🌈1O🌈

55.2K 5.8K 289
                                    

Setelah pertimbangan dari kedua orang tua Angkasa, akhirnya mereka mengiyakan permintaan Angkasa untuk tinggal dirumah Chris.

Sebenarnya, keputusan ini diambil karena Aksaka dan Kirana, percaya pada Chris. Mereka melihat ada kesungguhan yang Chris tunjukan.

Chris sepertinya sangat ingin memiliki Angkasa.

Disisi lain, Askara terus menerus menyatakan bahwa dia tidak ingin adiknya itu tinggal bersama Chris.

Karena disini, hanya Askara yang mengetahui apa yang tengah Chris jalani saat ini.

Tentu dia tau pasti betapa bahayanya jika adiknya itu berhubungan dengan Chris.

"Jaga Angkasa dengan sepenuh hati."Dingin Askara sambil menatap Chris.

Diruang tamu ini, sekarang hanya ada mereka berdua.

"Pasti."Dingin Chris.

Suasana diruang tamu bener - bener jauh dari kata 'hangat'

Askara tertawa remeh. "Kata kata lo gak bisa gue percaya. Ya apa sih yang bisa diharapkan dari seorang mafia?"

Kepribadian Askara memang berbanding terbalik dengan Angkasa.

Chris menyunggingkan senyum miringnya. Askara memang sangat mengenalnya. Chris harus memberikan applause karena Askara sudah mengenalnya sejauh ini.

Mereka memang sudah saling mengenal satu sama lain. Yang bahkan, saya pun tidak tau bagaimana mereka bisa saling mengenal.

"Gue sebenernya gak rela Asa sama lo. Itu jelas bakal ngebahayain dirinya sendiri. Apalagi sama sesuatu yang lo sembunyiin sampe saat ini. Gue takut Asa bakalan kenapa napa. Bukan karena orang lain, tapi karena lo sendiri."Jelas Askara.

Angkasa bisa aja disakiti oleh orang lain, musuh Chris contohnya. Tapi kalau Chris benar benar cinta, Angkasa pasti tidak akan lepas dari penjagaan Chris.

Tapi beda lagi ceritanya kalau Chris yang menyakiti Angkasa. Itu akan lebih menyakitkan dari pada disakiti orang lain.

Disakiti oleh orang yang kita cintai? Wth.

"Enyahkan semua pikiran buruk kamu tentang saya, Aska. Saya jelas akan menjaga Asa."Jelas Chris angkuh.

Askara mendengus tak suka. "Talk less do more."

"Percuma banyak bacot, bilang ini itu tapi pada akhirnya lo bakal nyakitin Asa. Klise banget."Askara menatap Chris tak suka.

"Kamu memang gak berubah ya Aska? Sama seperti dulu."Chris menatap Askara remeh.

Askara memutar bola matanya malas. "Kasian ya Asa, kok bisa bisanya terjerat sama orang yang BAHKAN kalo dia tau lo itu siapa, dia gak bakalan mau sama lo."

Tajam dan menusuk. Itu karakteristik omongan yang biasa Askara lontarkan.
Berbanding terbalik dengan wajahnya yang tampan dan sedikit ada manis manisnya.

"Jalang, bar, barang haram, dunia malam, itu semua udah jadi bagian dari hidup lo. Lo gak mikir apa dampak dari itu semua ke kehidupan Asa?"Kesal Askara.

Chris diam.

"Saya tau jelas. Tapi apa gunanya semua anak buah saya, kalau mereka tidak bisa melindungi Asa?"Tanya Chris.

Askara berdecih. "Apa gunanya otak kalo lo gak bisa pake otak lo buat mikir?"

Sepertinya Chris harus menyudahi perdebatan ini. Karena berdebat dengan Askara itu tidak ada gunanya.

Ya soalnya Askara udah S5 dalam hal debat berdebat.

.

.

.

Semua maid dan penjaga mansion yang ditinggali Chris menatap Chris dan Angkasa bingung.

Sepertinya mereka bertanya tanya, siapa remaja yang dibawa oleh bosnya itu.

"Dia Angkasa. Dia milik saya."

Mata maid itu membola kaget. Sangat kaget tentunya, karena selama mereka bekerja untuk Chris.

Mereka sama sekali tidak pernah melihat Chris memperkenalkan seseorang yang diberi embel embel 'Milik nya' itu.

Karena Chris biasanya hanya membawa jalang, untuk apa? Tentu saja untuk one night stand.

"u , uhm, halo s , semua. Aku Angkasa, kalian bisa p , panggil aku, Asa."Gugup Angkasa, karena sedari tadi ia sedikit merasa kurang nyaman dengan tatapan orang orang di mansion ini.

Angkasa memperkenalkan dirinya sambil memilin ujung hoodie nya. Dia gugup dan juga malu.

"Aaaaaaa gemes banget!"Salah satu orang itu berlari kearah Angkasa dan mencubiti pipinya gemas.

Itu Shannon.

"Sha, pipi Asa merah."Intruksi Chris. Shannon pun tersenyum dan melepaskan tangannya dari pipi chubby Angkasa.

"Saya mau kalian menjaga, melayani dan bersikap baik dan ramah pada Asa."Datar Chris.

Mereka semua mengangguk patuh. Karena mau bagaimana pun mereka masih sayang nyawa.

Jika mereka membantah, apa yang akan terjadi? Mereka akan disiksa dan dibunuh secara perlahan.

Atau, bagaimana jika ada yang berkhianat? Ya orang itu akan mendapatkan hal yang lebih buruk.

Chris menggandeng Asa dan berjalan kearah tangga untuk menuju kearah kamarnya dan Angkasa.

Setelah kepergian Shannon, Chris dan Angkasa, ada beberapa maid yang mengobrol soal Angkasa.

Sebagian dari mereka membicarakan betapa menggemaskannya Angkasa.

Tapi disisi lain. . .

"Chris punya mainan baru? Haha, palingan gak sampe seminggu itu bocah udah gak ada."

TBC

Mafia meet an innocent boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang