T I G A B E L A S

823 50 2
                                    

Ramein dong biar aku semangkuy update ceritanya!
huft... ಠ_ʖಠ

Nana berjalan gontai menyusuri trotoar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nana berjalan gontai menyusuri trotoar. Jam tangannya menunjukkan pukul setengah sebelas malam, yang berarti sudah setengah jam dia berjalan tak menentu arah.

Selain ke mini market, Nana tidak pernah keluar rumah sendirian. Dia selalu ditemani Taeyong. Saat SMP kelas 3, Jeno sesekali menemaninya karena Donghae sudah memperbolehkan Jeno mengendarai motor.

Sunyi, gelap, dan dingin membuat air mata mulai membanjiri wajah Nana, dia yakin dirinya sudah tersesat.

Tiba-tiba sebuah mobil hitam berjalan pelan di sebelahnya. Nana panik saat kaca mobil depan terbuka, menampakkan wanita yang ditemuinya di parkiran kafe, dengan senyum yang sama.

"Kamu tersesat?"

Nana tidak mengubris pertanyaan Jieun. Dia terus berjalan dan menatap lurus ke depan, sembari berusaha menyembunyikan rasa takutnya.

Kedua kaki Nana berhenti kala mobil itu menghalangi jalannya. Jieun keluar, menatap Nana dari atas ke bawah lalu tersenyum lagi. Senyum yang semakin lama dilihat semakin menakutkan bagi Nana.

"Mau saya antar ke rumah? Ini sudah malam, nanti kamu kenapa-napa di jalan," tawar Jieun tanpa melunturkan senyumannya.

Kejadian yang di kamar Taeyong melintas di benaknya. Nana mengulum bibirnya karena sesak memenuhi dadanya dan menggeleng pelan. "Nana... nggak mau pulang."

"Kalau begitu, singgah dulu di rumah saya sampai kamu mau pulang ke rumah. Gimana?"

Nana meremat ujung rok sekolahnya. Dia takut pada Jieun, tapi dia tidak sanggup untuk bertemu Taeyong. Namun jika tidak pulang, bisa-bisa malam ini dia tidur di jalanan, atau mungkin selamanya.

"Nyonya nggak akan ngapa-ngapain Nana, 'kan?" tanya Nana dengan suara gemetar.

Jieun paham gadis itu ketakutan pun mengusap lembut surai sebahu Nana sembari menggeleng. "Saya janji nggak akan ngapa-ngapain kamu. Percaya sama saya."

Nana diam beberapa saat menimbang-nimbang keputusan yang akan dia ambil. Menyadari kemungkinan buruknya sangat mengerikan, Nana pasrah dan mengangguk setuju.

Jieun tersenyum senang, lalu menyuruh Nana duduk di kursi belakang jika Nana tidak nyaman duduk di sebelahnya dan Nana menyetujui itu karena dia belum sepenuhnya percaya pada Jieun.

Namun, Nana merasakan getaran aneh dari hati kecilnya, entah apa maksudnya.

🦋

Setelah mengusir Yeri dengan kasar, Taeyong menyusuri jalanan selama lebih satu jam untuk mencari Nana, tapi hasilnya nihil.

Taeyong terus-menerus menyibak rambutnya ke belakang, dia menyesal tapi juga bersyukur. Seandainya Nana tidak di sana, mungkin dia sudah kelepasan, tapi Taeyong juga tidak mengira Nana akan semarah ini.

Brother [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang