Jam 3 sore semua murid sudah berhamburan bersiap ingin pulang.termasuk gadis tomboy yang sedang berjalan santai menenteng ranselnya
Gadis itu berjalan sendiri. Elin yang pamit duluan karna ada sang kekasih yang menjemputnya sementara Syerli lebih awal pulang karna tiba tiba perutnya sakit, awalnya Ai dan Elin ingin mengantarnya tapi syerli menolak tidak ingin merepotkan.
Padahal kedua gadis itu biasa aja.
Ai bernyanyi riang mengikuti alunan musik kesukaannya Missing you, dengan henset terpasang dikedua telinganya.
"I missing you... I her for you uuu..".Ai bernyanyi sangat indah dan merdu suaranya yang cantik seperti tidak mengenal gorengan padahal gadis itu sering sekali memakan makanan berminyak itu.
Jarak dari rumah kesekolahnya lumayan dekat sekitar 1 kilo dan Ai memutuskan untuk berjalan kaki saja dari pada uangnya akan terkuras membayar ongkos bis.
Selain itu Ai ingin kesuatu tempat sebelum pulang. Jadwal pekerjaan Ai sudah diubah, jika dulu jam 3 sore maka sekarang Ai akan bekerja pada jam 7 malam. Pekerjaannya dimudahkan mengingat Ai adalah
pelajar.Ai menatap danau yang sangat indah didepannya, rasanya begitu nyaman ketika melihat pemandangan didepannya ada rasa lega ketika menatapnya semua masalah seketika hilang begitu saja.
Gadis itu membuka ranselnya dan mengambil sebuah botol yang berisikan anggur merah.
Ai meneguknya hingga hampir setengah, rasa panas menjalar ditenggorokannya tapi begitu nikmat bagi Ai.
Satu botol sudah tandas akibat ulah Ai. Tenang saja 1 botol tidak akan mudah membuat Ai mabuk gadis itu sudah terbiasa dengan minuman itu.
Bagaiman tidak dari kelas 2 smp gadis itu mulai mencoba minuman itu. Bisa dikatakan amer adalah obat penenangnya ia sudah sangat candu dan sudah bergantung dengan benda itu.
****
Ai menatap keadaan suasana kafe, banyak pengunjung datang dan nongkrong ditempat itu.
"Rame ya mbak".ucap Ai menatap sekelilingnya.
"Maklum Ai, malam minggu".ucap Naya
"Eh Ai mending lu anter nih dimeja no 9 gua ada urusan dulu didapur".ujar Naya memberikan nampan itu
"Iya siap siap".ucap Ai
"Selamat menikmati mas".ucap Ai sesopan mungkin
"Loh Ai? Lu kerja disini?".kaget Reno
"Lumayan gajinya besar".ucap Ai
"Lu gak risih sama tuh baju? Pendek amat".celutuk Arkan begitu saja.
Ada rasa kesal melihat penampilan Ai yang begitu seksi.
Entah karna apa
"Justru ni baju yang paling besar ukurannya".
"Risih si risih tapi ya mau gimana lagi dari pada gua gak kerja".lanjut Ai
"Eh Ai bagi nomor syerli dong".ucap Gio
"Gua gak punya. Kalo lu cowok minta aja sendiri".ucap Ai dan pergi dari sana.
Gio hanya memasang wajah masang
"Makanya yang getle dikit dong".ejek Reno.
***
Ai memijat tengkuknya yang pegal. Kini jam sudah menunjukkan pukul setengah 11 malam. Tak begitu banyak kendaraan berlalu lalang hanya beberapa saja.
Dan Ai sangat takut ketika kakinya melangkah melewati gang gang yang sepi dan sunyi.
"Hai cantik sendirian aja nih? Pacarnya mana?".ucap seorang preman yang tengah mabuk itu
Ai meringis jijik ketika preman itu hampir menyentuhnya.
Tapi Ai tahan dan mengambil lengan pria itu lalu melilitkan kebelakang dan menendang perutnya sekuat tenaga.
Preman itu terjatuh memegangi perutnya yang sakit dan bangkit ingin mengejar Ai yang tengah berlari kencang.
Ai dengan sekuat tenaga berlari menghindari preman yang mengejarnya.
Ai memicing ketika melihat silau lampu motor. Ini kesempatannya.
Gadis itu merentangkan tangan menghalangi pengemudi itu.Citt....
"Woy lu gila? Ha.. Lu mau mati".ucap pria itu kesal.
"Arkan? Arkan tolong kasi gua tumpangan tadi ada preman yang ngejar ngejar gua".ucap Ai memohon
Arkan yang sempat berfikir jika gadis itu berbohong tak jadi ketika melihat seorang pria yang tengah mabuk memanggil Ai.
"Nih pake".ujar Arkan melempar hoodie maron kepada Ai.
Ai menerimanya dan melilitkan dipinggang kecilnya.
Ai begitu mudah menaikkan tubuhnya keatas motor besar Arkan, karna gadis itu memiliki tinggi 170 cm.
"Udah siap".ujar Ai
"Pegangan".titah Arkan
Ai memegang pundak Arkan
"Ck lu kira gua ojek? Ha, pegangan yang bener".ucap Arkan kesal dan menarik tangan mungil Ai sehingga melingkar sempurna dipinggang cowok itu.
"L-lu gilo lu".ucap Ai kaget
"Diem".
Arkan langsung saja menancap gasnya diatas rata rata tak peduli Ai yang tengah kesal karna rambutnya yang berantakan
"Woy monyet, nyawa lu berapa si?".teriak Ai kesal
"Bacot".ucap Arkan
Keduanya telah sampai didepan sebuah kontrakan berwarna coklat yang tidak sempit sempit amat. Dan ini kedua kalinya Ai diantar oleh pemuda yang sama.
Yaitu Arkan
"Makasih Ar".ucap Ai tulus
"Hm, lu gak nawarin gua masuk?".ucap Arkan
"Gosah mending lu pulang terus istirahat udah jam 1 malam".ujar Ai mendorong tubuh kekar Arkan
"Ck iya iya".ucap Arkan pasrah
"Hati hati dijalan nyet".ucap Ai berusaha menahan kentut eh ketawa ketika melihat wajah masam Arkan.
"Hm".
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAVIEZO
Teen FictionBukan cerita si cewek lemah dibully akan langsung menangis. Gadis itu beda. Melawan jika ditindas Dia gadis pemberani, licik, bar-bar dan juga punya segudang rencana yang bisa menjatuhkan lawannya. "Lo terlalu berkuasa sampai lupa tenaga lo kayak ke...