"Jadi lo bakalan nikahin Yeri?"
Tatapan semua temannya kini tertuju padanya. Taeyong menggoyangkan kaleng soda di tangannya, lalu mengendikkan bahu.
"Seriously? Lo pasrah gini aja?" sungut Johnny kesal setelah mendengar semua cerita Taeyong yang menurutnya tidak masuk akal untuk terjadi.
"Gue harus gimana, Jo? Gue udah berusaha menghubungi semua orang yang menurut gue bisa bantu gue. Nyonya Jieun, Pak Donghae, Jeno, tapi semuanya mendadak hilang. Kalian aja gak tau dimana keberadaan Jeno, kan?"
Semuanya kompak menunduk setelah mendengar pertanyaan Taeyong.
Ya, mereka tidak tahu dimana keberadaan Jeno, lebih tepatnya satu keluarga Lee itu. Terbukti dari rumahnya yang sepi dan tergembok.
"Lo udah nyoba ke rumah Yeri atau apartemen Mark?" tanya Taeil.
"Sudah. Nihil. Semuanya hilang, gue gak ngerti."
"Yang pasti gak mungkin hilangnya tanpa sebab," sahut Jaehyun setelah cukup lama menyimak.
Matanya menatap Taeyong serius. "Keluarga Yeri itu sangat berpengaruh. Gue asumsiin--- nggak! lebih tepatnya feeling, menghilangkannya mereka semua pasti gegara sesuatu."
"Apa mungkin mereka diteror?"
Celetukan Lucas membuat mereka semua menoleh padanya lantaran terkejut.
"Kalau begitu, kita harus lapor polisi!" usul Jungwoo.
"Atas tuduhan apa? Mana buktinya?" Jaehyun mendengus. "Bahkan kalau pun kita punya, gue gak yakin mereka bakal diadili."
"Tapi, Yong, lo beneran yakin kalo itu bukan anak lo? Mungkin lo pernah mabuk bareng dia?" tanya Johnny, memastikan sekali lagi.
"Pernah sekali dia nginep, pas malem kita ngerayain kemenangan turnamen. Terpaksa! Jeno nyuruh Nana untuk hati-hati sama gue, jelas gue marah dan nyoba buktiin kalo gue gak bakal ngelakuin apapun lagi ke Nana karena gue punya Yeri. Makanya dia nginep, itu pun gak seranjang! Dia di ranjang, gue di lantai."
"Dari sini aja udah aneh. Lo bilang dia nginep cuma pas malem perayaan, tapi Yeri bilang kalian having sex pas malem Nana kabur dari rumah yang mana jarak waktunya jauh banget."
Semua orang mengangguk setuju pada asumsi Taeil.
"Gue rasa... Yeri juga korban di sini."
Yuta mengangguk setuju. "Doyoung bener... dan Mark juga pastinya."
Taeyong menundukkan kepalanya, kedua tangannya meremat rambutnya frustasi. "Terus gue harus gimana...?"
Doyoung menghela napas. Dia menghampiri sahabatnya itu dan merangkulnya. "Lo tenang aja, kita pasti bantuin semampu kita."
"Doyoung bener. Lo gak sendirian, Yong. Kita semua bakal bantu lo," ujar Johnny.
Dengan matanya yang merah dan berkaca-kaca, terharu dan merasa beruntung sebab memiliki teman-teman seperti mereka.
"Thanks, guys..."
🌼🌼🌼
Sesampainya di rumah, Taeyong memilih berkaca di spion motor untuk memastikan dirinya tidak terlihat berantakan. Dia tidak ingin Nana khawatir akan keadaannya.
Begitu masuk ke rumah, dia sudah melihat Nana duduk di sofa dengan posisi memunggunginya. Dirinya menyunggingkan senyuman sambil menutup pintu, kemudian menghampiri gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother [✔️]
أدب تاريخي🔞 || 3rd pov || semi-baku Ketika kakak dan adik saling memiliki perasaan, apa yang akan terjadi selanjutnya? Berpisah atau terus perjuangkan hingga bertemu dengan titik terang? - 3rd pov, semi baku © Daeguddf 230921 // 250122