Udah terhitung 2 bulan Chris gencar deketin Angkasa. Iya, kita bahasnya dipersingkat aja ya?
Chris sering nganter jemput Angkasa sekolah. Udah kayak supir pribadi gitu.
Chris juga selalu berusaha buat ngasih Angkasa perhatian barang sedikit. Dia cuma pengen Angkasa nyaman sama kehadirannya.
Soal penawaran Chris tempo hari, Angkasa nolak. Lagi pula, keluarganya gak ngebolehin.
Tapi gapapa, Chris masih punya banyak cara supaya Angkasa jatuh kepelukannya dan jadi miliknya.
"Angkasa! Sebenernya kamu itu perempuan atau laki laki sih?"
Angkasa memiringkan kepalanya bingung. "Asa itu laki laki. Namanya aja Angkasa, memangnya ada perempuan yang namanya Angkasa?"Tanya nya.
Laki laki itu tertawa. "Tapi kamu seperti bukan laki laki! Kamu seperti perempuan!"
Dion lagi nahan emosi sekarang. Sifat dan sikap Angkasa yang terlalu welcome, ceria dan polos itu bikin sebagian siswa disekolah bisa leluasa nge bully Angkasa.
"Kalo Angkasa terlihat seperti perempuan karena sifat atau sikapnya, emangnya kenapa bodoh? Urusannya sama lo itu apa?"Ketus Dion sambil ancang ancang ingin melemparkan sepatu mahalnya ke wajah anak lelaki itu yang tidak seberapa.
"Gak ada sih. Cuma ngeliat kehadirannya disekitar gue itu bikin mata gue sakit. Cowok kok lembek sih?"Saut lelaki yang tidak ingin disebutkan identitasnya itu.
Dion udah ancang ancang mau ngeluarin kata kata sepedas bon cabe level 30.
"Tinggal tutup mata dan jangan melihat, bisa kan? Apa perlu dicolok dulu matanya biar gak bisa ngeliat?"
Bukan, itu bukan Dion.
"A , asa?"
Dion dan beberapa orang disana terkejut dengan pernyataan yang dilontarkan Angkasa.
"Kenapa? Bukannya yang dibilang Asa itu bener ya? Kalo gak mau liat kan tinggal ditutup matanya, jangan ngeliat apa yang gak mau diliat. Dia itu bodoh atau gimana sih?"Tanya Angkasa bingung.
Dion menepuk bahu Angkasa bangga. "Bagus Asa! Tingkatkan lagi kualitas julid kamu itu."
.
.
.
"Chris mau bawa Asa kemana? Ini bukan jalan kerumah Asa."
Chris tersenyum tipis.
Chris terlihat tampan dilihat dari samping. Wajahnya benar benar tampan.
"Kata siapa saya akan membawa kamu pulang?"
Angkasa menatap Chris bingung. "Chris mau culik Asa?"Tanya nya.
Chris menggeleng. "Saya mau bawa kamu kerumah saya."
.
.
.
"Rumah Chris besar ya? Gak kayak rumah Asa."Merendah untuk meroket ceritanya.
Chris gak ngejawab. Dia berjalan masuk kedalam mansionnya. Jelas anak buahnya menatap sang bos bingung.
Kenapa bos nya ini menampung seorang bocah? Yang mereka tahu, Chris sangat tidak menyukai anak anak.
Menyusahkan katanya.
Angkasa membolakan matanya saat masuk kedalam mansion milik Chris. Mansion yang didominasi dengan warna hitam dan putih.
Terlebih, mansion nya sedikit terlihat menyeramkan menurut Angkasa.
"Kenapa Chris ajak Asa kesini?"Tanya Asa sambil melihat sekeliling dengan tatapan takjubnya.
"Karena kamu akan tinggal disini."Jawab Chris sambil mendudukan dirinya di sofa.
"Hm (。・ω・。) ?"Tanya Angkasa sambil mengedipkan matanya beberapa kali kearah Chris.
Chris sedikit menahan nafas. Itu terlalu menggemaskan untuknya.
"Kamu akan tinggal disini. Bersama saya."
Mata Angkasa berbinar. "ASA MAAUU!"Seru nya sambil sedikit melompat kesenengan.
Chris sedikit menyunggingkan senyumnya, atau lebih tepatnya senyum miring.
"Kalo gitu, Asa harus bilang ke orang tua Asa."Jawab Chris.
Angkasa mengangguk semangat. "Eum Chris. . ."
Chris berdehem.
"Asa laper. . ."Asa memegangi perut ratanya.
Puppy eyes, bibir yang sedikit mengerucut, wajah manis dan kepolosannya.
Itu sangat tidak baik untuk kesehatan jantung Chris.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia meet an innocent boy
FanficSeorang Mafia, atau mungkin Kriminal, yang bertemu dengan seorang remaja polos secara tidak sengaja. Dan seketika, kehidupan mereka berubah. tapi apakah kisah mereka akan berjalan mulus? Lokal, visualisasi bisa seliar mungkin Was in #1 bl, #1 uke, a...