4. Interview or Condemnation

1.5K 108 5
                                    





Sekarang Jennie sudah berdiri tak jauh dari perusahaan Kim. Di depan perusahaan terpampang jelas nama brand ternama mereka.

Jennie sudah siap untuk pergi wawancara dengan owner perusahaan Kim.

 Tarik nafas, lalu hembuskan~ itulah yang Jennie lakukan disepanjang perjalanan tadi.

Jennie dengar owner perusahaan Kim adalah seseorang yang tidak suka jika waktu sedetiknya  terbuang dengan sia-sia, jadi tidak heran jika Jennie selalu melihat jam di ponselnya. 

Pasti owner itu sudah tua dan menyeramkan, begitulah pikir jennie.

 Dan kini jarak Jennie kira-kira tinggal sepuluh langkah lagi menuju perudahaan Kimi, tapi tiba-tiba saja seseorang hampir saja menambraknya dengan mobil sport hitamnya yang melaju cepat.

Jennie berusaha sabar tapi nyatanya... itu tidak bisa! Keterlaluan! Mentang-mentang mobil sport lalu apakah orang itu tidak melihat jika di depannya sedang ada orang yang berjalan?

Jennie mengambil sebuah kerikil yang tergeletak bebas disekitarnya, lalu tanpa ragu Jennie melemparnya ke mobil sport tersebut yang sudah terparkir di depan perusahaan Kim. Walaupun hanya sebuah kerikil namun jennie melemparnya dengan sekuat tenaga hingga mobil itu..yaaa bisa dikatakan tergores lumayan besar. Setelahnya Jennie jadi sedikit khawatir tapi persetanlah! Dia sudah siap untuk bertengkar hari ini.

Kemudian seorang pria berkacamata hitam dan berpakaian putih santai lengkap dengan topi birunya keluar dari dalam mobil sport tersebut dan berjalan seperti menyeret keangkuhan menuju Jennie. Jennie lumayan terkesan dengan style pria tersebut. Tapi sekejap pun jennie mmebuang pujian-pujian gila itu. Untuk apa memuji seseorang yang hampir membuatmu tinggal kenangan?

Pria itu berhenti di depan Jennie dengan salah satu alisnya yang mengangkat. Dia marah?? Ayolah siapa yang menjadi korban disini?

Namun selang beberapa detik kemudian seorang pria tua dengan setelan jas resmi ikut keluar dan berdiri di samping pria berkacamata hitam itu.

"Nona kenapa anda melempar kerikil?"

Tanya pria itu dengan sopan, lantas jennie harus berhormat padanya? Ya ya baiklah ini terpaksa!

"Maaf pak tapi dia hampir mencelakai saya" ucap jennie dengan menunjuk pria berkacamata hitam itu dengan jari telunjuknya. Lantas pria tua itu nampak cemas dengan apa yang dilakukan Jennie.

"Nona"

"Berhenti paman, berhenti berbicara dengan orang miskin yang tidak akan mengganti rugi"

"Aku masih bisa membeli semua mobil seperti ini dalam sekejap saja, tapi aku tidak sudi membuang waktuku dengan wanita tidak jelas sepertinya"

Lalu pria berkacamata hitam itu pergi dengan santainya setelah mencaci maki Jennie. Kemudian, diikuti pria tua yang entah siapa namanya itu Jennie tidak peduli.

Jennie masih berdiri tercengang di tempatnya. Persetan dengan mulutnya yang menganga. Jennie tidak habis pikir orang kaya bisa sesombong itu beruntung disekitarnya lumayan sepi, jadi dia bisa mengespresikan perasaannya.

"Pergilah sana! Aku tidak bertanya kau bisa membelinya atau tidak. Aku memang orang miskin, dasar!"






***






Semua peserta sudah mengantre dikursi tunggu yang berada diluar ruangan sang owner. Jennie pun sudah melupakan kejadian yang menyebalkan tadi. dia bahkan merasa tak percaya diri saat melihat tubuh peserta lain. Tubuh mereka jenjang, dan berisi. Lalu lihatlah tubuhnya yang mungil ini, sebagian pun kurus tidak berisi. Tapi tidak apa-apa walau pun Jennie bukan termasuk orang kelas atas, dirinya masih memiliki selera fashion yang lumayan tinggi. Setidaknya memuji diri sendiri untuk saat ini sangat penting untuk seorang Jennie.

"Baiklah, sekarang giliran nona Jennie Kim?" ucap seorang wanita cantik dengan sopan, nampaknya dia seorang sekertaris. Matanya sedikit mengedarkan pandangan kepada seluruh peserta, lalu tersenyum ketika melihat orang yang dipanggilnya berjalan mendekatinya. 

Jennie menunduk dan ikut masuk kedalam ruangan yang katanya itu adalah ruangan milik sang owner sekaligus CEO di perusahaan ini.

Jennie memasuki ruangan tersebut dengan menunduk seraya menarik napas pelan.

Dia pun mulai mengedarkan pandangannya, namun, yang ia lihat hanya seorang pria berkacamata hitam dengan pakaian putih santai lengkap dengan topi birunya. Jangan lupakan pria tua yang ada di sebelahnya. 

Di atas bangkunya tertulis nama Kim Taehyung.

 Apa jennie memang tidak salah orang? 

Berarti, yang Jennie lempar mobilnya dengan kerikil adalah owner sekaligus CEO diperusahaan ini??  Gila!

 Baiklah, sepertinya menjadi seorang model diperusahaan ini sudah sangat mustahil untuk seorang Jennie Kim.

"Saya ingin mengundurkan diri saja, permisi"

Ucap Jennie terburu-buru lalu membalikkan badannya untuk keluar.

"Permisi nona miskin, apa Anda pikir akan terbebas setelah membuat mobil Saya tergores?"

Jennie diam tak bergeming ditempatnya yang membelakangi Taehyung. Sekilas ia melihat wajah sekertaris yang sepertinya keheranan sendiri.

Tanpa ragu Jennie membalikkan badannya dengan ketus, memang apa yang perlu di takutkan? Toh pria itu tidak makan besi yang akan jadi Iron Man.

"Bukankah Anda mengatakan bisa membeli semua mobil seperti itu lagi dalam sekejap mata? Lalu bukankah Anda juga mengatakan tidak sudi meluangkan waktu untuk wanita tidak jelas seperti Saya?"

"Jadi Saya permisi"

Jennie menunduk lagi dan akan berbalik. Namun, sebelum itu terjadi Taehyung masih mengeluarkan senyum belibisnya yang mampu menyihir semua orang termasuk Jennie yang tidak sengaja melihatnya dan bisa dikatakan lumayan kagum. Damn! Mengangumi orang seperti Taehyung hanya akan membuatmu naik darah setiap hari.

"Saya tidak menyangka. Jika orang seperti Anda akan memuji saya secara tiba-tiba, dan Saya cukup menghargainya nona. Namun Anda juga perlu mengetahui bahwa Saya tidak memerlukan ganti rugi yang hanya seperti secuil debu itu, tapi yang saya inginkan hanyalah Anda merasakan apa yang dirasakan mobil Saya."



FYI: Untuk part 2 dan 3 belum bisa di publish karena draf nya hilang. Eh btw, jangan lupa di vote ya.

Taehyung and JennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang