Terhitung 2 minggu Angkasa menjalani perawatan dirumah sakit secara rutin. Apa selama Angkasa dirumah sakit, apa dia aman dan tenang?
Jawabannya tentu tidak.
Jinan berusaha untuk melukai Angkasa, karena percobaan pertamanya gagal, dia kembali dengan ribuan rencana untuk menjauhkan Angkasa dari Chris.
Tapi sayang, semua rencana itu gagal karena sebelum Jinan melakukan rencananya, Jinan sudah tumbang duluan karena dibogem sama Askara.
Selain ancaman dari Jinan, rumah sakit tempat dimana Angkasa dirawat sudah 2 kali diserang oleh musuh Chris.
Mereka ingin menculik Angkasa untuk menjadikannya sebagai alat balas dendam. Karena satu fakta yang mereka tahu, bahwa titik lemah Chris berada pada Angkasa.
Puluhan orang terluka dan bahkan ada yang tidak selamat karena aksi penembakan brutal itu.
Beruntungnya Angkasa selamat. Karena Chris, Jenan dan Askara sudah menjaganya dengan ketat.
Dan sekarang, Angkasa sudah sembuh. Ia bisa menggunakan tangan kirinya dengan leluasa tanpa harus dibantu dengan alat bantuan apapun.
Dan Angkasa juga sudah diperbolehkan pulang. Angkasa sangat senang tentu saja.
Tapi ada sesuatu yang mengganjal hati dan pikiran Angkasa.
Selama 5 hari terakhir, Chris seolah mulai berubah menjadi orang yang begitu asing dimata Angkasa.
Chris memang masih menaruh perhatiannya pada Angkasa, hanya saja Angkasa merasa ada sesuatu yang berubah.
Chris bukan seperti Chris yang ia kenal.
.
.
.
"Chris, Asa masakin sarapan buat Chris. Chris sarapan dulu ya?"
Angkasa menghampiri Chris dengan mata yang berbinar. Berharap Chris mau sarapan bersamanya.
Karena belakangan ini Chris selalu menolak ketika diajak makan bersama. Sangat tidak seperti biasanya.
"Saya ada meeting. Kamu sarapan sendiri aja."Jawabnya sambil berlalu begitu saja.
Angkasa tersenyum. Entah itu senyum tulus atau senyum palsu. "Hati hati dijalan ya Chris."
Setelah Chris menghilang dibalik pintu besar itu. Angkasa menghela nafas. "Padahal Asa masakin makanan kesukaan Chris (。•́︿•̀。)."
.
.
.
Setelah menyelesaikan home schooling nya, Angkasa berencana untuk membawakan Chris makan siang. Biasanya Chris sangat menyukai makanan yang dia bawa.
"Apa Chris marah sama Asa?"
"Kenapa perlakuan Chris ke Asa itu berubah?"
"Apa Chris sudah tidak menyayangi Asa lagi?"
"Apa Chris punya seseorang yang lebih ia sayangi?"
"Asa harus apa?"
Banyak spekulasi memenuhi pikiran Angkasa. Jika seperti ini, over thinking itu bukan hal yang aneh bukan?
.
.
.
"Jenan, makasih karena udah nganter Asa kesini."Angkasa tersenyum manis kearah Jenan.
Jenan mengangguk dan tersenyum sopan. Karena mau bagaimana pun, ini memang tugasnya.
"Biar saya antar keruangan Chris."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia meet an innocent boy
FanfictionSeorang Mafia, atau mungkin Kriminal, yang bertemu dengan seorang remaja polos secara tidak sengaja. Dan seketika, kehidupan mereka berubah. tapi apakah kisah mereka akan berjalan mulus? Lokal, visualisasi bisa seliar mungkin Was in #1 bl, #1 uke, a...