Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan lupa vote dan komen ya~ 💚
Setelah membersihkan diri, Taeyong menghempaskan tubuhnya ke kasur, menatap langit-langit kamarnya dengan pikiran yang melayang jauh. Dia bahkan tidak sadar jika sore sudah berganti malam serta hujan sudah turun begitu lebat.
Hingga kemudian, pengelihatannya seketika gelap.
"AAAA!!!"
Taeyong sontak bangkit, meraba-raba ponselnya yang ada di nakas lalu bergegas menuju kamar yang ada di seberang kamarnya.
"Nana!" seru Taeyong sembari membuka lemari pakaian, tetapi tidak ada apa-apa di sana.
Taeyong terduduk termenung, sadar bahwa teriakan tadi hanya ilusi. Realitanya, Nana sudah tidak di sini, dan mungkin dia tidak akan melihat gadis itu untuk selamanya.
"Sesalah itukah perasaan kita, Na?"
🦋
"Kapan sih lo dateng ke sekolah lagi? Sumpah, gue kangen banget. Kalo kata Jaemin tuh, cukup Antartika aja yang jauh, Antar-kita jangan."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Godaan ditambah senyuman bulan gosong milik Jeno membuat Nana tertawa terbahak-bahak. Dia tidak mengira jika Jeno akan ikut melakukan jurus andalan Jaemin satu itu.
"Yeu... Malah diketawain."
"Jeno sih ada-ada aja, Nana bingung harus malu atau ngebully."
Bibir Jeno mengerucut. Dia mengharapkan wajah tersipu malu Nana setelah mengorbankan harga dirinya demi pelajaran super duper cheesydari Jaemin itu, tapi ekspektasinya terlalu tinggi.
"Tentang sekolah, Tante Jieun bilang Nana boleh ke sekolah langsung kalo udah 40 hari soalnya itu udah perjanjian awal sama Om Donghae, jadi kemungkinan minggu depan Nana udah gangguin Jeno lagi."