Tiga belas- Dihukum 2

5 2 0
                                    

Ai menatap jengah pria didepannya rasa kesal ingin menabok wajah imut itu. kesal karena pria itu memberikan hukuman seperti dirinya adalah seorang babu.

"Dari lantai 1 sampai tiga bersihkan sampai benar benar bersih".

"kalau udah selesai lanjut perpustakaan susus buku buku".

"kemudian kembali kelapangan pungut semua sampah daun kering itu".

"Gua gak mau tau lo harus ngerjain yang bersih".

Wow ia sendiri bingung sebenarnya status dia disini itu apa? Babu atau seorang murid?.

Perintahnya yang tidak main main membuat Ai ingin mati saja. hari ini adalah hari tersial baginya, dituduh membawa buku porno kemudian diberikan hukuman yang sangat banyak.

"Lu pikir gua apaan? Ha?".ucap Ai

Darrel mengangkat satu alisnya

"Lu ngasih hukuman apa mau bikin gua mati muda? Parah lu".kesal Ai

"ngasih hukuman".ucap Darrel sekenanya.

Ai mencak mencak ditempatnya

"Lu. bisa gak kalo ngasih hukuman itu satu aja".ujar Ai

"Gak bisa".ucap Darrel singkat.

Sepertinya mengajak berdebat ketos ini tidak ada yang membuahkan hasil.

"Badan gua lemes tos, satu aja ya hukumannya?, kalo gua pingsan mati gimana?".Ah sepertinya gadis itu tengah merayu darrel yang hanya menatapnya datar.

"Enggak?".ujar darrel dingin

"Aish. satu aja ya? Ah dua, dua aja kalo gitu iklas gua".tawar gadis itu memelas.

"Lu nawar?".ucap Darrel membuat Ai mendengus kesal.

"Seblak bi Arsy enak gua suka, lu mau?".ucap Ai lagi.

Sepertinya gadis itu tak kehabisan akal ingin terbebas dari hukuman. Bahkan gadis itu terang terangan menawarkan makanan untuk sogokan kepada ketos dingin itu.

"Lo nyogok gua? Gua bukan lo. Sekarang lo kerjain perintah gua sebelum gua tambahin!".ucap Darrel tegas.

"Ehh... ck iyya iyya, nyesel lu kampret padahal seblak bu arsy enak pake banget tau".ucap Ai kesal.

Darrel berdecak pelan menatap jengah perempuan bar bar didepannya yang terlihat kesal.

"1 2-".

"Ti-".

"Oke oke. Dasar bocah sialan lu".










***

Disini Ai berada, didalam ruang perpustakaan yang tidak terlalu ramai mungkin hanya 5 orang penghuni perpustakaan besar ini termasuk dirinya.

Kedua tangannya dipenuhi tumpukan buku besar yang begitu banyak sampai membuat gadis itu terangah rengah menimangnya.

Sesekali Ai mengusap peluh keringat didahi serta tengkuknya. Capek yang ia rasakan bukan main main ketika sudah dua tempat yang ia bersihkan.

Wc 12 pintu

Lapangan basket

Dan terakhir perpustakaan.

Tak habis pikir dengan kehidupannya yang begitu sial hari ini.

Dituduh oleh orang orang yang bahkan ia tak pernah melakukan itu membuat Ai kesal setengah mati.
Tapi setelah menuruti kesabarannya sampai sekarang hukumannya akan segera berakhir.

Peletakan buku terakhir dipojok membuat Ai menghela nafas lega. Akhirnya ia bisa bernafas dengan bebas.

Tangannya menutup mulutnya yang menguap karna mengantuk. Rasa kantuk menyerang Ai dengan terpaksa membuat gadis itu menumpukan kepalanya ditangannya yang ia lipat diatas meja.


***

Ai menggeliat ketika merasakan seseorang menepuk keras bahunya tak sampai disitu, bahkan seseorang itu mengguncang bahu Ai.

Matanya terbuka perlahan menyesuaikan penglihatannya kearah sinar matahari dibalik jendela yang sedikit terbuka.

Setelah menggeliat matanya kini sukses terbuka normal. Dilihatnya seorang gadis yang berkacak pinggang sambil mendengus sebal tak lain adalah Elin.

"Bangun juga lo".ucap Elin

Ai mendengus kesal menatap elin yang berani membangunkannya, apakah dia tak tau seberapa capeknya ia setelah menjalani hukuman.

Untung temen

"Ck ganggu lu monyet".dengus Ai

"Kalo gak gua bangunin lu mau bangun jam berapa emang? Ha!, lu mau nginep disini?".omelnya

"Gua capek ege".

"Lagian sapa suruh lu bawa buku kayak gitu".ucap Elin

"Ngawur lu, gimana mungkin gua bawanya kayak gitu".ucap ai sebal

"Iya juga sih, tapi emang tu buku bisa terbang sendiri gitu?".ucap Elin

Ai menghela nafas

"Lu kayak gak tau aja artis kayak gua banyak haters nya, mungkin salah satu dari mereka naruh buku itu dalam tas gua".ucap Ai mengangkat bahu

"Bener sih, lo sepemikiran gak kalo si Dera yang naruh itu?".ujar Elin

Ai menggigit kuku panjangnya "Emang iya, simonyet ngelakuin itu?".ucap Ai tak yakin.

Tak yakin setelah melihat betapa tersiksanya gadis itu dibawanya. Emang iya dera melakukan itu lagi, gak ada kapok kapoknya gitu?.

"Entah".Elin mengangkat bahu tak acuh

"Ck gak peduli gua serah ah serah".

"Eh btw gua tidurnya lama juga ya, dari jam 11 sampe jam 2 siang".

"Lu kan tidurnya kayak orang mati".ucap Elin enteng

"Kampret lu".

"Haha. Cari makan kuy gua yang traktir".ucap Elin

Mata ai yang tadinya sayu kini telah berubah menjadi segar ketika mendengar lontaran Elin

"Idih serius lu".ucapnya

"Serius, eh tapi makannya dipinggir jalan aja ya?".ucap.Elin

"Lu kira gua matre pake segala makan diresto. Kuy kita ketempat langganan gua dulu, enak dijamin entar lu ketagihan".ujar Ai diangguki Elin.

TRAVIEZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang