🌈36🌈

20.4K 2.3K 42
                                    

Belakangan ini Angkasa terlihat jarang menemui Chris ke kediamannya. Bahkan untuk memberi kabar pun tidak.

Itu membuat Jenan bertanya tanya, kemana perginya Angkasa? Apa hal buruk sudah terjadi padanya?

"Halo Ka."

"Iya? Kenapa telpon?"

"Belakangan ini Angkasa jarang ke mansion, dia ada dirumah kan?"

"Ada kok, cuma kondisinya lagi gak bagus aja."

"Kenapa?"

"Dia baru aja jatoh di kamar mandi, hehe."

"Kok bisa?"

"Jadi gue kan numpang mandi dikamar mandinya Asa, bcs lampu dikamar mandi punya gue mati. Gue gak sengaja numpahin sabun, pas Asa masuk ke kamar mandi, dia kepeleset. Dia belum bisa jalan, terus kepalanya juga sedikit kepentok lantai."

"Gue, Chris sama Shannon bakal jenguk Asa."

"Iya, hati hati dijalan ya?"

"Iya sayang."

Jenan segera berlari menuju ruang CEO, atau bisa dikatakan juga ruang kerja milik Chris diperusahaannya.

"Kenapa?"Tanya Chris bingung. Jenan berjalan mendekati Chris. "Asa jatoh dari kamar mandi, kondisinya gak baik. Gue pikir kita harus jenguk dia."

Chris terkejut tentu saja. Ia menganggukan kepalanya. "Kosongkan semua jadwal saya hari ini."

.

.

.

Benar saja, sesampainya dikamar Angkasa. Mereka bisa melihat Angkasa yang terbaring lemah diranjang, Angkasa tampak masih asik mengarungi mimpinya.

Belum lagi ada perban di kepalanya.

"Gimana kondisinya sekarang?"Tanya Chris pada Askara. Askara menggaruk kepalanya canggung, merasa bersalah karena tidak sengaja membuat adiknya menjadi seperti ini.

"Kata dokter sih gak sampe seminggu juga udah sembuh. Kepalanya berdarah sedikit, tapi udah diobatin kok. Tinggal nunggu keadaan area pinggul sama kakinya aja supaya bisa dipake jalan lagi."Jelas Askara.

Shannon menggelengkan kepalanya. "Bisa bisanya jatoh dikamar mandi."

Askara merengut. "Kan gak sengaja, Shannon!"Kesalnya, mirip sekali ketika Angkasa kesal.

Jenan menarik Askara untuk semakin mendekat kearahnya. "Iya gak sengaja, tapi udah minta maaf kan?"Jenan mengusap kepala Askara.

Askara menganggukan kepalanya. "Udah, Asa juga udah maafin kok."

Jenan ingin berteriak saja melihat Askara yang begitu menggemaskan ini.

.

.

.

"Masih pusing?"Tanya Chris, Angkasa mengangguk. "Lo ada 3 didepan gue sekarang, huaaa buna! Asa pusing!"Rengeknya.

Chris mengusap ngusap kepala Angkasa. "Ikutin prosedur yang ada, dan kamu akan sembuh dengan cepat."

Lagi lagi Angkasa mengangguk. "Lo gak kerja?"Tanya Angkasa.

Chris menggeleng. "Saya tidak akan fokus bekerja ketika mendengar keadaan kamu sekarang."

"Padahal lo bisa selesaiin urusan kerjaan lo dulu, abis itu jenguk gue. Kalo kayak gini, perusahan lo gak bakal berkembang tau gak?"Celoteh Angkasa.

"Kamu orang yang spesial bagi saya. Jadi tidak ada salahnya jika saya selalu memprioritaskan kamu."

Angkasa hanya bisa mendengus geli dengan telinga yang memerah setelah mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Chris.

.

.

.

Jenan menatap layar ponselnya bingung. Ada apa Jinan menelponnya malam malam begini?

Bukan kah ia sudah mengatakan pada Jenan kalau, ia akan menginap dirumah temannya?

"Halo?"

"Maaf Mas, apa anda keluarga dari pasien bernama Jinan Park?"

Jenan mengerutkan alisnya bertanya tanya. "Saya kakaknya, ada apa?"

"Pasien Jinan Park baru saja mengalami kecelakaan. Keadaan pasien cukup parah sekarang."

"Apa yang menyebabkan adik saya kecelakaan?"

"Saksi mata kejadian mengatakan kalau taksi yang ditumpangi oleh pasien menjadi korban tabrak lari, kondisi belakang taksi sangat buruk, itu menyebabkan pasien juga mengalami luka yang cukup buruk."

"Beri saya alamat rumah sakitnya dan saya akan segera pergi kesana."

Jenan menghela nafas lelah. "Ada apa lagi ini Ya Tuhan."

TBC

Mafia meet an innocent boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang