimana jika Yona terkena masalah?? tidak! tidak! dia tidak boleh egois seperti ini.

Jennie bergegas menggeser tombol jawab dilayar handphone nya.

"Apakah si sombong itu memberi pesan untukmu lagi?"

Tanya Jennie malas.

"Tuan Taehung menyuruhmu untuk membuat dua cangkir kopi lagi, dan harus kau sendiri yang membuatnya"

"Seandainya aku juga seorang Billionaire sepertinya maka---- yaa yaa sudahlah lah baiklah"

Hampir saja Jennie asal bicara, tapi dia ingat jika Eunwo ada di sampingnya.

Dan diapun masih ingat bahwa Eunwo juga pernah berteman dengan pria sombong itu dan bagaimana jika dia tersinggung?.

Aish! dia memang harus berhati-hati pada setiap orang.

"Eumm Eunwo aku ada urusan sebentar jadi aku duluan oke"

"Baiklah"

Jennie hanya tersenyum simpul lalu kembali menuju dapur, dia sengaja tidak memberi tahu Eunwo jika dirinya diperintahkan untuk membuat dua cangkir kopi lagi. Entahlah Jennie hanya tidak ingin di kasihani.








***








Sesampainya di dapur dia langsung berkutit di mesin kopi dan menunggu sampai kopinya selesai.

Namanya juga dapur pasti banyak koki dan beberapa orang yang berlalu lalang. Sedang Jennie hanya memilih berpura-pura tidak melihat mereka dan diam seakan dirinya tidak ada.

"Dia memang cocok sekali menjadi pembantu bukan seorang model"

"Pasti yang memilihnya buta"

"Dan aku rasa aku yang lebih cocok menjadi seorang model"

Begitulah cibiran beberapa OG (Office Girl) yang juga berada di dapur itu. Jennie mendengar jelas cibiran mereka, namun, dia harus tetap biasa saja. Rasanya memang sakit, dan Jennie tahu itu. Dia sudah sering berada di posisi seperti saat ini, tapi itu dulu saat dia masih belum di usir oleh ibu tirinya. walaupun begitu, Jennie tetap benci di kasihani karna dia ingin terlihat seperti wanita kuat walau sebenarnya dia benar-benar lemah.






=========================================

note: jika di awal-awal mimin nulis Jennie tinggal di kos-an, maka di ubah secara mandiri aja ya "ke kontrakan", yaa di inget inget aja gitu misalnya. oh iya sorry chingu mimin cuma update bab yang sudah ada di akun sebelumnya, and tengkyu banget yang udah nanyain kabar dan doain mimin biar sehat, alhamdulillah mimin sehat walafiat ya.  mimin hanya sedang kehabisan ide buat ngelanjutin ini cerita. oleh karena itu, update nya luaaaaamaaa banget.

okeyy tengkyu yang masih bertahan untuk cerita kura" ini.

Taehyung and JennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang