Yewon berjalan menghampiri pasangan suami istri yang tengah duduk di ruang tamu bersama Sowon.
"Yewon, dia... dia Ayahmu." ucap Sowon.
Yewon terkejut, tatapannya beralih pada sosok pria dewasa yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Perlahan pria itu bangkit mendekati Yewon lalu mendekap tubuhnya.
Tubuh Yewon diam membeku. Ia masih mencerna apa yang terjadi saat ini. Ayahnya datang, bahkan tengah memeluk tubuhnya.
"Maafkan Daddy sayang.."
Suara itu terdengar bergetar. Yewon bahkan merasa jika bahunya basah. Gadis itu menatap Sowon yang terlihat menganggukkan kepalanya. Seolah memberitahu bahwa pria itu benar-benar Ayah kandungnya. Sosok yang selama ini begitu Yewon dambakan untuk bertemu.
"D-daddy..." ucap Yewon lirih.
Donghae mengangguk di balik bahu Yewon. Perlahan tangan Yewon terangkat membalas pelukan Donghae. Tangisnya pecah, Yewon membalas pelukan itu dengan erat. Bertahun-tahun ia mengharapkan kehadiran sosok Ayah di sisinya. Sekarang ia bisa merasakan dekapan hangat seorang Ayah yang sejak dulu ia rindukan.
"Mengapa... mengapa baru datang." ucap Yewon di sela tangisnya, masih dalam pelukan Donghae.
Gadis itu tentu bahagia bertemu dengan Ayah kandungnya. Tapi mengapa sang Ayah datang saat Ibunya sudah pergi untuk selama-lamanya. Yewon ingin merasakan memiliki orang tua yang utuh. Yewon mendambakan hidup bersama kedua orang tuanya yang lengkap.
"Mama sudah pergi. Aku... aku takut sendirian."
Donghae melepas pelukannya. Menatap wajah putrinya yang basah oleh air mata. Donghae mengusap lembut pipi Yewon.
"Sekarang ada Daddy, Yewon tak akan sendirian. Daddy janji akan selalu menemani Yewon." ucap Donghae. Hati pria itu begitu sakit melihat kerapuhan di wajah putrinya. Gadis yang seharusnya ia lindungi dan ia jaga seperti putrinya yang lain. Tapi justru ia campakkan begitu saja. Bahkan sejak Jessica melahirkan Yewon, Donghae sama sekali tak pernah melihat wajah putri kandungnya. Dan ini adalah pertemuan pertamanya dengan putri kandungnya sendiri.
Yewon kembali memeluk Donghae. Menumpahkan segala kerinduannya pada pria itu. Gadis itu sudah berpikiran akan hidup tanpa orang tua setelah kepergian Ibunya.
Taeyeon tersenyum menatap pemandangan di hadapannya. Tanpa sadar air matanya turun. Bukan karna sedih, hatinya merasa lega karna Donghae akhirnya sadar akan kesalahannya. Taeyeon berjalan mendekati dua orang yang masih betah berpelukan.
"Yewon."
Gadis itu melepas pelukannya. Ia menatap tanya pada seorang wanita yang kini berdiri di hadapannya.
Mengerti akan tatapan itu, Donghae mencoba menjelaskan siapa Taeyeon pada putrinya.
"Sayang, dia Ibumu juga." ucap Donghae.
Yewon tidak mengerti, ia menatap wanita itu. Wajahnya tampak menunjukkan ketulusan di sana. Yewon dapat merasakan kehangatan dari tatapan juga senyuman wanita itu.
......
Saat perjalanan menuju rumah besar Kim, tangan Yewon tak lepas dari genggaman Taeyeon. Wanita itu sudah sedikit berbincang dengan Yewon. Sangat jauh dari perkiraanya jika Jessica dan anaknya memiliki perilaku buruk. Donghae menatap istri dan anaknya yang duduk di jok belakang. Ia tersenyum melihat pemandangan itu.
"Saat di rumah nanti, kau akan memiliki tiga saudara perempuan. Dua kakak dan satu adik. Mommy pikir usia adikmu tak jauh denganmu." ucap Taeyeon.
Yewon yang mendengarnya jadi gelisah. Membayangkan bagaimana respon saudari-saudari barunya nanti. Apa mereka akan menerimanya dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE
FanfictionKebencian melupakan segalanya. Menenggelamkan sebuah fakta terjalinnya ikatan darah. Hidup dengan segala kelebihan juga kemewahan, tanpa cela sedikitpun. Namun sebuah kenyataan harus di telan. Tak ada yang sempurna, setiap kelebihan selalu ada kekur...