"Lagi ngapain?"
Angkasa menolehkan kepalanya menatap Reano yang sedang menyenderkan punggungnya pada pintu.
"Menurut lo?" Ketus Angkasa dengan tangannya yang terus bergerak mengabsen satu persatu senjata api yang baru saja sampai di mansionnya.
Reano terkekeh. "Kemarin gue liat lo lagi ngobrol sama Sean."
"Sean juga keliatannya serius banget pas ngobrol sama lo. sepenting itu kah?" Tambah Reano.
Angkasa diam. Matanya menatap tajam Reano. "Bukan urusan lo."
"Kalo pun lo denger apa yang gue sama dia obrolin. just shut the fuck up. Atau gue sendiri yang bakal bikin lo gabisa ngomong lagi." Ketus Angkasa.
Reano terkekeh, ia menepuk pelan pucuk kepala Angkasa. "Tenang aja. Kalo pun gue denger, gue bakal diem kok. Karena kalo gue bongkar obrolan lo sama dia, itu sama aja gue bunuh diri."
Angkasa berdecih. "Itu karena lo anak buahnya Sean kan."
Reano mengendikan bahunya. "Kalo gue bongkar percakapan lo sama dia, yang ada gue dibunuh sama Sean. Gue gamau mati konyol."
Angkasa mengambil salah satu senjata api yang baru saja ia periksa. Dan tentunya semua senjata api itu sudah terisi penuh dengan peluru, bahkan sebelum semua benda itu tiba di mansion.
Angkasa menodongkan pistol berjenis browning tepat didepan wajah Reano. "Gue gamau main main. Setelah apa yang terjadi di mansion, itu semua ulah lo kan?"
"Lo memanipulasi semuanya, seolah olah Sam yang jadi dalang dari semua kejadian ini."
"Dan lo, lo itu orang pertama yang bilang ke gue, soal hal ini."
Reano tertawa lepas. "Angkasa, lo sadar ga sih? Kalo kalian semua itu udah di brainwashed?"
Angkasa mengerutkan keningnya. Semakin Angkasa mencari tau apa yang sedang terjadi di mansion ini, semakin janggal pula keadaannya.
"Apapun yang berhubungan sama 'anak buah sean yang juga anak buah chris' itu sebenernya cuma bualan belaka." Jelas Reano serius.
Angkasa menurunkan pistolnya. "Gue ga ngerti." Lirih Angkasa.
"Iya. Gue yang pertama kali bilang ke lo, soal hal ini. Gue juga yang ngasih banyak asumsi soal Sam yang jadi pelaku utama nya. Tapi setelah gue sama Shannon cari tau lebih lanjut, itu cuma bualan belaka, Sa." Jelas Reano.
"Semua yang terjadi di mansion itu, ya ulah dari Sean sendiri. Asumsi soal pengkhianat itu bertujuan supaya kita lengah, dan fokus sama si pengkhianat yang tanpa kita sadari, perlahan tapi pasti, tembok pengaman yang udah lama kita bangun, itu perlahan mulai runtuh."
Reano mencengkram lengan Angkasa yang memegang senjata api itu dan menyudutkannya ke tembok.
Ia rampas senjata api itu dengan cepat dan menodongkannya tepat di tengah dahi Angkasa.
Angkasa terpojokan. Tak ada yang bisa Angkasa lakukan selain diam.
"Dan lo tau kenapa?" Tanya Reano berbisik dengan tajam.
"Karena Chris terlalu fokus sama lo, yang bahkan tanpa dia tau, lo adalah orang yang bakal ngehancurin dia sehancur hancurnya."
"Atau mungkin, Chris nutup mata soal lo. Dia tau apapun yang bakal lo lakuin, tapi dia ga peduli. Gara gara perasaan tolol nya itu, dia bahkan ngorbanin black wolf yang bentar lagi bakal beneran hancur."
"Semua dendam lo, dan niat lo soal ngehancurin Chris, itu gabakal terrealisasikan."
"Karena dendam lo itu, malah bakal ngehancurin diri lo sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia meet an innocent boy
Hayran KurguSeorang Mafia, atau mungkin Kriminal, yang bertemu dengan seorang remaja polos secara tidak sengaja. Dan seketika, kehidupan mereka berubah. tapi apakah kisah mereka akan berjalan mulus? Lokal, visualisasi bisa seliar mungkin Was in #1 bl, #1 uke, a...