Yeri hanya menunduk saat Nayeon dan teman-temannya melemparinya dengan telur dan tepung. Penampilan Yeri begitu berantakan, tapi sepertinya gadis-gadis itu belum ingin menyudahi aksi mereka. Sesekali terdengar gelak tawa dari gadis-gadis itu. Membuat orang lain menderita adalah kesenangan mereka.
"Rasanya aku benar-benar rindu wajah mengenaskanmu Kim Yerim." ucap Nayeon di susul tawa dari teman-temannya.
"Ah aku baru tau jika kau dan gadis berandalan itu bersaudara." ucap salah satu teman Nayeon.
"Apa kalian pernah mendengar istilah wanita simpanan? Wahh ku rasa Ayah Yeri punya anak dari wanita lain."
Yeri mendongak menatap mereka, ia terlihat mengepalkan kedua tangannya.
"Kenapa? Ada yang salah dengan ucapanku?" tanya Nayeon dengan wajah menyebalkannya.
Yeri hanya mampu membuang pandangannya ke arah lain. Lambat laun kabar tak mengenakkan dari keluarganya pasti akan tersebar. Hal itu tentu akan sangat mencoreng nama baik keluarganya.
"Jadi benar Ayahmu berselingkuh?"
Nayeon tersenyum miring. Kini ia tak perlu takut menganggu Yeri. Ia sudah tau tentang aib keluarga Kim. Akan sangat mudah untuknya menjatuhkan Yeri dan keluarganya. Gadis Lee itu memang sudah sejak dulu tak menyukai keluar Kim. Meski keluarganya masih terikat kerja sama dengan perusahaan keluarga Kim, namun ia sama sekali tak mempedulikan hal itu. Keluarga Kim terlalu berkuasa, dan ia tidak suka orang lain menyaingi keluarganya.
Nayeon dan teman-temannya kembali melempari Yeri. Mereka benar-bener pembully yang mengerikan.
Seketika aktifitas mereka terhenti saat seseorang tiba-tiba datang dan memeluk tubuh Yeri, menjadikan tubuhnya sebagai tameng untuk Yeri. Alhasil lemparan telur itu kini mengenai seragamnya.
Yeri terkejut dengan kedatangan seseorang yang tiba-tiba memeluknya. Ia tidak menolak, juga tidak membalas. Ia masih terkejut dengan Yewon yang kini terlihat melindunginya dari lemparan itu.
"Kau baik-baik saja?" ucap Yewon masih dengan posisinya.
Tak ada jawaban. Tapi Yewon bisa merasakan jika Yeri mengangguk dalam dekapannya.
"Wahh gadis berandalan sedang berusaha melindungi saudarinya."
Yewon melepas pelukannya, ia berbalik menatap gadis-gadis pembully itu. Rasanya Yewon benar-benar ingin mencakar habis wajah-wajah mereka.
"Bukankah sudah ku peringatkan untuk berhenti menganggunya. Kalian tak lebih dari seorang pecundang." ucap Yewon lantang.
Nayeon tampak terkekeh mendengar ucapan Yewon. Gadis itu berjalan mendekati Yewon.
"Kau pikir aku takut padamu?" ucap Nayeon tajam.
"Anak haram." desis Nayeon.
Kata-kata itu begitu jelas terucap. Yewon mengepalkan kedua tangannya. Tanpa menunggu lama ia langsung melayangkan pukulan di wajah Nayeon.
Yeri membulatkan matanya melihat apa yang Yewon lakukan. Ia bisa melihat amarah di wajah gadis itu. Ini pertama kalinya ia melihat kemarahan di wajah Yewon. Yewon memang sering mendapat ucapan kasar seperti 'anak haram' dari Jennie. Namun Yewon tak pernah terlihat marah saat Jennie menyebutnya anak haram.
Yewon terlihat menarik kerah seragam Nayeon. Wajahnya memerah karna di kuasai amarah. Bahkan teman-teman Nayeon tak berani mendekat.
"Sebaiknya jaga ucapanmu Lee Nayeon. Kau pikir aku tidak tau apa yang kau lakukan padaku kemarin. Kau yang menyuruh orang-orang itu untuk mencelakaiku!" ucap Yewon dengan emosi tertahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE
FanfictionKebencian melupakan segalanya. Menenggelamkan sebuah fakta terjalinnya ikatan darah. Hidup dengan segala kelebihan juga kemewahan, tanpa cela sedikitpun. Namun sebuah kenyataan harus di telan. Tak ada yang sempurna, setiap kelebihan selalu ada kekur...