Taeyeon membuka pintu kamar putri bungsunya perlahan. Di sana ia bisa melihat Yeri duduk di sisi tempat tidur seraya menggenggam sebuah benda. Taeyeon ikut duduk di sebelah Yeri, dan ketika itu ia bisa menangkap keterkejutan di wajah putrinya.
Yerim sedang melamun.
"Mommy panggil sejak tadi kau tidak menjawab." ucap Taeyeon.
"Maaf." lirih Yeri.
Taeyeon tersenyum, perlahan ia mengusap surai hitam Yeri. Rasanya ia sudah lama tidak melakukan itu pada Yeri, dulu hampir setiap saat Yeri akan bermanja padanya.
Pandangan Taeyeon kini jatuh pada sebuah benda di tangan Yeri. Tampak seperti gelang, Taeyeon belum pernah melihat Yeri memiliki gelang itu.
"Kau baru saja membelinya?" tanya Taeyeon seraya menunjuk gelang yang Yeri genggam.
Yeri terlihat menggeleng. Ia kembali menatap gelangnya.
"Ini pemberian Yewon."
Satu kalimat yang sukses membuat Taeyeon terkejut. Setelah sekian lama Yeri tak pernah membahas mengenai Yewon, tapi kali ini Yeri berbicara padanya tentang Yewon.
Sejak hari dimana Yeri tersadar dari komanya, dan setelah Taeyeon menjelaskan tentang apa yang terjadi pada Yewon, Yeri tak lagi menanyakan tentang Yewon. Perubahan sikap Yeri tentu menimbulkan kekhawatiran bagi keluarga Kim, Yeri berubah menjadi gadis yang pendiam dan tak peduli sekitar.
Yeri memang tak pernah membahas tentang Yewon kembali. Tapi percayalah, hatinya setiap saat tersakiti ketika mengingat semua hal tentang Yewon.
Tidak ingin membuat keadaan semakin rumit, memilih menyimpan segalanya sendiri. Tanpa sadar justru sikapnya malah semakin membuat keluarganya khawatir. Ia tidak lagi membagi segala kesedihannya pada yang lain. Ia cukup mengerti jika yang terluka tak hanya dirinya.
"Kami bertiga mendapatkannya. Yewon menyiapkannya sebagai hadiah ulang tahun kami." ucap Yeri kembali.
Taeyeon bisa melihat sedikit senyum yang terukir di wajah putrinya. Hal yang sangat jarang terlihat dari Yeri sejak keluar dari rumah sakit. Meski senyum yang terlihat sekarang tampak menyedihkan.
Perlahan Taeyeon meraih gelang itu dari telapak tangan Yeri, lalu kemudian ia memakaikannya di pergelangan tangan Yeri.
"Cantik. Yewon pasti senang kau memakainya."
Yeri menatap pergelangan tangannya yang sudah di hiasi gelang pemberian Yewon. Ia kembali tersenyum.
"Mom."
Yeri menatap sang Ibu yang juga sedang menatapnya.
"Aku ingin tau apa yang Yewon alami selama aku koma."
Taeyeon menelan salivanya susah payah, menceritakan apa yang terjadi pada Yewon sama saja dengan mengorek luka di hatinya. Mati-matian ia menutupi kesedihannya di depan suami dan ketiga anaknya. Ia tidak boleh lemah, ia harus bisa menjadi penguat untuk ketiga malaikatnya.
"Kau ingin tau?" tanya Taeyeon memastikan.
Yeri mengangguk menjawab pertanyaan Ibunya. Ia berusaha menyiapkan diri dengan segala kemungkinan buruk yang akan ia dengar. Selama ini yang ia tau Yewon pergi karna kondisinya yang semakin menurun. Dan ketika ia koma, ia sama sekali tidak tau apa saja yang terjadi pada keluarganya.
"Kanker Yewon sudah memasuki stadium akhir."
Yeri diam membeku, ia tau jika Yewon sakit. Tapi ia tak menyangka jika penyakitnya sudah separah itu.
"Dokter mengatakan harapan hidupnya kecil. Penyakit ganas itu sudah menguasai tubuh Yewon."
Taeyeon menjeda ucapannya. Rasanya ia ingin menangis kala mengingat kejadian beberapa waktu lalu di rumah sakit. Saat alat medis yang menghubungkan detak jantung Yewon berbunyi secara brutal, membuat semua orang kalang kabut di buatnya. Tubuh Yewon mulai menolak segala cairan kimia yang di suntikkan. Saat itu keputusasaan mereka begitu tampak. Dokter memberitahunya agar siap dengan segala kemungkinan buruk yang akan terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE
FanfictionKebencian melupakan segalanya. Menenggelamkan sebuah fakta terjalinnya ikatan darah. Hidup dengan segala kelebihan juga kemewahan, tanpa cela sedikitpun. Namun sebuah kenyataan harus di telan. Tak ada yang sempurna, setiap kelebihan selalu ada kekur...