0.2

1.6K 215 3
                                    

Yewon menatap pantulan dirinya di cermin. Tersenyum bangga melihat dirinya yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya. JakArt High School, sekolah seni terbaik di Jakarta bahkan di Indonesia. Semua anak selalu mendambakan untuk bisa masuk sekolah bergengsi itu. Yewon termasuk murid beruntung karna mampu bersekolah di sana. Gadis itu lolos melalui jalur beasiswa murid berprestasi. Hal itu cukup meringankan beban Ibunya karna beasiswa yang ia dapat. Yewon adalah gadis pintar.

Tinn Tinn

"Yewon! Kakakmu sudah menunggu di depan!"

Itu teriakan Ibunya.

"Iya tunggu sebentar!"

Gadis itu bergegas meraih tas punggungnya. Ia berlari menghampiri sang Ibu yang terlihat sibuk merangkai karangan bunga.

"Yewon berangkat Ma." pamit Yewon seraya mengecup pipi kanan Ibunya. Setelah itu ia berlari keluar rumah menghampiri sang kakak yang sudah menjemputnya.

"Hati-hati di jalan sayang, bilang pada kakakmu untuk tidak mengebut."

Gadis itu berbalik lalu mengacungkan jempolnya pada Jessica. Wanita itu hanya menggeleng melihat tingkah putri semata wayangnya. Setelah putrinya tak terlihat, ia kembali melanjutkan aktifitasnya. Wanita itu sedang sibuk merangkai bunga pesanan salah satu pelanggannya. Satu-satunya usaha yang mulai ia tekuni setelah ia mengundurkan diri dari kantor tempatnya bekerja. Sebuah alasan membuatnya memilih mengundurkan diri, padahal saat itu gajinya terbilang besar. Namun ia tak pernah menyesali keputusannya, ia masih bisa membiayai hidupnya dan putrinya dengan keterampilan yang ia miliki saat ini.

Huh

Yewon menghela nafas lelah saat sudah duduk di samping kemudi.

"Kau bangun telat lagi?" ucap seorang gadis yang lebih tua darinya. Yewon hanya tersenyum seraya menunjukkan deretan gigi putihnya.

"Dramanya sangat sayang untuk di lewatkan Kak Sowon." ucap Yewon.

Im Sowon, orang yang sudah Yewon anggap seperti kakaknya sendiri. Sowon sering memesan bucket bunga pada Ibu Yewon. Karna itu lah mereka saling mengenal kemudian dekat. Sowon tinggal seorang diri di rumah megahnya bersama beberapa asisten rumah tangga. Kedua orang tuanya sibuk dengan pekerjaan. Hadirnya Yewon tentu membuatnya tak lagi kesepian. Ia juga sudah menganggap Yewon seperti adiknya sendiri. Jika tidak ada kelas Sowon akan menawarkan diri untuk menjemput Yewon dan mengantarnya ke sekolah.

"Jika kau seperti ini terus, aku akan menyita laptopmu." ancam Sowon. Hal itu cukup membuat Yewon takut. Ia sangat membutuhkan benda itu untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Juga untuk menonton serial drama kesukaannya.

"Kak..."

"Sudah diam, pakai sabuk pengamanmu atau kau akan terlambat tiba di sekolah." potong Sowon.

Yewon mendengus kesal, tapi hal itu justru membuat gadis di sebelahnya terkekeh pelan. Wajah Yewon sangat menggemaskan ketika sedang kesal.

Mobil Sowon melaju membelah jalanan ibukota. Ia akan mengantar Yewon ke sekolah.

"Kakak tidak ada kelas?"

"Ada, tapi masih nanti." jawab Sowon seraya fokus pada kemudi.

......

Jessica menatap gedung perusahaan di hadapannya. Gedung itu sangat mewah, Jessica menatap orang-orang yang berjalan memasuki gedung itu. Mereka pasti sangat beruntung bisa bekerja di perusahaan itu. Jessica kembali menatap layar ponselnya, ini benar alamat yang di beritahukan oleh seseorang yang memesan bucket bunga padanya.

"Maaf, ada yang bisa saya bantu?" salah seorang security terlihat menghampiri Jessica.

"Ah apa ini benar alamat Kim's Group?" tanya Jessica pada security itu.

HATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang