"Asa?"
Angkasa tersenyum, hanya saja senyumannya terlihat berbeda dari biasanya.
"Kenapa Chris? Kaget?"Tanya Angkasa santai.
Chris masih belum bisa berpikir dengan jernih. Jadi Angkasa yang melakukan itu? Sangat diluar pemikiran Chris.
Dalam kurun waktu setahun, Angkasa sudah berubah sangat drastis.
"Gue gak nyangka sih, anak buah lo bakal nangkap gue. Tapi mereka cukup lamban untuk anak buah mafia yang sangat profesional."Angkasa berdecih diakhir kalimat.
"Untuk apa kamu meretas data perusahaan dan Black Wolf. Itu tentu tidak menguntungkan kamu sama sekali."Chris tetap bersikap tenang seperti biasanya.
"Iseng aja. Lagi pula, lo tau? Gue dapet duit banyak dari kelompok itu karena ngasih informasi tentang Black Wolf."Bisik Angkasa dengan seringai liciknya.
Rahang Chris mengeras. Sorot matanya berubah tajam.
Angkasa bersidekap angkuh. "Sayangnya, mereka sangat bodoh karena ditipu sama bocah kayak gue."
Chris dan Adit sama sekali tidak mengerti dengan apa yang Angkasa katakan.
"Mereka kasih uang ke gue sekitar 500 juta. Sebagai balasan, gue harus cari informasi tentang Black Wolf. Mereka udah nerima informasi dari gue, dan gue udah nerima uang dari mereka. Mereka gak sadar, kalo yang gue kasih itu, informasi palsu."
Adit tergelak mendengar penjelasan Angkasa. Its like, hello~ Angkasa emang cerdas, tapi dia sama sekali gak nyangka kalo Angkasa bisa selicik ini.
"Gue juga ngasih informasi asli tentang Black Wolf. Tapi gue yakin, mereka udah tahu, sangat tahu tentang informasi itu."lanjut Angkasa.
Chris berdecih. "Kamu harus mempertanggung jawabkan kelakuan kamu, Asa."
Angkasa mengendikan bahunya. "Gue gak peduli. Lagi pula, lo sama sekali gak dirugikan. Jadi untuk apa gue bertanggung jawab? Udah kan? Gue mau pulang, ngantuk."Dengan santainya Angkasa berjalan keluar ruangan X.
Chris mencekal pergelangan tangan Angkasa. "Kata siapa kamu boleh keluar dari sini?"
"Kata gue sendiri, dan atas kemauan gue sendiri."Jelas Angkasa datar.
"Angkasa. Kamu sendiri yang memasuki teritorial serigala dengan suka rela atau bisa dibilang, kamu bunuh diri. Dan kamu tentu harus mendapatkan konsekuensinya."Chris berbisik tepat ditelinga Angkasa, membuat bulu kuduk Angkasa berdiri.
Terlebih suara baritonenya yang sangat menggoda itu.
Angkasa berdecak kesal. "Ok, kasih tau gue apa yang lo mau."
Chris menyeringai. Seringaian itu sangat cocok terpatri diwajah tampannya.
"Jadi anak buah saya. Dan lakuin apa yang sama mau, turutin perintah apapun dari saya. Deal?"
.
.
.
"Ngapain sih? Gabut ya lo?"
Jenan tersenyum gemas. "Memangnya kenapa? Kamu tidak suka saya menemui kamu?"
Askara mengangguk cepat. "Gak suka banget."
Alis Jenan terangkat. "Kenapa?"
"Gak tau."Jawab Askara sambil mengalihkan pandangannya pada sekitar.
Ia enggan menatap wajah tampan Jenan.
Jenan mendekat kearah Askara dan merengkuhnya erat. Memberikan pelukan hangat nan nyaman pada Askara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia meet an innocent boy
FanficSeorang Mafia, atau mungkin Kriminal, yang bertemu dengan seorang remaja polos secara tidak sengaja. Dan seketika, kehidupan mereka berubah. tapi apakah kisah mereka akan berjalan mulus? Lokal, visualisasi bisa seliar mungkin Was in #1 bl, #1 uke, a...