0.32

1.7K 221 25
                                    

Cahaya flash dari banyaknya kamera langsung menyambut retina keempat gadis yang baru saja turun dari mobil mewah. Perih, panas, itu yang mata mereka rasakan saat semua cahaya kamera mengarah pada mereka. Mungkin hal itu sudah biasa bagi Irene, Jennie, dan Yeri. Tapi tidak dengan Yewon, gadis itu berkali-kali menunduk karna tak nyaman dengan banyaknya media yang menyorotnya. Terlebih cahaya kamera-kamera itu.

Irene, Jennie, Yeri dan Yewon. Keempat gadis itu tampak cantik dengan balutan dress di tubuh mereka. Penampilan mereka benar-benar mampu membius siapa saja yang melihatnya. Cantik, sempurna, nyaris tanpa cela. Yewon juga tampak cantik, ini kali pertama ia mengenakan pakaian mewah. Awalnya ia merasa ini terlalu berlebihan. Tapi kembali ia harus sadar jika ia adalah seorang Kim. Meski publik sudah tau mengenai Yewon yang berbeda Ibu dengan ketiga gadis Kim yang lain, namun visualnya tak jauh berbeda dengan ketiga saudarinya.

Ugh

Jennie menoleh pada Yewon, ia melihat gelagat adiknya yang tak nyaman. Terlebih kamera banyak yang menyorot ke arah Yewon. Jennie berinisiatif merangkul Yewon, ia juga menggiring saudari-saudarinya untuk segera memasuki gedung. Ia sendiri juga sudah tidak nyaman melihat para wartawan yang gila akan berita hangat mengenai keluarganya.

"Kau baik-baik saja?"

Yewon langsung menegakkan tubuhnya mendengar pertanyaan dari Jennie. Ia mengangguk lalu tersenyum. Percayalah, Jennie benar-benar berubah sekarang.

"Aku hanya tidak terbiasa ditengah keramaian." ucap Yewon.

"Setelah ini kau akan terbiasa bertemu kamera-kamera itu." ucap Yeri menimpali. Pasalnya sejak Yewon menjadi bagian dari keluarga Kim, gadis itu tidak pernah muncul di depan publik.

Keempat gadis Kim sudah berada di dalam gedung mewah yang sudah kakeknya siapkan untuk acara penting malam ini. Keluarga Kim menggelar acara penting untuk memperkenalkan Yewon di depan publik. Mereka harus meluruskan segala berita miring yang sudah terlanjur tersebar.

Yewon tampak gugup sekarang. Sebentar lagi semua orang akan tau siapa dirinya sebenarnya. Entah reaksi seperti apa yang akan ia terima dari semua orang. Jujur ia tidak siap, ia takut mendapat ucapan kasar dari orang-orang seperti yang ia baca di dunia maya.

"Tidak perlu takut, kau tidak sendirian." ucap Irene. Ia bukan tidak sadar jika sejak tadi adiknya merasa gugup dan takut.

"Dimana Mommy dan Daddy?" tanya Yewon. Sejak tadi gadis itu tidak melihat kedua orang tuanya. Padahal mereka tadi berangkat bersama.

"Kau tidak tau ya, mereka sedang berduaan. Jadi kau jangan menanyakan Mommy dan Daddy dulu." ucap Yeri. Gadis itu sangat hafal jika Yewon tak bisa jauh dari Ibunya. Berbeda dengan dirinya, walaupun manja tapi ia tidak seperti Yewon yang selalu bertanya jika Ibunya tak terlihat.

"Benarkah?"

Yeri mengangguk. Yewon yang polos tentu percaya dengan ucapan Yeri. Irene dan Jennie hanya menggelengkan kepala mendengar obrolan kedua adiknya.

Disana mereka juga bertemu Jisoo, Chaeyoung dan Lisa. Ketiga gadis itu tampak menghampiri mereka. Jisoo dan kedua adiknya tentu hadir di acara itu. Mereka juga bagian dari keluarga besar Kim.

"Yewon, kau cantik sekali." puji Lisa pada Yewon. Hal itu tentu membuat pipi Yewon sedikit memerah.

"Kau tidak mengatakannya padaku?" ucap Yeri.

Lisa yang mendengarnya hanya memutar bola matanya malas.

Seorang pria terlihat berjalan menghampiri gadis-gadis itu. Pria itu tersenyum manis pada mereka.

"Kau datang?" ucap Irene.

"Tentu, bukankah ini acara penting." jawab pria itu masih dengan senyum manisnya. Ia juga tersenyum pada adik-adik Irene. Park Bogum, kekasih Irene.

HATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang