DELAPAN

1.3K 51 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


༻🌹༺

"Tunggu di sini," titah Taeyong pada Nana, lalu dia naik ke ruangan Sena untuk mengantarkan berkas yang dimintanya semalam.

Lee Sena memang sudah pulang sejak dua hari yang lalu, tapi masih ada pekerjaan yang harus dia lakukan hingga tidak bisa pulang ke rumah.

Nana masuk ke ruangan khusus keluarga di perusahaan itu yang persis seperti sebuah kamar. Ada ranjang, sofa, TV, dan beberapa parabot rumah penting lainnya. Itu sebabnya dijadikan ruang khusus member keluarga agar mereka dapat beristirahat selayaknya di rumah.

Nana menyalakan TV yang kebetulan langsung memunculkan si kotak kuning, Spongebob. Ia lantas melempar tasnya, lalu merebahkan diri ke kasur.

Tiba-tiba suara notifikasi terdengar, Nana segera mengambil ponselnya yang ada di saku blazer sekolah berwarna navy-nya.

Nonooo ( ◜‿◝ )
- Sudah bangun, Tuan Putri?

Senyum lebar seketika mengembang di wajah cantik Nana, akhirnya dia bisa menghilangkan rasa bosannya dengan berbicara dengan Jeno.

"Tumben nelpon. Lagi kesambet, ya?" sahut Jeno setelah mengangkat panggilan video Nana.

"Ish! Nana bosen nunggu di sini, hampir ketiduran berkali-kali gegara nunggu kak Taeyong nganter berkas ke ruangan Mama!" Nana mengembungkan pipinya.

"Utututu~ kacian banget pacal aku catu ini," ujar Jeno sengaja cadel sembari memasang wajah sedih yang dilebih-lebihkan.

"Satu ini? Oh, ada yang lain lagi ternyata. Sudah Nana duga."

Kedua mata Jeno langsung melotot, kepalanya menggeleng cepat. "Bukan gitu, astaga! Maksudnya 'kan kayak pasangan uwu gitu loh. Payah ah, nggak bisa diajak maen."

Jeno mencebikkan bibir. Biasanya jika Jeno membuatnya gemas, Nana akan mencubit kedua pipi lelaki itu. Tapi berhubung mereka sedang video-call, Nana hanya bisa terkekeh.

"Btw, lo sudah sarapan? Kalo belum mau gue bawain sarapan yang dibuat nyokap, kayaknya masak omelette mie."

"Nggak usah, Nana bawa roti belian Jeno kemarin."

"Yeu... roti doang mah kaga kenyang. Nanti gue bawain, pokoknya harus dihabisin."

"Iyaa deh, iyaa," pasrah Nana. Jeno mengangguk kemudian mulai menyibukkan diri dengan sesuatu, sementara Nana mulai menyantap roti keju yang kemarin Jeno belikan.

"Ngapain?" tanya Nana melihat raut wajah Jeno mulai serius.

"Ngerjain Kimia."

"Lah? Belom selesai? Mau Nana pap nggak?"

Jeno hampir menyemburkan tawanya, tapi cepat-cepat dia menutup mulut dan menggeleng. "Nggak usah. Semalem udah nyari jawabannya, ini cuma nyalin ke buku tugas."

Brother [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang