S E B E L A S

1.2K 57 13
                                    

༻🌹༺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

༻🌹༺

Sudah satu jam lebih Taeyong terjaga setelah hujan turun diikuti gemuruh di langit, berjaga-jaga seandainya Nana mengetuk pintu kamarnya, tapi gadis mungil itu tak kunjung datang.

Taeyong sangat khawatir. Dia ingin memasuki kamar Nana dan memastikannya baik-baik saja, tapi setelah kemarahannya tadi Taeyong yakin Nana tidak mengizinkannya masuk.

Terlebih lagi, setelah kejadian di celah bangunan tadi.

Zeettt

"AAAAA!!!"

Taeyong spontan duduk tegak. Dia meraih ponselnya dengan susah payah di nakas sebelum berlari ke kamar Nana yang rupanya terkunci.

"Nana! Buka pintunya!" panik Taeyong sembari menggedor pintu kamar Nana.

"Kalo kamu masih marah sama kakak, kakak minta maaf. Kakak nggak bermaksud ngomong kasar. Kita bisa bicarain ini nanti, tolong buka pintunya dulu."

Tidak ada jawaban membuat Taeyong mendaratkan satu pukulan kuat pada pintu kamar Nana, menyalurkan kekesalan dan kekhawatirannya. Lalu tanpa pikir panjang, kaki panjangnya menerjang kuat pintu itu.

BRAK!

Taeyong menyorot kamar Nana dengan senter ponselnya, sampai dia melihat pintu lemari baju yang sedikit terbuka.

Ternyata Nana di sana, memeluk lutut dan menundukkan kepala. Tubuhnya yang tertutup selimut nampak bergetar.

Taeyong berjongkok, mengulurkan tangannya untuk menyentuh Nana tapi Nana mengelak. "Pergi! hks..."

Taeyong menghela napas.  "Maaf. Kakak nyesel udah ngomong semua itu ke kamu, kakak nggak bermaksud gitu. Kita bicarain nanti, ayo ke kamar kakak."

Taeyong merangkul bahu Nana, tapi yang dia dapatkan adalah dorongan hingga bokongnya mendarat kuat di lantai.

"Jangan sentuh Nana!" bentak Nana keras dan bergetar. Dia bangkit bersamaan selimutnya, tapi cahaya sekelebat yang memasuki kamar membuatnya mematung.

Tak lama kemudian, langit berdentum keras. Nana spontan membalikkan badan dan memeluk Taeyong. Sekujur tubuhnya bergetar hebat.

Taeyong menghela napas, lalu mengangkat tubuh Nana ala koala menuju kamarnya. Gaya yang selalu Taeyong gunakan untuk menggendong Nana, sekaligus gaya yang gadis itu sukai.

Taeyong mengunci pintu kamarnya sebelum duduk di pinggir ranjang dan mengusap punggung Nana yang berada di pangkuannya. "Tenang. Kakak di sini."

"Kenapa... Kenapa kak Taeyong ngelakuin itu?" gumam Nana yang Taeyong kira membahas tentang di sofa.

Lelaki itu menghela napas. "Maaf, kakak terlalu cemas dan takut kamu kenapa-napa sampe kakak nggak sadar ngebentakㅡ"

"Bukan itu!" potong Nana. Dia menarik wajahnya dan menatap Taeyong sendu.

Brother [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang