0.19

1.6K 229 14
                                    

Yeri sedikit merapikan seragamnya setelah selesai mencuci tangan. Ia menatap pantulan dirinya di cermin kamar mandi. Di rasa cukup, gadis itu memutuskan untuk keluar. Namun langkahnya terhenti ketika mendengar percakapan seseorang di bilik kamar mandi paling ujung. Yeri mengurungkan niatnya untuk keluar. Ia melangkah memasuki balik kamar mandi tepat di sebelah mereka yang terdengar sedang berbicara.

"Apa kau sudah gila, kau menyuruh seseorang untuk mencelakainya?" ucap salah seorang gadis.

Yeri semakin menajamkan pendengarannya.

"Bisa kecilkan suaramu. Orang lain bisa mendengarnya." ucap gadis lain. Yeri seperti mengenal suara itu.

"Aku hanya menyuruh mereka menganggunya. Tapi bodohnya mereka malah melukainya."

Percakapan itu terus berlanjut, dan Yeri masih setia di posisinya. Yeri membulatkan matanya saat tau siapa seseorang yang sejak tadi di perbincangkan dua gadis itu. Yeri bahkan reflek menutup mulutnya.

"Kau bisa saja membunuhnya Lee Nayeon. Kau tidak lupa kan dia siapa? Dan satu lagi, jangan samakan dia dengan Yeri. Dia bukan gadis lemah."

Yeri memejamkan matanya. Lagi-lagi ia di anggap lemah.

"Aku tau. Aku juga belum puas menganggunya. Liat saja, aku akan membalas perlakuan Yewon padaku. Berani-beraninya dia mengancamku untuk tidak mengganggu Yeri."

Yeri kembali terkejut. Beberapa hari ini ia memang tidak lagi di ganggu oleh para gadis yang sering merundungnya. Sebenarnya apa yang sudah Yewon lakukan pada mereka? Yewon benar-benar sudah mencampuri urusannya.

"Jangan berbuat macam-macam. Kau tau tindakanmu kemarin sudah termasuk kriminal. Kau bisa saja berurusan dengan hukum."

Bukannya takut, gadis yang di beri peringatan itu malah terkekeh. Ia tidak takut karna ia bisa melakukan apapun dengan uang orang tuanya.

"Tak akan ada yang tau."

Pembicaraan terus berlanjut dengan Yeri yang diam-diam mendengarkan mereka. Selama ia di ganggu oleh Nayeon dan rekan-rekannya. Nayeon belum pernah mengalami hal mengerikan seperti Yewon. Ia bahkan tidak percaya jika Nayeon akan berbuat sejauh itu.

Sekarang apa yang harus ia lakukan? Apa ia akan memberitahu hal itu pada keluarganya?

"Tapi, bukankah dia masih di rawat di rumah sakit? Mudah kan untuk kita mengganggu Yeri selama dia tidak ada."

Mendadak hati Yeri gelisah. Ia tidak siap jika harus kembali menjadi bahan bullyan mereka. Salahkan dirinya yang lemah dan tak berani melakukan perlawanan.

Selanjutnya hanya gelak tawa yang terdengar. Yeri tetap pada posisinya, menunggu para gadis tadi keluar lebih dulu. Ia tentu tidak ingin bertemu mereka dan berujung di bully.




Sejak tadi Yeri hanya mengaduk makanannya. Ia sama sekali tak berminat untuk makan. Padahal dua sepupunya sudah lebih dulu menghabiskan makanan mereka. Entahlah, kejadian di kamar mandi tadi membuatnya tak bersemangat melakukan apapun.

Apa benar mereka yang sudah mencelakai Yewon?

Di tambah sebuah pernyataan jika Yewon berani mengancam mereka jika mereka kembali menganggu Yeri. Yeri pikir, hanya Yewon yang begitu kurang kerjaan mencari masalah dengan gadis-gadis pembully itu. Lihatlah apa yang dia dapat karna sudah berurusan dengan mereka.

Huh

Chaeyoung dan Lisa menoleh saat mendengar hela nafas dari Yeri. Putri bungsu Kim itu terlihat menaruh kepalanya di atas meja.

"Kau ini kenapa? Sejak tadi hanya diam dengan wajah seperti itu." tanya Lisa.

Yeri hanya menoleh sekilas tanpa ingin menjawab. Cerita dengan mereka tidak akan menyelesaikan masalah. Lagi pula mengapa ia harus memikirkan Yewon? Bukankah ia sama sekali tidak peduli dengan apa yang terjadi pada Yewon?

HATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang