Tiga- Dia iblis

4 2 0
                                    

"Bukan saya bu, saya gak pernah ngelakuin itu. Tolong bu percaya sama saya".Ucap Dera memelas kepada bu veni-guru bk.

"Jelas jelas kamu memukul temanmu sendiri sampai dia pingsan begitu".ucap bu Veni

"Dia itu drama bu dia cuma akting jelas tadi saya liat dia nampar dirinya sendiri".ucap Dera

"Kamu gak perlu mengarang cerita dera mana mungkin Aielia itu melakukannya sendiri".Tegas bu Veni

Dera menghela nafas kasar. Sial karna ulah siratu drama itu dirinya harus terkena masalah. Bisa mampus dia kalo orang tuanya tau.

Bingung harus pakai cara apalagi agar guru itu akan mempercayainya, dia sudah memohon dan menceritakan hal sejujur jujurnya tapi hasilnya nihil bu veni malah lebih percaya kepada di gembel itu.

Whatt!... sebentar lagi masalah akan bertambah dan berakhir kepadanya.

Apes banget idup lo Der Niatnya si ingin memberi pelajaran kepada Ai malah dia yang kena impasnya. haha

"Bu tolong percaya sama saya".

"Gak Dera. Kasi surat ini pada orang tuamu suruh datang besok jam 10 pagi. Sekarang kamu boleh keluar".ucap bu Veni.

Dera menggeram kesal lalu keluar dari ruang bk itu dengan menghentak hentakan kakinya sebal dan menuju kearah uks untuk memberikan pelajaran kepada siratu drama itu.

Siapa lagi kalau bukan Ai.

Brakkk.....

Pintu yang semula tertutup rapat kini terbuka paksa dilihatlah dera sang pelaku yang tengah berdiri garang menatap kearah Ai seperti seekor singa yang siap memangsa.

"EH MONYETT...".

Ai berdecak sebal "Apa lo".Judes Ai bangkit memasang kedua tangannya didepan dada. Menatap malas Dera didepannya.

"Semuanya keluar gua mau ngasih pelajaran sama ni ular".ucap Dera keras.

Membuat para penghuni uks segera berlalu pergi menyisakan dua manusia yang tengah bertatapan menusuk.

Ah tidak lebih tepatnya Dera lah yang terlihat marah sedangkan Ai terlihat sangat sangat santai.

"Mau apa lo?".ucap Ai

"Kurang ajar lo babi gara gara lo orang tua gua dipanggil dan reputasi gua akan hancur. Semuanya gara gara lo anjing".Teriak Dera menunjuk wajah Ai

Dengan wajah memerah mata mengkilap pertanda jika gadis itu sangatlah marah.

"Oh".oh no lihatlah respon seorang Ai yang terbilang sangatlah santai

"Lo...".Dera yang kesal berjalan mendekat kearah gadis itu dan menarik rambut sebahu gadis itu keras sehingga membuatnya memekik sakit.

"BANGSAT LO MONYET LEPAS GAK...".Teriak Ai menendang perut Dera cukup keras.

Mampus lu

"Akhhk au.. Sakit".Dera merintih sakit memegang perutnya yang habis ditentang oleh Ai.

Ai memasang tangan didepan dada kemudian mendekat kearah dera ysng tengah terduduk diatas lantai tak berdaya. Gadis itu mengangkat Dagu dera menatapnya menusuk.

"Lo mungkin gak tau kalo gua punya bela diri, lo terlalu kecil buat nandingin gua".Lirih gadis itu menatap wajah Dera penuh kebencian.

"L-lo iblis gak punya hati".Ucap Dera menatap tajam Ai.

"Iya. Lo bener".Ai tersenyum miring. mengacak rambutnya sendiri seperti orang kehilangan akal. Gila.

Kemudian menjatuhkan dirinya sendiri diatas lantai dan tersenyum smirk menatap Dera. Dera sangat tau jika gadis itu akan berakting lagi.

"Apa yang lo lakuin bangsat bangun lo".Ucap Dera sedikit ketakutan. Takut ketika ada orang yang melihatnya.

"Selamat datang masalah dua derasyah aprilia".Setelah mengatakan itu gadis itu menjatuhkan dirinya diatas lantai.

"DERASYAH APA YANG KAMU LAKUKAN".Teriak bu Vani begitu memasuki ruang uks dan menatap Dera murka.

"E-engak bu dia bohong dia gak pingsan dia cuman akting bu percaya sama.saya bu ai mau menjebak saya".Dera menggeleng keras

"KAMU SUDAH KETERLALUAN IBU BAKAL SKORS KAMU 1 MINGGU".Tegas bu Veni dan berlari mengangkat Ai dibantu oleh siswa lainnya.

Dera menangis memandang Ai dengan tatapan menusuk ketika melihat gadis itu tersenyum remeh kearahnya.

Ternyata ia salah mencari lawan. Orang seperti Ai tidak akan mudah jatuh begitu saja gadis itu punya sejuta ide dan rencana licik untuk menjatuhkan lawannya. Dan sekarang Dera sudah jatuh dibawah Ai.

Benar ia salah cari lawan.

***

Ai berjalan santai memasuki kelasnya yang sudah ramai. Mendudukkan bokongnya dikursi disamping Elin yang tengah sibuk ber make up. Entah berapa lapis bedak yang elin pakai yang jelas wajahnya terlihat sangat menor seperti tante girang.

"Lo mau belajar apa mau ke pub tebal amat".Gumam Ai pelan namun sayang elin dapat mendengarnya dengan jelas.

"Apa lo bilang".Geram Elin

"Lo monyet".ucap Ai

"Lo Babi, preman kampungan miskin jalang".teriak Elin kesal

"Tau gua demi alek kagak ngapa ngapa".Ucap Ai santai. Ae lah santai mulu lu.

Sungguh Elin sangat kesal dengan Si ai ai ini, jika ia boleh memilih lebih baik ia duduk dengan siswi lain dari pada harus sebangku dengan makhluk seperti Ai.

"Nah kan ngaku juga lo".

"Bacot lu gua seleding nangis juga lu".ucap Ai

"Bu saya mau pindah saya gak mau sebangku sama dia".ucap Elin menunjuk Ai

"Loh.. Kenapa Elina?".tanya bu Weni- wali kelasnya.

"Saya gak cocok sama dia bu".

"Kamu bisa bertukar dengan temanmu yang lain kalo ada yang mau".ucap bu Weni

"Rel, tukaran yuk".Ujar Elin

"Jangan Rel gak mau gua sebangku sama dia".Ucap teman sebangku Rela, -Windy.

"Idih. May tukaran yuk".Ajak Elin kesekian kali

"Gak mau ogah gua sebangku sama dia".ucap Maya menunjuk Ai yang tengah main ponselnya.

"Apa lagi gua. Amit amit sama si Elin cabe".Celutuk Rina teman sebangku Maya.

"Lo ya awas lo".Geram Elin ketika melihat semua respon kurang baik dari teman sekelasnya.

"Tuh kagak ada yang mau kan, udah lu mending diem sama gua aja mayan gua pinter".Bangga Ai

Elin memutar matanya malas.

Seburuk itukah dia sampe semua orang tidak mau mengajaknya berteman. Kurang apa lagi dia cantik, kaya terkenal. Tapi sayang gadis itu terkenal dengan kesombongannya.

11 12 si sama Ai. Nasib lo sama tong.

"Hahaha.. kasian gak ada temannya".Ejek ai

Padahal ia tak sadar jika dia sama elin tak ada bedanya.

"Nyadar diri lo juga gk punya temen kampret".Kesal Elin.

"Iya sih".

"Yah tinggal lo temenan berdua aja apa susahya sih".Author

"Susahnya tuh gua gak mau thor njing".Elin

"Gua apa lagi".Ai

TRAVIEZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang