✎ Season O2 'Chap O7✎

17K 2K 76
                                    

Misi pertama yang Chris berikan pada tim terkuatnya itu tergolong kedalam tingkatan yang sangat mudah.

Seharusnya tim terkuat yang dimiliki oleh Black Wolf itu mengerjakan misi yang sangat sulit.

Berhubung mereka mendapatkan anggota baru, Chris memberikan misi yang mudah sebagai permulaan.

Dan terbukti Angkasa dan yang lainnya bisa menjalankan misi ini dengan sangat baik.

Mereka berhasil membuat semua orang yang ada digedung itu pingsan untuk sementara waktu.

Dan mereka bisa dengan santai pergi ke lantai teratas gedung itu untuk membawa target kehadapan Chris.

Tapi ternyata target yang Chris incar sepertinya sudah mendengar kabar tentang Chris yang akan mengirim beberapa anak buahnya untuk datang dan membawanya secara paksa.

Sesampainya di lantai teratas, mereka dikejutkan dengan puluhan bodyguard yang siap untuk menyerang mereka.

"Kita selesaikan dengan cepat."Jenan memberi intruksi kepada yang lainnya untuk bersiap menyerang.

Angkasa menyunggingkan senyum miringnya dan mengeluarkan sebuah senjata tajam berjenis Desert Eagle Mark XIX Pistol dari balik saku jaketnya.

Sepertinya Angkasa tidak salah membawa senjata itu. Karena pistol itu bisa membunuh korban hanya dengan satu tembakan.

Belum lagi ukurannya yang cukup kecil, membuat penggunanya bisa menyembunyikannya dengan baik.

Terbukti, Angkasa sudah membunuh sekitar 5 orang bodyguard dengan 5 kali tembakan.

"Masuk keruangan target sekarang. Disini biar gue yang urus."Reano menepuk bahu Angkasa.

Angkasa mengangguk dan menerobos brikade para bodyguard yang rela mati demi bosnya itu.

Dan Jenan menembak siapapun yang mencoba untuk menghentikan Angkasa untuk memasuki ruangan itu.

Kerja sama yang cukup baik, bukan?

.

.

.

Angkasa sudah berhasil masuk kedalam ruang dimana pemimpin perusahaan ini berada.

Angkasa memutar - mutar pistolnya angkuh. "Hai, Mr. Hans."Sapa Angkasa.

Seseorang yang namanya disebut itu meringkuk takut di kursi kerjanya. Tangannya dengan cekatan mengambil sebuah pistol dan menodongkannya pada Angkasa.

"Mau apa kamu?!"Tanya nya takut.

Angkasa terkekeh sarkas. "Wow, calm down. Saya disini tidak akan memakai kekerasan, jika anda tidak melawan."

"Ikut kami secara baik baik. Atau, harus saya lubangi kepala anda terlebih dahulu, baru anda ikut bersama kami?"Tanya Angkasa, perlahan ia mendekat kearah Hans yang semakin ketakutan.

"Itu kebodohan anda sendiri yang dengan sangat berani menipu ketua dari Black Wolf. Anda tau jelas bagaimana konsekuensinya bukan?"Angkasa semakin mendekat, jika saja Chris tidak menyuruh untuk membawa target secara hidup hidup, mungkin saat ini Hans sudah terkapar tidak berdaya dengan belasan luka tembak ditubuhnya.

"Saya tidak menipu! Pergi kamu dari sini!"Seru nya.

"Really?"

DOR!

Angkasa tertawa, tawa yang sangat menyeramkan tentunya. Ia memegangi lengan kirinya yang mengeluarkan darah.

"Ternyata anda sangat berani, Mr. Hans."

Angkasa menatap Hans sangat tajam dan menyunggingkan senyum mematikan. "Anda yang memulai, anda juga yang harus merasakan."

.

.

.

Angkasa berlari cepat kearah Hans dan memberikan tembakan peringatan ke udara. Ia lakukan itu untuk sedikit menakut nakuti tikus penganggu itu.

Entah bagaimana caranya, Angkasa sudah berada dibelakang Hans. Dan siap untuk mematahkan leher Hans.

Angkasa mencengkram leher Hans, dan berbisik. "Jadi, bagaimana Mr. Hans yang terhormat? Ingin yang lebih menyakitkan dari ini, atau menyerahkan diri dengan sepenuh hati?"

Angkasa merasa kalau kepala Hans semakin berat. Angkasa mencoba melihat apa yang terjadi, dan kemudian berdecak kesal.

Targetnya pingsan.

Sangat mudah untuk dilumpuhkan. Angkasa sedikit menyesal kenapa ia tidak melakukan ini di awal awal.

Lengan kirinya pasti akan tetap baik baik saja.

.

.

.

Malam ini, Chris pulang sangat larut. Karena pekerjaannya dikantor sangat menumpuk.

Sore tadi, ia mendapat pesan kalau target sudah dibawa ke markas. Mungkin Chris akan mengurusnya besok, karena malam ini ia sangat lelah.

Dan tentunya, ia juga mendengar kalau Angkasa sempat tertembak dibagian lengan kiri.

Chris perlahan memasuki kamarnya. Ujung bibirnya sedikit terangkat membentuk senyum tipis kala melihat seseorang yang tertidur dikasurnya.

Chris berjalan kearah kamar mandi dan mulai membasuh tubuhnya dari lengketnya keringat.

Setelah bersiap dengan baju tidurnya, Chris mendekat kearah seseorang yang tengah tertidur itu.

"Kamu pasti sangat lelah. Mungkin besok saya harus membiarkan kamu beristirahat."

Chris perlahan mengelus kepala orang itu. Kemudian beralih pada lengan kiri orang itu yang terbalut perban.

"Maaf karena sudah membuat kamu terluka. Dan terimakasih karena sudah menjalankan misi dengan baik."

"Sleep well, Angkasa."

TBC
baru permulaan ges, persiapan buat chap kedepannya. Soalnya bakal ada kejutan, HAHAHA

siap siap buat ngebadut deh.

Mafia meet an innocent boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang