Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
༻🌹༺
Begitu bel istirahat berbunyi, Nana langsung berlarian menuju kelas Taeyong, tapi dia menabrak seseorang saat di belokan koridor.
"Eh? Kak Taeyong? Kenapa bawa tas?" tanyanya melirik tas yang Taeyong gantung di bahu kanannya.
"Ada meeting dadakan di perusahaan. Nanti pulangnya sama Jeno, ya? Inget, jangan pulang lebih dari jam 8 malem."
Nana menunduk, air mukanya berubah menjadi murung. Padahal dia ingin menghabiskan waktu istirahat dengan Taeyong, tapi lelaki itu harus pulang. Nana juga tidak bisa ikut karena belum memiliki status apapun di perusahaan itu, berbeda dengan Taeyong yang sudah menjadi general manager.
Taeyong yang memahami eskpresi wajah Nana langsung mengedarkan pandangannya lalu Nana ke celah bawah tangga dekat mereka dan melumat bibir cherry itu singkat.
Taeyong tersenyum, memberikan kecupan di kening Nana sebelum menarik gadis itu keluar dan meninggalkannya.
Jeno yang sedang berkumpul dengan gengnya di lapangan tak sengaja melirik Nana berjalan gontai di koridor dan langsung menghampirinya. "Lah? Kenapa murung?"
Nana merosotkan bahunya dan menghela napas berat. "Kak Taeyong pulang karena ada meeting dadakan."
"Terus apa hubungannya sama muka murung lo?"
Nana mendelik. "Soalnya Nana pengen bareng kak Taeyong istirahat ini, malah nggak jadi."
"Terus apa gunanya gue? Gue 'kan pacar lo, seharusnya lo bareng gue!" decak Jeno sebal seraya merotasikan matanya.
Nana seketika sadar dengan hubungannya dan Jeno. "Maaf..." Dan hanya itu yang bisa dia katakan.
Nada tinggi Jeno tadi bukan bermaksud marah, dia hanya terlalu kesal dengan apa yang terjadi, terutama pada Taeyong.
Namun Jeno sadar dia tidak punya hak lebih untuk melarang-larang Nana. Hubungan mereka hanya sebuah pengalihan, bukan murni karena perasaan.
Jeno menghela napas, lalu mengusap pucuk kepala Nana. "Gue harus latihan basket dulu, turnamen sudah semakin dekat. Tapi pulang nanti, mau ke kafe tempat biasa? Katanya mereka punya olahan stroberi baru."
🦋
"Aku terpaksa ninggalin Nana di sekolah karena aku pikir urusannya memang penting, tapi ternyata mama cuma mau aku ngurus anak itu?!" seru Taeyong tak terima. Dia tak habis pikir Sena membohonginya dengan embel-embel meeting dadakan.
"Jangan berlebihan. Kamu cuma perlu temani dia belanja di mall, lalu ajak ke rumah kita karena mama sama Irene harus ngurus pertunangan kalian," jawab Sena santai tanpa beralih dari laptopnya.