0.13

1.5K 208 12
                                    

Sudah dua hari setelah kejadian pembullyan yang menimpa Yeri, selama dua hari itu pula Yeri tidak masuk sekolah. Taeyeon memintanya untuk beristirahat di rumah. Sampai sekarang pun Taeyeon belum mengetahui perihal pembullyan yang di alami putri bungsunya.

Yeri tidak mengatakan apapun pada Taeyeon. Ketika di tanya Yeri hanya menjawab jika dirinya jatuh di kamar mandi sekolah. Gadis itu tidak ingin keluarganya tau. Jika hal itu terjadi, sudah pasti ia akan mendapat masalah yang lebih besar.

Pikiran Yeri kini di penuhi oleh Yewon, gadis yang sudah membantunya. Jangan pikir ia akan luluh karna perlakuan Yewon. Ia justru kesal karna Yewon mengetahui apa yang ia alami ketika di sekolah. Sungguh ia takut jika Yewon membocorkan kejadian kemarin pada keluargnya. Juga... ia benci karna Yewon melihat sisi kelemahannya.

Langkah Yeri terhenti saat melihat seorang gadis duduk di pinggir kolam renang. Kebetulan sekali Yeri menemukan gadis itu di sana. Ia tak perlu repot-repot menghampirinya di kamar. Pasalnya yang Yeri tau, gadis itu banyak menghabiskan waktunya di kamar. Yeri perlahan melangkah menghampiri gadis itu.

"Aku ingin bicara denganmu."

Yewon menoleh, ia mendongak. Ia melihat Yeri yang berdiri sedikit jauh darinya.

"Demi apapun jangan pernah memberi tahu yang ku alami pada siapapun." ucap Yeri tanpa menoleh pada Yewon. Sangat terlihat wajah ketidaksukaan Yeri pada Yewon.

Yewon mengangkat kakinya untuk keluar dari kolam, ia berdiri di hadapan Yeri.

"Bukankah lebih baik yang lain tau masalah ini? Setidaknya kau tak akan di ganggu lagi oleh mereka."

Yeri menoleh, ia menatap tajam Yewon. Ia tak suka orang yang sok tau tentang hidupnya. Terlebih dia adalah Yewon.

"Jangan mengaturku seolah kau tau tentang hidupku!" ucap Yeri dingin. Yeri benar-benar lupa jika kemarin hidupnya terselamatkan oleh Yewon.

Yewon terdiam mendengar ucapan dingin dari saudarinya. Apa yang salah dengan dirinya? Ia hanya berusaha membantu Yeri. Bukan tanpa alasan. Yeri adalah saudarinya, dan perlahan rasa sayang itu tumbuh di hati Yewon. Ia menyayangi semua saudarinya meski mereka tak menganggap keberadaannya.

"Lalu apa kau akan diam saja? Kau pasrah saat mereka menindasmu?"

Yeri memalingkan wajahnya dari tatapan Yewon. Ia muak dengan keberadaan gadis itu, dan sekarang kebenciannya semakin bertambah karna Yewon sudah berani ikut campur masalahnya.

"Bukan urusanmu. Urus saja hidupmu sendiri. Apa kau masih tidak sadar jika kau hanya parasit di sini."

Sekali lagi Yewon merasa hatinya di hantam batu besar. Bahkan kepeduliannya di anggap parasit oleh gadis yang sedikit lebih muda darinya itu. Mungkin sekeras apapun ia berusaha, mereka tak akan pernah menerima keberadaannya.

"Satu hal lagi, jangan harap aku akan berterima kasih atas tindakanmu kemarin. Aku tak butuh bantuanmu."

Yeri melangkah meninggalkan Yewon yang terdiam di tempatnya. Entah sadar atau tidak, ucapannya terdengar begitu menusuk. Yeri bukan gadis yang kasar. Namun kebenciannya pada Yewon seolah membuatnya begitu tega mengucapkan kalimat itu.

"Kau dengar itu Jung Yewon, kau ini hanya parasit." ucap Yewon pada dirinya sendiri. Tangannya dengan cepat mengusap kasar air matanya.

......

Yewon jongkok di samping pusara Jessica. Hampir setiap hari gadis itu mendatangi makam Ibunya. Sekedar untuk berkeluh kesah, dulu Yewon sering melakukan itu pada Ibunya. Dan ketika itu, Jessica pasti selalu mengusap lembut kepalanya dan mengecupnya beberapa kali. Sangat menenangkan.

HATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang