Yewon memberontak saat seseorang membekap mulutnya dan menyeretnya menjauh. Gadis itu terkejut dengan tindakan seseorang yang Yewon tak mengerti apa tujuannya. Yewon berusaha melepaskan diri dari orang itu. Namun usahanya terhenti saat tau siapa pelakunya. Yewon membiarkan mereka membawanya ke gudang belakang sekolah yang sudah lama tak terpakai.
Brukk
Tubuh Yewon menghantam tembok cukup keras saat mereka menghempas tubuhnya.
Yewon menegakkan tubuhnya, menatap satu persatu orang di hadapannya. Lima gadis, tiga di antaranya adalah yang kemarin sempat mengganggu Yeri.
Yewon tersenyum tipis.
"Apa kau tak punya keberanian menghadapiku hingga kau membawa banyak orang seperti ini?" ucap Yewon. Ia kembali meremehkan Nayeon dan rekan-rekannya."Kau takut?" Nayeon berjalan mendekati Yewon. Wajahnya terlihat menakutkan, tapi tidak bagi Yewon.
Nayeon melayangkan tangannya ke wajah Yewon, namun dengan cepat Yewon menahannya.
"Ku rasa kata pecundang lebih cocok untukmu Lee Nayeon."
Nayeon menggertakkan giginya, mencoba memukul Yewon dengan tangan kirinya. Namun lagi-lagi Yewon menahan tangan itu lalu mendorong tubuh kakak kelasnya cukup keras. Membuat tubuh Nayeon merasakan kerasnya lantai gudang yang kotor. Semua rekan Nayeon langsung bergegas membantu Nayeon berdiri.
"Kenapa kalian diam saja bodoh! Hajar dia!"
Empat lawan satu, tidak seimbang. Yewon mundur beberapa langkah. Satu dari mereka mencoba memukul wajah Yewon. Namun dengan cepat gadis itu menghindar. Tak banyak yang tau jika Yewon cukup menguasai ilmu beladiri. Menghadapi gadis-gadis pembully bukanlah hal yang sulit. Yewon mencekal satu tangan gadis yang mencoba memukulnya dari belakang. Ia memelintirnya, membuat gadis itu berteriak kesakitan.
"Akhh!"
Beberapa dari mereka sudah kabur lebih dulu. Hanya tersisa Nayeon dan satu gadis yang masih berada di cekalan Yewon. Nayeon menatap tak percaya, niatnya ingin membully habis-habisan. Namun keadaan malah berbanding terbalik.
"Aku peringatkan pada kalian, sekali lagi aku melihat kalian membully murid lain, ku patahkan satu persatu tangan kalian."
......
Yeri dan Jaehyun terlihat baru saja menyelesaikan latihan mereka. Yeri sejak tadi tak mengalihkan perhatiannya dari pria di hadapannya. Gadis itu sungguh bersyukur bisa dekat dengan Jaehyun. Sebenarnya ia sudah lama mengenal pria itu. Keluarganya dengan keluarga Jaehyun menjalin kerja sama bisnis. Ia beberapa kali bertemu Jaehyun saat acara pertemuan keluarga perusahaan. Namun ketika itu keduanya tidaklah dekat. Jaehyun sangat cuek, membuat Yeri tak berani untuk sekedar dekat dengannya.
"Yeri, setelah ini kau akan kemana?" tanya Jaehyun setelah membereskan gitarnya.
"Ah aku... mungkin menghampiri kakakku."
Jaehyun sejenak berpikir, sejak dulu Yeri memang selalu menghabiskan waktu istirahatnya bersama kakak atau sepupunya. Gadis itu jarang berbaur dengan murid lain. Jaehyun memang tak dekat dengan Yeri. Tapi ia cukup mengenal Yeri karna keluarganya cukup dekat dengan keluarga Kim.
"Bagaimana jika ke kantin bersamaku?"
Mendengar tawaran Jaehyun tentu membuat wajah Yeri berbinar. Sangat sulit untuk dekat dengan pria di hadapannya itu. Yeri langsung mengangguk mengiyakan ajakan Jaehyun, membuat Jaehyun tersenyum melihat tingkah yang menurutnya lucu.
Keduanya berjalan keluar dari ruang musik. Banyak pasang mata yang memuji melihat keduanya berjalan bersama. Namun tidak sedikit pula yang menatap tak suka. Jangan lupakan jika Jaehyun cukup di kagumi para gadis sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE
FanfictionKebencian melupakan segalanya. Menenggelamkan sebuah fakta terjalinnya ikatan darah. Hidup dengan segala kelebihan juga kemewahan, tanpa cela sedikitpun. Namun sebuah kenyataan harus di telan. Tak ada yang sempurna, setiap kelebihan selalu ada kekur...